Mohon tunggu...
Edmundus Dewa
Edmundus Dewa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi Umum

2 Desember 2017   22:57 Diperbarui: 2 Desember 2017   23:59 1588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di dalam hidup, akan selalu ditemukan permasalahan. Mulai dari masalah individu, keluarga,kelompok masyarakat, negara hingga dunia; mulai dari masalah psikologi tiap individu hingga masalah keamanan negara. Keadaan dunia yang selalu berkembang dan dinamis menyebabkan terjadinya perkembangan pula pada permasalahan yang terjadi di dunia. 

Artikel ini membahas mengenai suatu pola pikir dimana untuk memecahkan masalah, tidak selalu dapat mengandalkan solusi teknikal.

Seperti halnya permainan tick-tack-toe. Permainan tersebut tidak dapat dimenangkan jika hanya berpikir secara teknikal. Keadaan akan berbeda tergantung pada tingkat kemahiran pemain lawan terhadap permainan tersebut. Untuk meraih kemenangan dapat dilakukan banyak hal mulai dari cara yang baik dan sportif hingga cara yang dinilai kurang baik sebagai contoh mempengaruhi lawan main dengan cara-cara curang. 

Permainanpun menjadi tidak sesimpel yang dipikirkan dimana harus menyusun strategi yang berbeda, menyesuaikan lawan main. Kebanyakan orang yang tidak mau kalah dalam permainan tersebut memilih untuk menolak dan menghindari ajakan untuk memainkan permainan tersebut.

Penulis menggunakan permainan tick-tack-toe untuk menjelaskan bahwa tidak semua strategi atau solusi teknikal suatu masalah dapat diterapkan di masalah yang lain, sebagai contoh yakni jika kita berbicara mengenai masalah populasi. Permasalahan-permasalahan umum di dunia tidak dapat lepas dari keadaan populasi manusia di dunia. 

Populasi manusia di dunia dapat dikatakan mengontrol segala aspek kehidupan dan masalah kehidupan di dunia. Beberapa permasalahan yang merupakan dampak dari keadaan populasi manusia antara lain masalahan mengenai kemanan negara, kemanusiaan, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya. Tidak ada solusi teknikal yang dapat memecahkan masalah-masalah tersebut.

Pernyataan Bentham, "Semakin banyak semakin baik" tidak lagi tepat diterapkan pada masalah populasi manusia. Pernyataan tersebut ditentang secara teoritis oleh Von Neumann dan Morgenstern yang mengatakan bahwa sangat tidak mungkin untuk memaksimalkan secara matematis 2 variable pada waktu yang sama. 

Dalam pernyataan tersebut, variable yang dimaksud ialah populasi dan sumber energi yang tersedia di bumi.  Pendapat dari Neumann dan Morgenstern juga didukung oleh fakta biologis mengenai manusia yang hidup memerlukan energi. Kita hidup di bumi, yang mana merupakan suatu cakupan wilayah terbatas dengan sumber energi yang terbatas pula, maka populasi manusiapun baiknya juga dibatasi. 

Faktanya hingga sekarang populasi terus tumbuh akan tetapi tidak diimbangi dengan sumber daya energi yang ada. Mulai banyak permasalahan-permasalahan yang menjadi dampak dari padatnya populasi manusia di dunia.

Masalah yang pertama adalah polusi yang merupakan konsekuensi dari perkembangan populasi manusia di dunia. Polusi dapat berupa polusi udara, air, tanah hingga suara. Semakin padat populasi manusia di dunia, proses daur baik secara alami, kimia dan biologis akan meningkat pula sehingga dapat mempengaruhi hak-hak manusia khususnya yang berkaitan dengan properti. 

Hal tersebut dapat dilihat dari limbah-limbah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik yang kemudian akan mengganggu ekosistem dan kelangsungan hidup individu di sekitar pabrik tersebut. selain itu tanpa sadar kita juga sering menjadi korban dari polusi suara. Pemerintah USA bahkan berani mengeluarkan dana banyak untuk menciptakan transportasi supersonic yang dapat mengganggu 50.000 orang demi kelancaran transportasi antar negara bagian yang dapat ditempuh 3 jam lebih cepat dari transportasi biasa. 

Hal-hal tersebut merupakan sebagian kecil contoh konkret efek dari polusi yang terjadi di dunia. Akan tetapi, semua itu dilakukan demi pemenuhan kebutuhan manusia di dunia baik kebutuhan pokok dan tambahan. Perkembangan populasi manusia yang sangat intens memicu dilakukannya pemenuhan kebutuhan tersebut melalui segala cara yang dirasa dapat memudahkan proses pemenuhan tersebut.

Kembali lagi dengan masalah populasi, semakin terbuka pikiran bahwa masalah populasi memang tidak dapat dipecahkan melalui pola pikir teknikal saja. Belum ditemukan upaya yang paling tepat untuk membatasi perkembangan populasi manusia guna menjaga keseimbangan dunia. Terdapat beberapa wacana kebijakan mengenai breeding control atau pemantauan lebih lanjut dalam hal jumlah anak yang dimiliki suatu keluarga. 

Beberapa tahun silam, terdapat pernyataan bahwa berapapun anak yang dimiliki suatu keluarga, tidak akan mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Pernyataan tersebut tidak lagi dirasa tepat untuk keadaan masa kini. Apabila semua keluarga memiliki pola pikir demikian, tidak dapat dibayangkan perkembangan populasi akan menjadi seperti apa dan juga nasib dari anak-anak itu yang terancam tidak terurus karena masalah pemenuhan kebutuhan.

Penetapan kebijakan-kebijakan dalam memecahkan suatu masalah, khususunya populasi, memiliki peluang untuk berhasil dan juga gagal. Penetapan suatu kebijakan akan selalu diiringi dengan munculnya argument-argumen yang mendukung maupun menolak. Seperti halnya bermain tick-tack-toe dimana kebijakan diibaratkan sebagai strategi permainan yang diterapkan sesuai dengan kemampuan lawan. 

Dengan memahami permainan, tanpa disadari hal tersebut berkaitan dengan pembetukkan moral dan pemahaman pada suatu individu yang dapat didapatkan secara edukasional. Lingkungan dengan masyarakat yang memiliki dasar moral baik dan berpengetahuan tinggi akan menciptakan suasana yang lebih kondusif dimana para individu dapat berpikir dan melihat "strategi kehidupan" yang tepat dan baik tanpa disokong oleh ditetapkannya banyak kebijakan.

Pembangunan dasar moral yang baik merupakan suatu langkah dalam memecahkan permasalahan umum yang ada di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun