Mohon tunggu...
Edo Bayuaji
Edo Bayuaji Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jaga Anakmu Dari Sinetron

21 September 2015   20:00 Diperbarui: 23 September 2015   22:02 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

          Sinema elektronik atau yang kita kenal sebagai sinetron adalah media komunikasi yang di kemas oleh media ke khalayak umum yang kita terima dengan melihat dan mendengar .Sinetron memang salah satu tayangan televisi yang banyak digemari karena selalu menyuguhkan berbagai cerita seperti cerita cinta, cerita horor dan juga yang berbau komedi. Stasiun televisi di Indonesia berlomba lomba untuk menyajikan sinetron yang bisa menarik perhatian masyarakat mulai dari isi cerita ,para pemeran dalam cerita tersebut dan bahkan efek efek editing yang begitu menarik karena perkembangan teknologi yang selalu berkembang pesat. Efek efek editing juga dipakai di sineton yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta yang berbau mitos yaitu 7 Manusia Harimau. Dimana tayang perdana pada 8 November 2014. Sinetron ini bisa dianggap baru karena masyarakat biasanya selalu disuguhkan sinetron dengan unsur drama tetapi sinetron ini dikemas dalam unsur kebudayaan dan mitos. Sinetron 7 Manusia Harimau ini diangkat dari sebuah desa yang ada di Bengkulu diceritakan ada seorang pria yang bernama Mara adalah seorang guru Matematika berusia 25 tahun yang berasal dari Jakarta yang dinar untuk mengajar di desa kecil di Bengkulu disana Mara merasa nyaman. Diceritakan bahwa Ayah Mara yang bernama Peto Alam memang lahir di desa Kayu Lima di Bengkulu. Penduduk desa lain menjuluki desa Kayu Lima ini sebagai gudang ilmu hitam karena adanya manusia yang memiliki ilmu harimau digunakan untuk menjaga kebun teh dari gangguan pencuri. Mara kemudian sampai di desa Kayu Lima dan tujuan pertamanya pada saat itu adalah mencari seseorang yang bernama Lebay Karat yang  dianggap dituakan di desa tersebut. Karena kedatangan Mara di desa kayu lima tersebut membuat para inyit atau inyek menjadi penasaran siapa pria tersebut bahkan mereka meyakini jika Mara adalah bagian dari mereka atau salah satu dari manusia harimau. Kejadian demi kejadian terus terjadi dan membawa Mara menjadi semakin masuk kedalam lingkungan dan kebudayaan di dalam desa Kayu Lima tersebut.

          Sinetron 7 Manusia Harimau ini memang berbau mitos dan kuat dengan kebudayaan Bengkulu dimana latar tempat pembuatan sinetronnya langsung berada di daerah hutan. Cerita yang disuguhkan juga banyak mengandung atraksi fisik sepergi ilmu silat dan berkelahi. Isi didalam cerita terus menerus menayangkan sebuah adegan yang dramatis yaitu mulai dari adanya masyarakat yang sakit atau terkena racun lalu disembuhkan dengan ilmu yang dimiliki oleh manusia harimau dan juga adengan yang selalu ada didalam cerita yaitu ilmu silat dimana desa Kayu Lima ini memiliki banyak musuh terutama yang ingin menghancurkan para manusia harimau. Isi didalam cerita dimana selalu ada adengan silat atau berkelahi menjadi kekuatan dalam cerita ini ditambah juga efek efek editing seperti wujud manusia yang berubah menjadi harimau serta binatang binatang lainnya yang ada didalam cerita.

          Konsep awal dari sinetron ini memang ingin mengusuh cerita mitos di desa kecil di Bengkulu. Tetapi seiring bertambahnya episode episode isi dari cerita ini kemudian merujuk pada keanehan keanehan diluar naluri manusia seperti binatang binatang yang muncul dalam cerita yang berwujud siluman. Serta yang paling mencolok adalah adegan berkelahi yang dilakukan secara terus menerus dimana seolah olah keadaan dalam cerita itu selalu mengandalkan perkelahian dalam menyelesaikan masalah .

          Jika melihat dari segi teori  yaitu agenda setting dimana media menyuguhkan sebuah informasi atau berita yang dikemas sedemikian rupa atau seringkali terlalu berlebihan dari realita yang sesungguhnya supaya masyarakat menjadi tertarik untuk melihat acara atau pemberitaan yang diberikan oleh media. Disini sinetron 7 Manusia Harimau mengangkat sebuah cerita mitos untuk dipublikasikan sebagai sebuah drama televisi tetapi tidak dipungkiri bahwa media atau produser memang menambahkan bumbu bumbu dalam cerita ini yang membuat seolah olah cerita ini benar benar dramatis mulai dari latar tempat di daerah hutan, situasi seperti jaman dahulu, bahasa yang dipakai menggunakan bahasa asli bengkulu dan adanya tambahan efek visual seperti manusia yang berubah menjadi seekor harimau . Bisa dilihat bahwa memang perkembangan teknologi sangat membantu media untuk menyuguhkan sebuah visualisasi yang lebih menarik sehingga sebuah cerita bisa diwujudkan dengan adanya karaker seperti binatang atau perubahan lainnya yang tidak bisa terjadi di kehidupan yang sesunggungnya.

           Tetapi seiring berjalannya waktu muncul berbagai tanggapan terhadap sinetron 7 Manusia Harimau ini, mulai dari ceritanya yang terkesan berlebihan atau diluar nalar atau logika manusia serta adegan adegan yang berakibat tidak baik bagi anak anak yaitu adegan berkelahi yang selalu ditonjolkan. Karena hal ini banyak berbagai tanggapan atau pengaduan muncul terhadap efek yang ditimbulkan bagi masyarakat yang menonton. Diberitakan pada pekanbaru.tribunnews.com yang diposting pada 11 Mei 2015 bahwa Komisi Penyiaran dan Informasi Daerah (KPID) Provinsi Riau, telah memutuskan sinetron 7 Manusia Harimau yang tayang di sebuah televisi swasta nasional, tidak layak untuk ditonton anak-anak. Keputusan ini diambil dua pekan usai tewasnya Hasrandra, bocah kelas 1 SD Yayasan Islam Zaidar Yahya, Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Korban tewas usai dikeroyok oleh lima temannya di sekolah, Selasa (28/4/2015) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Serta KPID Riau juga menghimbau agar adegan kekerasan, mistis dan horor untuk dapat dikurangi.

          Selayaknya sinetron memang sebuah suguhan sersifat menghibur dan juga memberikat informasi  yang berisikan cerita fiksi, mengangkat dari sebuah mitos atau cerita nyata yang disuguhkan kesebuah drama untuk khalayak banyak. Dimana disini peran media dan juga produser serta editor sangat penting terhadap kualitas cerita yang nantinya akan disuguhkan. Terkadang media terlalu mengolah cerita sedemikian rupa dan memberikan efek efek yang berlebihan dengan dasar supaya produksi yang dihasilakn bisa menarik perhatian masyarakat untuk menonton tanpa mempertimbangkan efek yang nantinya ditimbulkan dari cerita yang di suguhkan.

 

 

 

 

 

Note : Tulisan ini saya buat sesuai dengan apa yang saya rasakan, Maaf jika ada kata-kata yang salah ataupun menyinggung.

 

 

 

Sumber :

 

http://www.rcti.tv/program/view/466/7-MANUSIA-HARIMAU#.VfbU9NLtmko

 

http://pekanbaru.tribunnews.com/2015/05/11/akhirnya-kpid-riau-putuskan-sinetron-7-manusia-harimau-tak-layak-tonton?page=2

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun