Tinggal beberapa hari lagi Ramadhan akan usai, sedih rasanya kembali ditinggalkan oleh bulan suci ini. Semoga Ramadhan tahun depan kita dapat berjumpa lagi. Bingkisan ibadah dari bulan Ramadhan jangan sampai disia-siakan dengan tidak melakukannya lagi dibulan berikutnya. Minimal jika kita sibuk dengan pekerjaan, shalat wajib berjamaah jangan sampai ditinggal, bisa dilakukan di mushola kantor ataupun masjid terdekat.Â
Jadikan kebiasaan pada bulan Ramadhan ini suatu kebutuhan, insyaAllah tidak akan berat. Bingkisan ibadah lainnya adalah berupa membaca Al Qur'an, daripada sibuk dengan menggosip/menggibah orang lain, waktu yang kosong ketika sedang bekerja diisi dengan membaca beberapa ayat dari Al Qur'an ini.Â
Mengenai bingkisan lebaran, sebenarnya tidak ada nash Al Qur'an maupun hadis  yang mewajibkan mengenai hal. Namun kebiasaan Rasulullah adalah menerima apa yang diberikan oleh orang lain dan lantas membalasnya. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda " Salinglah memberi hadiah, maka kalian saling mencintai." (H.R. Bukhari)Â
Hari lebaran bisa dijadikan momentum untuk merekatkan kembali aktivitas komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan intens jika di bulan lainnya karena kerja dan lainnya. Salah satu caranya adalah saling memberi bingkisan lebaran atau berupa hampers. Tentunya pemberian bingkisan tersebut disesuaikan dengan kemampuan, jangan sampai membuat kita bangkrut hanya karena ingin citra semata. Tentunya berlebih-lebihan di segala hal itu tidak baik.
Adapun bagi yang pulang kampung sangat banyak ide untuk membagikan bingkisan kepada keluarganya atau tetangganya. Diantaranya adalah
1. Makanan /minuman Khas Daerah
Tentu hal dalam hal ini setiap daerah memiliki khas makanan/minuman masing-masing. Jika di Kalimantan Timur tepatnya Kota Samarinda biasanya yang disukai dari kota ini adalah Amplang dan Gabin. Apakah pembaca pernah memakan amplang atau gabin ? jika belum mari dicoba.Â
2. Kain Khas Daerah
Kain juga dapat menjadi salah satu pilihan untuk menjadi bingkisan lebaran. Jika di daerah Kalimantan biasanya terkenal dengan kain sasirangan. Jika di kota Samarinda ada kain khusus yang diberi nama kain "Sarung Samarinda". Sarung Samarinda adalah jenis kain tradisional khas kota Samarinda yang terbuat dari bahan kain sutra dan dalam proses pembuatannya tidak menggunakan mesin melainkan tangan asli dari perajinnya.
3. Sembako
Hal ini sangat lumrah dikalangan orang Indonesia dalam hal memberi bingkisan. Biasanya didalam bingkisan tersebut terdapat gula, kurma, minyak goreng, susu, teh, botol marjan, dan lainnya. Sekarang pembaca tinggal pilih saja mau paket yang mana menyesuaikan dengan anggaran kita. Penulis melihat di toko bingkisan tersebut dimulai dengan harga Rp. 100.000 sudah agak lumayan isinya dan bagus tampilannya.
4. Hal-hal yang disukaiÂ
Tentunya mengenai disukai orang yang akan kita berikan bingkisan lebaran itu bermacan-macam ada yang suka dengan baju, celana, jilbab, kaos kaki, parfum hingga buku inspirasi.Â
Lalu setelah itu dibungkus dengan toote bag, sangat anggun sekali. Namun untuk pemilihan barang tergantung seberapa jeli kita mengenal barang orang yang kita sukai tersebut.Â
Cara paling mudah biasanya dapat melihat tampilan media sosialnya. Karena media sosial terkadang mencerminkan dirinya. Bahkan sekedar dibuatkan video pendek yang menceritakan dirinya saja itu dapat dijadikan sebuah bingkisan, namun bingkisan tersebut adalah bingkisan software.
Jika tidak terbiasa menyiapkan bingkisan lebaran maka jangan dipaksakan. Bingkisan ini bersifat sunnah saja karena semacam sedekah. Lantas bagaimana cara kita yang tidak punya anggaran untuk menyiapkan bingkisan ini ? Dengan menghadirkan keberadaan kita yang hangat, humble, dan bahagia itu pun sudah cukup menjadi bingkisan. Sebagaimana kata Nabi Muhammad bahwa senyum pun dapat menjadi sedekah tetapi jangan berlebihan dalam senyum nanti dapat dirujuk ke rumah sakit jiwa.
Oleh karena itu yang paling penting bagi kita semua bahwa menyiapkan bingkisan lebaran terbaik itu adalah ibadah istiqomah yang kita lakukan selama Bulan Ramadhan di gunakan di bulan berikutnya hingga sampai kembali di bulan suci tersebut. Minimal ada 2 ibadah yang kita istiqomahkan pasca ramadhan nanti.Â
Jika berat cukup 1 ibadah saja, namun tentunya hal-hal yang bersifat wajib harus didahulukan daripada yang sunnah. Jangan sampai karena ingin mengejar keutamaan ibadah sunnah namun melalaikan ibadah wajibnya. Selamat berbahagia !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H