Beberapa kali penulis bertanya diberbagai tempat , apakah bapak/ibu sudah membaca buku 5 buah dalam sebulan? Ada 1 hingga 2 guru yang mengangkat tangan. Apakah bapak/ibu sudah membaca 15- 20 buah pendidikan dalam sebulan? senyum tipis dan tawa menghiasi ruangan tersebut menandakan "tidak ada" yang melakukannya.
Hal ini menjadi PR bersama, bagaimana pun bagusnya kurikulum jika guru/tutornya tak punya hobi membaca maka yang akan terjadi muncul miskonsepsi terus menerus. Membaca harus menjadi gerakan bersama baik guru maupun instansi terkait.Â
Hal yang bisa kita tiru dari spirit Al-Khabir ini adalah berusaha memperoleh pengetahuan yang mendalam untuk segala urusan, khususnya terkait dengan ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu duniawi.
Kesimpulan
Semoga dengan banyaknya pelatihan yang dilakukan akan membawa dampak kepada setiap peserta didik apapun lembaga pendidikannya. Hal yang paling penting dari segala kurikulum adalah hubungan antara guru dan muridnya. Tidak ada murid yang mau belajar kepada guru yang tak disukainya. Tugas kita adalah membuat peserta didik tersebut penasaran. Ketika peserta didik mulai penasaran maka proses belajar dimulai.
Penulis pun menghimbau kepada setiap guru, ketika menemukan masalah terkait pembelajaran maka tulislah lalu cari referensi yang dapat menjawab kegelisahan guru tersebut. Sumber belajar sekarang beraneka ragam, tinggal kitanya lagi untuk berlomba-lomba memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Penulis harapkan akan banyak guru/tutor yang menjadi penulis terkait lika liku semangat mengajar di PKBM.
Semoga Allah selalu sehatkan rezeki seluruh guru dan juga menyehatkan mental guru sehingga dapat menyajikan pembelajaran berbasis kebahagiaan apapun kurikulumnya. Semangat selalu para guru !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H