Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru Inspiratif Era Kurikulum Merdeka (2024) |Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning Solusi Lama dengan Pendekatan Baru untuk Pendidikan Masa Depan

23 November 2024   22:30 Diperbarui: 23 November 2024   22:53 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Instagram @pbpgri_official)

Prof. Richardus Eko Indrajit pun menjawab dengan mengawali mindset esensi teknologi diciptakan. Teknologi dalam pendidikan bukanlah untuk gaya-gayaan namun teknologi diciptakan karena manusia kesulitan dan sadar akan keterbatasannya sebagai manusia. Hal ini lah yang menurut beliau, teknologi selamanya tidak akan pernah menggantikan manusia, namun sebagai alat membantu kepentingan manusia.

Deep Learning menurut beliau mengedepankan pembelajaran personality, sesuai dengan minat, bakat, dan hobi peserta didik. Oleh karena itu guru dapat menggunakan AI (Artificial Intellegence) untuk membantu menghubungkan antara minat, bakat, dan hobi peserta didik dengan materi yang sedang diajarkan. Apalagi 5.0 mengharuskan manusia bekerjasama dengan teknologi. 

Contoh dari pemanfaatan chat gpt untuk menghubungkan antara minat, bakat, dan hobi peserta didik dengan materi yang sedang diajarkan adalah menggunakan promt berikut ini " Saya adalah seorang guru.....tolong hubungkan materi...kelas...dengan tujuan pembelajaran......sesuaikan dengan minat atau bakat atau hobi.....atas nama...."  

Maka dalam hitungan detik guru dapat memfasilitasi peserta didik dengan sesuai pengetahuan atau kesukaan awalnya. Untuk lebih cepatnya lagi, bisa dipersiapkan berupa file lengkap mengenai analisis minat atau bakat peserta didik, di chatgpt sudah bisa langsung mengirimkan file tersebut, jadi tinggal menulis dipromtnya.

Setelah penulis coba, ternyata berhasil namun untuk chatgpt yang gratisan hanya bisa sekali penggunannya jika menggunakan file. Harus di upgrade ke chatgpt40 yang lebih tinggi tingkat analisis dan hasilnya namun berbayar sekitar $ 20. Sehingga guru perlu modal untuk melakukan hal ini di kelas. 

Sehingga ketika kesejahteraan nanti meningkat, yang perlu menjadi prioritas guru adalah mengenai kualitas pembelajaran yang juga harus meningkat sebagaimana ucapan Bapak Menteri Disdasmen. 

Hasil ChatGPT disalin ke Word (Pribadi)
Hasil ChatGPT disalin ke Word (Pribadi)

Menurut Prof Ricardus Eko Indrajid teknologi tergantung penggunanya. Jika ia dipegang oleh orang yang kreatif maka ia akan bertambah kreatif, jika ia dipegang oleh penjahat maka ia akan menjadi lebih jahat, jika ia dipegang oleh orang malas, maka ia akan bertambah malas dan sebagainya. 

Bisa saja guru melakukan secara mandiri untuk menghubungkan materi dengan hobi, bakat dan minat, namun waktunya cukup lama, maka itu pentingnya tugas kita dibantu oleh mesin.

Perlu menjadi titik perhatian dalam mempraktekkan deep learning ini bahwa 3 prinsip ini harus dikuasai oleh guru yakni ;

  • Mindfull Learning : Sadar, fokus, dan membuat aktif dalam belajar.
  • Meaningfull : Mengambil makna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari
  • Joyfull : Menyenangkan dan positif.

Dr. Sumardiansyah merincikan mengenai deep learning cycrle setidaknya ada 7 hal yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan hal ini yakni;

  • Merencanakan Standar dan kurikulum : Guru harus bisa menerjemahkan kurikulum nasional menjadi kurikulum operasional sesuai kebutuhan satuan pendidikan atau lingkungan sehari-hari.
  • Melakukan pra penilaian : Guru dapat menggunakan assemen diagnostik maupun pembelajaran differensiasi ketika pembelajarannya.
  • Membangun budaya pembelajaran positif.
  • Menggali dan mengaktivasi pengetahuan sebelumnya (kontruktivis).
  • Memperoleh pengetahuan baru.
  • Mengolah pembelajaran lebih dalam (bermakna).
  • Mengevaluasi pembelajaran anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun