Mohon tunggu...
Guido Gusthi Abadi
Guido Gusthi Abadi Mohon Tunggu... Penulis - Spiritual-Being

Seorang Mahasiswa Psikologi yang mempunyai interest di bidang Filsafat, Sosial, Psikologi, Teologi, Agama, Spiritual, dan Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Nabi dan Rasul Islam Hanya Ada di Timur Tengah?

16 November 2024   00:17 Diperbarui: 16 November 2024   00:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Timur Tengah sekitar tahun 1950, oleh Norman J. Padelford. Sumber: www.historicpictoric.com

Lalu, di dalam Hadits,


"Jumlah para Nabi 124.000 orang, 315 orang diantaranya mereka adalah rasul. Banyak sekali." (HR. Ahmad, no. 22288).


Kita bisa melihat, bahwa Nabi tidak sebatas yang diceritakan di dalam Qur'an saja. Ada pada setiap umat, dan jumlahnya banyak sekali.

Kalau kita berpikir 124.000 itu sedikit jika dibandingkan dengan luasnya bumi, maka pikirkanlah batas penutup Nabi, yaitu sejak Nabi Muhammad pada abad ke 7 Masehi. Dahulu, daratan di bumi tidak seterpecah dan seterbagi-bagi seperti sekarang, kata "umat" tidak sebatas penduduk satu kota, apalagi satu kelurahan.

Kata umat mengacu pada suatu bangsa atau masyarakat, satu bangsa bisa sangat luas wilayahnya. Ada berapa bangsa yang kita kenal selama ini dalam sejarah? Kira-kira 300-an rasul atau 120-an ribu Nabi itu terlalu sedikit, cukup atau banyak?


Maka misalnya ada umat yang bernama D di suatu wilayah X, dan pada saat itu sudah diutus seorang nabi kepada mereka, maka ketika mereka terpecah atau bermigrasi, yang awalnya bernama umat D, sekarang menjadi umat A, B dan C, sejatinya umat C sudah pernah diutuskan seorang Nabi kepada mereka. Sisanya, para penerus nabi, orang-orang yang berpegang teguh terhadap ajaran Nabi mereka dahulunya yang punya peran untuk meneruskan dan mempertahankan ajaran Nabi mereka.

Wallahu A'lam Bisshowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun