Pengetahuan merupakan hasil dari rangkaian proses yang secara matang telah disiapkan, direncanakan serta dilaksanakan berdasarkan batasan-batasan tertentu. Pengetahuan mengenai lingkungan merupakan aspek penting dalam pembuatan kebijakan dan strategi pengembangan dan permbedayaan lingkungan. Penyebaran pengetahuan lingkungan dimulai sejak tahun 1970 dan semenjak itu banyak diadakan agenda internasional mengenai lingkungan. Salah satu agenda pioneer pengembangan lingkungan diselenggarakan pada tahun 1970 dengan dilakukannya pengembangan daerah dan lapangan pelestarian lingkungan. Kesuksesan agenda konferensi itu didukung pula dengan ditemukannya tanah subuh berbasis luas yang kemudian dikembangkan hingga tahun 1990an. Pada UNCED Earth Summit in Rio de Janeiro tahun 1992, pengembangan pengetahuan lingkungan mendapatkan perhatian khusus. Pengembangan tersebut dinilai akan sangat membantu dalam program pelestarian alam dalam cakupan dunia. Agenda 21 dalam konferensi tersebut berisi mengenai peran edukasi lingkungan serta pembekalan guna meningkatan kesadaran terhadap lingkungan. Pada agenda konferensi Rio Plus Ten Earth Summit di Johannesburg tahun 2002, tema mengenai peran edukasi lingkungan dan komunikasi dalam mempromosikan perkembangan pola hidup juga masih mendapatkan perhatian.
Telah banyak kebijakan-kebijakan mengenai lingkungan yang berkembang. Hal tersebut dipandang sebagai bentuk integrasi dari system edukasi formal mengenai lingkungan. Pengetahuan mengenai lingkungan dijadikan dasar dari pembuatan kebijakan-kebijakan yang dibuat guna untuk menjaga lingkungan.
Selain itu dunia bisnis dan industri menganggap pengetahuan lingkungan sebagai sarana dalam public relation. Terdapat banyak donasi dan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang bergerak di pelestarian lingkungan, baik yang dilakukan oleh divisi khusus pada suatu perusahaan hingga organisasi berbasis relawan yang dengan sukarela melakukan gerakan-gerakan yang mendukung pelestarian lingkungan. Dengan adanya pengetahuan mengenai lingkungan dalam dunia industry, akan berdampak pada pola pikir perusahaan dimana jika perusahaan tersebut menghasilkan suatu produk, jangan sampai limbah dari produksi mencemari lingkungan sekitar. Setidaknya pencemaran lingkungan dapat diminimalisir dengan adanya kesadaran individu hingga tingkat perusahaan mengenai lingkungan. Â Dengan demikian, dapat dilihat betapa pesatnya perkembangan pengetahuan dan kesadaran mengenai lingkungan baik di dunia baik secara formal ataupun non-formal.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan lingkungan, ditemukan banyak sekali  permasalahan, yang dapat dirumuskan menjadi beberapa point, antara lain :
-Kapankah kita dapat menyebut sesuatu sebagai pengembangan edukasi lingkungan jika dibandingkan dengan intstrumen sosial lainnya?
-Seberapa besar kontribusi pengetahuan lingkungan pada kehidupan yang berkelanjutan?
-Apa saja pertimbangan secara etis dan filosofis mengenai perkembangan pengetahuan lingkungan?
-Apakah strategi yang paling tepat dalam usaha pengembangan edukasi lingkungan berdasarkan pemberdayaan dan partisipasi dari komunitas lokal?
Peran pengetahuan lingkungan dalam kehidupan adalah membantu individu, kelompok dan komunitas mencari jalan keluar masing-masing menuju ke kehidupan yang baik dan berkelanjutan. Kedepan, edukasi mengenai lingkungan akan semakin dikembangkan. Dalam hal ini, dibutuhkan aspek sosial dalam menyebarkan pengetahuan tersebut kepada masyarakat. Aspek sosial dalam pengembangan edukasi lingkungan dibutuhkan sebagai pedoman pelaksanaan program pengembangan untuk menghindari dilakukannya penyalah gunaan aspek sosial dalam penyelenggaraan pengembangan edukasi lingkungan. Â Pengembangan edukasi lingkungan yang dibatasi dengan instrumen sosial akan menghasilkan masyarakat dengan pola pikir yang baik dan dunia yang lebih sehat.
Seperti yang telah dikatakan, pengembangan edukasi lingkungan dirintis sejak tahun 1970an sebagai dasar pemerintah dalam pengambilan keputusan mengenai lingkungan hidup. Beberapa instrument sosial yang melibatkan edukasi lingkungan antara lain legislasi, rencana insentif, pernyataan dampak pada lingkungan, konvensi multi-lateral, program ekstensi, kampanye dan edukasi formal maupun non-formal. Perlu dipikirkan strategi sosial yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pengembangan edukasi lingkungan dunia. Dengan strategi sosial yang, maksud dari pengembangan edukasi lingkungan pasti akan tersalurkan dengan baik sehingga dapat mengubah pola pikir masyarakat menjadi lebih ramah lingkungan dan sehat.
Suatu rangkaian kontinum dapat mengindikasi rasa percaya diri, tanggung jawab dan autotomi dari manusia yang dapat menujukkan peluang pengambilan keputusan seseorang. Sebagai contoh, dalam suatu kasus yang ekstrim ditemukan propaganda lingkungan yang diindikasikan oleh rendahnya tingkat autotomi, rasa tanggung jawab serta percaya diri. Sebaliknya, ditemukan pula pada suatu pengembangan edukasi lingkungan terdapat pemahaman yang baik yang diindikasikan melalui tingginya 3 aspek tersebut yakni autotomi, rasa percaya diri dan tanggung jawab. Dalam hal ini, edukasi lingkungan terlihat membawa pengaruh tidak hanya pada perlakuan fisik akan tetapi memiliki pengarhu terhadap moral yang terbentuk dengan diadakannya pengembangan pengetahuan lingkungan tersebut.