Karena pada dasarnya manusia butuh piknik, bukan?
Minggu, 27 Mei 2018 aku dan kedua temanku Evi & Dani, kami sepakat untuk pergi sejenak dari rutinitas kami biasanya untuk berlibur (lebih tepatnya jalan-jalan) dengan tujuan utama Kebun Raya Bogor. Kala itu semesta memang lagi berpihak pada kami, cuaca cerah dan persiapan beberapa uang saku kami pun sudah ok tidak ada masalah.
Perjalanan menuju kota Bogor kami lakukan menggunakan KRL Jabodetabek. Sayangnya rencana awal kami berangkat bersama harus sirna, karena perutku yang tidak beres. Alhasil Evi dan Dani pun berangkat terlebih dahulu menggunakan KRL tujuan Jakarta Kota tepat pada pk. 5.42, begitu juga denganku yang menyusul pada pk. 6.45. Dengan menggunakan sistem transit antar stasiun, Evi dan Dani tiba di Bogor sekitar pk. 7.30 atau lebih sedikit dari itu, dan segera menuju Gereja Katedral Bogor untuk melaksanakan Misa Mingguan.
Bagaiamana denganku ?
Untuk melakukan perjalanan menuju kota Bogor bagiku hari itu adalah pengalaman yang luar biasa, karena apa,, kondisi perutku yang tidak beres memaksaku untuk berhenti di beberapa stasiun hanya untuk sekedar buang air besar (dibaca : boker), benar-benar menguras tenaga dan waktu. Hehehehe. .
Dan akhirnya aku pun tiba di stasiun Bogor pada pk. 9.45 dan memutuskan menghampiri kedua temanku yang kebetulan sudah berada di Gereja Katedral. Akupun sejenak bernostalgia dengan membeli salah satu jajanan sewaktuku SD yaitu Telor Gulung seharga 5 ribu untuk 5 tusuk. Enak karena ada lilitan bihun putih yang dibalut dengan telor dan di campur dengan saus tomat,, mak nyuss lah pokoknya. . hehehehe
Tepat pk. 10.15 kami bertiga pun bertemu dan memutuskan untuk sarapan (itu pun sebelum sarapana aku harus boker lagi untuk ke sekian kalinya),, ya kami sarapan soto mie di selasar depan halaman gereja. Lumayan untuk mengisi perut kosong kami, yang sedari pagi belum makan. After that, atau setelah itu kami langsun memesan Go-Car untuk melakukan tujuan utama kami menuju Kebun Raya Bogor (selanjutnya disingkat KRB). Dengan durasi perjalanan yang tidak cukup lama, kami pun akhirnya sampai di KRB sekitar pk. 11.15.
Tepat di depan pintu masuk utama, kami pun segera menuju ke loket untuk membeli tiket. Harga tiket masuk KRB pun cukup terjangkau hanya 14 ribu saja per orangnya untuk sekali masuk.
Kebun Raya Bogor dengan luas mencapai 87 hektare ini kami pikir tidak akan kami telusuri tiap sudutnya dalam waktu yang cukup singkat di siang hari itu. Hahahahaa... Dalam hati pun (males juga seharian cuma lihat-lihat tanaman dan pohon). Dengan mengikuti petunjuk arah jalan, kami pun memutuskan menuju ke flora yang paling terkenal yaitu Bunga Rafflesia (dibaca : bunga bangkai) karena menurutku itu sangat legenda sekali, bahkan di buku-buku anak SD pun itu sangat familiar khususnya pada buku mata pelajaran IPA.Â
Sembari berfoto (dibaca : selfie alay) kami menyusuri tiap jalan ber-aspal menuju bunga bangkai itu, namun sayangnya tidak ketemu-ketemu atau semacam tersesat dan tak tahu arah ke mana bunga bangkai itu berada. Kami menyusuri Jembatan Gantung  juga yang cukup hitz dan instagramble banget buat berfoto ria ala anak-anak alay gituhh,,, sambil mencari jalan menuju bunga bangkai. Kami bertemu dengan beberapa penjaga KRB dan aku pun sempat bertanya ke mana arah menuju bunga bangkai itu. Dan si bapak-bapak itu memberitahuku bahwa saat ini bunga bangkainya sedang tidak mekar, dan sepi peminat, bahkan kalau tidak mekar kesannya kurang bagus juga.,, ya sudah kami pun akhirnya berganti haluan menuju Taman Astrid yang kalau dilihat dari jarak jauh cukup luas, indah dan pastinya cucok buat ngefoto alay-alay.
Ya kelakuan kami bertiga tak luput dari berfoto alay (mungkin cara kami menikmatinya seperti itu). Dan arhhggggg,, semesta tidak mendukung. Julukan Bogor sebagai kota Hujan pun kami rasakan ketika sedang asyik berfoto lalu hujan. Hahahaha... kami pun berlari menuju salah satu gazebo yang ada di sekitaran Taman Astrid. Sebetulnya hujan pun tidak cukup lama, hanya sekitar 30 menit kurang lebihnya. Dengan berakhirnya hujan kami pun mencoba kembali menyusuri beberapa tempat yang ingin kami tuju, salah satunya adalah Kolam depan Istana Bogor.Â
Sepanjang berjalan pun kami asyik ngobrol sana kemari, salah satunya teman kami Rangga yang mencoba berkomunikasi dengan kami melalui Video Call ala-ala anak hitz. Ya, kami mengajak ketemuan dengan Rangga setelah kami selesai berkunjung di KRB.
Melanjutkan perjalanan menuju Kolam depan Istana, kami sempat ditegur salah satu penjaga keamanan, dan dilarang berjalan di arah yang sebetulnya masih cukup jauh dengan batas aman istana, dan kami berputar arah dan hasilnya kami sampai juga di Kolam depan Istana.Â
View-nya cukup bagus dengan background pilar-pilar istana dan rumput-rumput hijaunya melengkapi template foto orang-orang yang ingin berfoto di situ. Tapi aku pun tidak terlalu semangat berfoto di situ, tidak halnya dengan Evi dan Dani, yang semangat banget dari awal perjalanan sampai saat ini untuk berfoto alay. Sembari istirahat sejenak kami pun ngobrol-ngobrol sedikit tentang apapaun, hehehee. Karena dirasa cukup bagi kami bertiga, kami pun memutuskan untuk mengakhiri perjalanan kami di KRB ini, dan kami telah mempersiapkan tujuan kami selanjutnya.
Dengan menyandang status suami dari istrinya, kami melakukan agenda pertemuan dengan Rangga di salah satu cafe hitz di kota Bogor. Kedai Kita namanya, terletak di tengah kota Bogor, kami melakukan janjian disitu yang katanya cukup terjangkau baik harga maupun jaraknya.Â
Menuju Kedai Kita kami masih menggunakan transportasi kekinian yaitu Go-Car. Sesampainya di sana, kami pesan tempat sambil menunggu kedatangan Rangga dan istrinya. Tak lama dari itu kami memutuskan pesan makanan terlebih dahulu (tidak ku tulis karena lupa nama makanannya dan tentunya harganya). Rangga pun datang, langsung ikut memesan makanan dan kami melanjutkan obrolan kami yang gurih-gurih ini.Â
Makanan dan minuman pun datang, kami menyantap sejenak sambil cerita tentang apa yang bisa kami ceritakan. Pertemuan kami pun berlangsung cukup lama, sekitar 2 jam sebelum akhirnya kita memutuskan untuk pulang dengan cara peregrinasi ala-ala frater Jesuit dari cafe Kedai Kita menuju stasiun Bogor. Dan itu jaraknya lumaya jauh euyyyyy. . .Satu jam perjalanan kami tempuh berjalan kaki, akhirnya kami tiba di Stasiun Bogor dan langsung menuju ke Cikarang untuk pulang.
Mohon maaf apabila kurang berkenan,, cuma ingin berbagi cerita
Thank you,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H