Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru Inspiratif Era Kurikulum Merdeka (2024) |Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

THR Segera Dimulai Hari Ini!

11 Maret 2024   08:27 Diperbarui: 11 Maret 2024   08:58 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ini merupakan kali pertama penulis mengikuti challenge dari Kompasiana selama 1 bulan penuh di Bulan Ramadhan. Pada kali ini temanya mengenai arti bersyukur. Bersyukur sudah sangat akrab dalam kehidupan penulis, mengapa ? Dari nama penulis saja sudah mencerminkan hal itu. Nama penulis adalah Edmu Yulfizar Abdan Syakura. Menurut orang tua penulis, nama tersebut diambil dari penggalan surah Al Isra ayat 3, silahkan Kompasianer membaca ayat tersebut. Harapan orang tua penulis adalah agar seorang anak ini dapat menjadi hamba yang selalu bersyukur dalam meniti kehidupannya.

Penulis jadi teringat bahwa Abdan Syakura ini pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan Nabi pun menyatakan bahwa beliau adalah Abdan Syakura. Sebagaimana Hadist Nabi yang diceritakan istri beliau yakni Siti Aisyah R.A bahwa waktu itu Rasulullah sedang shalat malam dengan berdiri sangat lama hingga kakinya bengkak. Lalu Siti Aisyah R.A bertanya kepada Rasulullah, Mengapa beliau melakukan hal ini, bukankah dosa-dosa beliau yang telah lalu maupun akan datang telah diampuni? Dan Nabi Muhammad SAW pun menjawab

  : " "

Wahai Aisyah, Bukankah diriku ini ingin menjadi hamba yang bersyukur ? ( HR. Muslim no. 2820)

Dari hadist diatas bisa kita ambil ibrah bahwa syukur dapat menciptakan kesungguhan dalam ibadah. Semakin orang itu bersyukur semakin kuat dia dalam melakukan ibadah. Maka tidak salah jika Allah mengatakan pada Q.S Ibrahim ayat 7 bahwa "Sesungguhnya jika kamu bersyukur , niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu , tetapi jika kamu mengingkari ( nikmat-Ku) , sesungguhnya azab ku benar-benar sangat keras".

Penulis bersyukur tinggal di Indonesia. Salahsatu bentuk syukurnya adalah masyarakat yang saling menghormati akan perbedaan. Kita mengetahui bahwa hari ini 11 Maret 2024 ada yang sudah melakukan puasa, dan bagi yang ikut isbat pemerintah akan melaksanakan puasa pada 12 Maret 2024. Perbedaan bukan untuk memicu konflik tapi untuk saling menambah kasih sayang dan wawasan. Oleh karena itu dalam ceramahnya di UGM KH. Prof Qurais Shihab mengatakan bahwa ukhuwah (persatuan) adalah modal terbesar kita. Ukhuwah dari segi bahasa adalah persamaan, apapun persamaan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain adalah saudaranya. Semakin banyak persamaan semakin kukuh persaudaraan. Siapapun yang seudara dengan kita itu adalah saudara kita. Binatang, tumbuhan pun itu saudara kita. Lebih tinggi dari pada itu adalah saudara sebangsa. Lahirnya bangsa karena adanya persamaan. Bisa jadi karena persamaan sejarah,budaya, cita-cita, dan lain-lain. Untuk mewujudkan persamaan itu adalah carilah titik temu. Kita bisa berbeda-beda penafsiran mengenai metode pengambilan awal puasa dengan berdasarkan hadis Nabi Muhammad, namun titik temu kita adalah semangat menjalankan perintah Allah SWT dan mencintai Nabi Muhammad SAW. Lebih lengkapnya silahkan melihat di channel youtube berikut ini.


Kemanusiaan mendahului Keberagamaan- KH. Prof Quraish Shihab

Syukur penulis selanjutnya adalah masih dapat merasakan udara kemerdekaan, sehingga kita dapat menjalani ibadah khususnya puasa dengan damai tanpa ada konflik atau peperangan yang berarti. Penulis berpikir seandainya kita sedang berada disituasi seperti saudara kita di Palestina sekarang, apa kabar fokus kita? Oleh karena itu cara bersyukur selanjutnya adalah dengan mengisi kegiatan dengan hal-hal yang bermanfaat. Apalagi di Bulan Ramadhan yang semua kebaikan dilipatgandakan. Cari sebanyak-banyaknya THR. THR disini adalah singkatan dari Terus Hidupkan Rasa Berlomba-Lomba dalam kebaikan. THR adalah salah satu cara kita untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Diantara THR dalam bulan Ramadhan adalah

1. Membaca Al Qur'an dengan adab dan sesuai kaidah tajwid.

2. Membaca dan meniru kebiasaan orang shaleh di bulan Ramadhan.

3. Berkumpul dalam Kebaikan.

Jadi jangan sampai THR dirusak dengan kepentingan nafsu belaka seperti melakukan bukber (buka bersama) tetapi shalat Maghrib,shalat Isya dan Tarawih tidak dilakukan. Ini pembangkangan dari makna bersyukur sesungguhnya. 

Syukur penulis berikutnya adalah untuk pertama kalinya penulis menjalankan ibadah Ramadhan bersama istri tercinta. Semoga Allah selalu isi rumah tangga kami dengan kebaikan-kebaikan. Bentuk syukur kita dalam rumah tangga adalah bagaimana caranya untuk semua aktivitas diarahkan kepada mendekat kepada Allah SWT. Inti dari mendekat kepada Allah SWT adalah mendapatkan rahmatnya. Jika rumah tangga mendapatkan rahmatnya maka Sakinah,Mawaddah, dan Warrahmah akan selalu menghiasi perjalanan rumah tangga tersebut. Bukankah tujuan membangun rumah tangga adalah mengikuti perintah Allah dan Nabi Muhammad SAW? Oleh karena itu mari kita semua berdoa, semoga Allah berikan rahmatnya kepada kita di Bulan Suci Ramadhan ini.

Akhirnya tulisan ini ditutup dengan semoga hari-hari kita di Bulan Ramadhan nantinya mendapatkan paket THR dari Allah. THR tersebut adalah Tiket Husnul Khatimah Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa 1445 H para pembaca Kompasianer. Sambut dengan Gembira, jalankan dengan semangat membara !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun