Mohon tunggu...
Frederikus Bata
Frederikus Bata Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik UPN'Veteran' Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Senyuman

9 April 2014   04:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit berkaca sedikit kelabu pertanda mendung, hujan pun menyapu

Rintik-rintik derai hujan pun turun laksana peluh sang dewa bercucuran

Ada makhluk dengan wajah merah merona tak sanggup menangkap senyum

gelak tawa sang arjuna yang selalu terlihat sumringah pertegas ciri khas yang tampak

Makhluk itu bukanlah kaum sudra yang terpaksa mati rasa karna tak ada pelukan

ataupun brahma yang selalu mencari simpati di depan para ksatria

Dia adalah bingkisan untuk sang adam yang tak pernah berhenti berusaha

Mencari makna terdalam dari sang dewi yang sedikit malu-malu namun bersahaja

Belasan tahun terlewati, ribuan hari siang dan malam menghiasi

tak ada yang berubah, sang arjuna hanya menunggu dan menikmati harapan

adalah sang dewi tak tahu, ataupun tak pernah diberi tahu seberapa dalam pungguk itu merindukan bulan

Mungkin hanya sebuah senyuman sejenak lepas dahaga dari riak gelombang perasaan yang jadi tak menentu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun