Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merayakan Kemerdekaan ke -79 Ala Guru: Membangun Inspirasi, Menguji Kreativitas, dan Tantangan Kebhinekaan

16 Agustus 2024   19:33 Diperbarui: 16 Agustus 2024   19:35 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca terik mulai merasuk ke sela pori-pori kulit, padahal masih terhitung waktu pagi. Namun tidak mengurangi semangat setiap sekolah untuk merayakan kemerdekaan Indonesia ke 79 dimanapun berada terkhusus sekolah kami SMA Negeri 1 Rantau. Aku pun membayangkan ke masa silam dimana para pejuang dengan penuh pengorbanan dan keikhlasan rela berjuang diterpa cuaca panas dan dingin, darah dan tangis agar bisa melihat bendera merah putih berkibar dengan gagahnya tanda bangsa yang merdeka.

Di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan hari ini diadakan lomba karnaval untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Banyak sekolah yang sudah mempersiapkan jauh-jauh hari untuk menampilkan aneka macam keunggulan sumber daya manusia di sekolahnya dengan bingkai tema Nusantara Baru Indonesia Maju. Sekolah kami pun termasuk yang antusias untuk mengikuti lomba karnaval ini dengan niat pertama sebagai bentuk kecintaan kepada Indonesia, disamping itu untuk ajang refreshing agar pembelajaran tidak monoton hanya didalam kelas.

Beberapa minggu sebelumnya aku diundang untuk ikut rapat kecil untuk membahas persiapan tersebut. Dengan mayoritas peserta rapat kaum guru muda sehingga rapat terkesan santai tetapi serius. Namun justru begitu banyak ide yang tak terduga muncul seperti akan membuat replika burung garuda besar dengan sayap yang bisa bergerak, profesi yang berkaitan dengan tema, budaya lokal yang mulai diangkat kembali, dan lain-lainnya.  

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

OSIS dan MPK pun bahu membahu ikut juga membantu dalam persiapan. Waka kurikulum sebagai ketua pelaksana pun rela mondar-mandir untuk mencari paman tukang yang bisa membuat replika burung garuda tersebut. Tawar-menawar pun terjadi hingga disepakati dana pembuatan tersebut. Dari sini aku belajar bahwa ketika masih di dunia dana menjadi salah satu faktor untuk menggerakan kegiatan. Namun faktor utama dalam mencapai tujuan yang indah tersebut adalah mengenai semangat, keyakinan kuat, serta kebersamaan saling memahami. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Wali kelas pun memiliki andil yang signifikan dalam kesuksesan untuk lomba karnaval ini. Tanpa mereka, ide yang sudah tertuang hanya menjadi sia-sia. Menjadi wali kelas di era sekarang memiliki tantangannya tersendiri apalagi bagi yang menjelang usia senja. Namun semangat mereka itulah yang membuat murid ikut tergerak. Karena esensi pembelajaran adalah pemberian pengalaman yang positif kepada murid. Lomba karnaval ini termasuk salah satu pembelajaran yang bermakna secara tidak langsung.

Namun sungguh disayangkan ketika aku melihat media sosial ada berita yang mengatakan bahwa petugas paskibraka nasional yang akan mengibarkan bendera merah putih sebanyak 18 anak perempuan disuruh untuk melepaskan jilbabnya dengan alasan aturan. Hal ini justru menciderai semangat yang dibangun oleh guru di daerah dan justru meruntuhkan makna Bhinneka Tunggal Ika. Semoga pemerintah bisa bertindak lurus dan mengembalikan esensi dari Bhinneka Tunggal Ika.

Guru menjadi garda terdepan dalam menerapkan makna cinta tanah air. Jika pemegang pemerintahnya saja belum bisa dijadikan teladan, bagaimana guru dapat mencontohkan hal yang konkrit terkait cinta tanah air kepada murid. Menjadi guru tak mudah, karena ia harus berusaha berperilaku sesuai dengan yang dikatakan. Jangan sampai guru tak menemukan sosok orang dipemerintahan untuk dijadikan sebagai teladan.

Karnaval mengajarkanku akan arti integritas. Murid diperintahkan berjalan panas-panasan, guru pun ikut mendampingi disisi mereka. Bukan hanya sebatas slogan namun memang dampaknya terasa. Walaupun aku sedih ketika peserta karnaval banyak yang masih membuang sampah sembarangan menandakan bahwa pendidikan cinta lingkungan masih belum berhasil ditengah gegap gempita seremonial lomba karnaval tersebut. Seharusnya pemerintah harus jeli melihat kondisi ini.

Disisi lain lomba karnaval menjadi sarana menguji tingkat kreativitas guru dan murid. Terlihat tadi keunikan yang beragam dari apa yang ditampilkan. Jika melihat ini, aroma optimisme akan generasi emas tergerak disanubariku. Bahkan banyak orangtua yang bangga ketika anaknya ikut meramaikan kegiatan ini dengan berfoto ria, namun tidak sedikit juga yang bersedih ketika orangtuanya karena ada kegiatan diluar daerah tidak bisa mengabadikan event tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Kegiatan seperti ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh para guru selain diabadikan melalui foto dan video namun juga menulis. Karena dari banyaknya jumlah guru di satuan pendidikan hanya satu atau dua orang yang mensisipkan kegiatan menulis ditengah kesibukannya baik disekolah dan dirumah maupun masyarakat. Hal ini mengkonfirmasi penelitian bahwa minat baca masyarakat di Indonesia sangatlah rendah.

Memang kegiatan menulis untuk sekarang secara finansial tidak menjanjikan. Namun secara wawasan,  dengan menulis kita dapat mendalami suatu informasi dan latihan menyusun argumen dengan logis. Hal inilah yang dibutuhkan di era tsunami informasi sekarang . Guru dituntut untuk memiliki pikiran yang kritis dengan tidak asal menyebar berita yang belum tentu benar. Dengan guru menulis dapat menularkan latihan berpikir kritis kepada setiap muridnya disekolah.

Bahkan menurut penelitian profesi yang paling banyak mengundang stres adalah profesi guru. Dengan menulis guru dapat meminimalisir stresnya dalam bentuk tulisan yang original berbentuk terapi atau refleksi. Daripada dipendam dihati saja atau meluapkan kemarahan seketika, menulis dapat membantu seorang guru untuk berpikir lebih santai dan tenang. Hal ini juga dapat diimbaskan kepada murid yang akhir-akhir ini sedang marak isu mental health. 

Guru harus berdamai dengan dirinya sendiri sebelum mengajarkan muridnya. Bagaimana berdamai dengan sendiri ? Dengan selalu meningkatkan wawasan, keilmuan dari materi pelajaran yang diampunya. Dengan menghubungkan peristiwa terkini dengan subtansi materi yang tertuang dalam capaian pembelajaran. Dengan rajin menulis, guru dituntut untuk menjadi pembaca yang aktif. Tanpa banyak membaca mustahil rasanya dapat lancar menulis. Semoga perayaan kemerdekaan Indonesia ke 79 kali ini dapat membuat guru menjadi pribadi teladan, sehat jiwa dan badannya, serta menjadi inspirasi bagi sekitarnya. Salam merdeka ! 

 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun