Mohon tunggu...
Moh. Rido Saiful Amin
Moh. Rido Saiful Amin Mohon Tunggu... Scriptwriter - Editor -

A professional time waster | Sunseeker | Editor Perhatian | Travelwriter | Scriptwriter: Film JDS (2015) Danur (2015) Lovely High School | CP: edogawa32@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

One Day Trip Cirebon Culinary

28 Oktober 2015   17:10 Diperbarui: 28 Oktober 2015   17:33 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="tusuk aku, Bang! Tusuk aku! Cie yang biasa ditusuk dari belakang"]

[/caption]

Dari dulu sate kambing juga bentuknya gitu-gitu aja. Tapi, jangan salah, daging kambing pilihan di rumah makan H. Apud ini berbeda. Katanya diambil dari kambing muda yang siap potong, udah matang dan mapan. Kambingnya juga harus yang bersih dan wangi biar dagingnya empuk dan enak dikunyah, ngaruh ya?

Setelah potongan daging sate disiram kecap manis, dan sedikit perasaan jeruk nipis, gue comot satu. Enak! Gue ambil lagi dua, tiga, sampai lima. Padahal, nasi belum datang. Sabar menunggu tiba deh giliran makanan dari surga empal gentong itu hadir di meja diantar oleh pelayan yang jalan gemulai. Tapi ya saudara-saudara seiman dan setakwa, jangan banyak-banyak makan empal gentong, karena kan dagingnya itu daging jeroan jadi diatur makannya.

Terhidang di depan mata gue semangkuk empal gentong dengan kuah kuning yang gurih, potongan tipis babat, usus, dan pilihan organ dalam itu siap berpindah ke dalam mulut gue. Asap bening masih mengepul di atas mangkok. Sepiring nasi putih hangat pun berada tepat di sebelah mangkok dan siap disendok.

Sebelum Inem, si pelayan seksi itu pergi gue minta tolong pesan minum es teh segar. Lengkap sudah, seporsi sate kambing, semangkuk empal gentong, empal asam, dan sepiring nasi putih plus es teh. Ngoahaha

[caption caption="Apa pun makanannya, minumnya teh botol Sosro! - bukan produk sponsor"]

[/caption]

Empal gentong ini adalah empal yang dimasak di dalam gentong menggunakan bara api, biasanya juga bara dari batok kelapa. Kenapa harus batok kelapa? Karena tingkat panas bara batok kelapa tahan lama dan tidak meninggalkan bau serta asap yang pekat. Menu daging empal gentong sebenarnya bisa pilih sesuai selera, mau isi daging, usus, babat, organ dalam, ataupun organ vital. Bahkan, menu pendampingnya juga bisa nasi maupun lontong.

Soal citarasa, setelah sendok pertama gue seruput kuah kentalnya yang creamy santan itu emang maknyus. Butiran daun kucai pun terasa lidah selain bawah goreng. Gurihnya kuah ditambah dengan potongan daging yang empuk membuat lidah gue bergoyang dangdut saking enaknya. Mata gue merem melek karena panasnya. Endes, Cyin.

Sendok demi sendok tandas masuk ke dalam mulut gue. Tanpa dosa gue pun melahap satu lagi, empal asam. Empal asam ini adalah sama-sama empal. Bedanya, kuahnya lebih bening dan rasanya asam segar. Dagingnya pun sama, bisa pilih, boleh juga ditambah tulang lunak maupun tetelan daging lainnya. Biasanya, lebih gurih kalo dapat daging kikil, dijamin nagih. Untuk minum lebih segar es duren atau es kelapa muda untuk menetralkan panas kuahnya. 

Buat pecinta kuliner yang doyan makan berkuah dan sate kambing muda, rumah makan H. Apud ini rekomended banget. Lokasi strategis pinggir jalan sangat mudah dijelajahi, begitu pun harga yang bersahabat dan terjangkau.

Gue makan di tempat itu nggak pernah bosan, dulu rumah makan ini masih kecil dan hanya beberapa meja. Sekarang udah ngantre yang beli dan laris manis tanjung perak, gadis manis minta ditembak! Itulah jalan-jalan makan versi gue di Cirebon yang asyik menunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun