Hari ini penulis dan istri sedang menunggu keberangkatan pesawat perjalanan pulang ke Banjarmasin, setelah beberapa hari menjelajahi Jakarta dan Bandung. Banyak pelajaran yang penulis dapatkan selama diperjalananan seperti pentingnya silahturahmi dan membangun ikatan persahabatan.
Silahturahmi
Silahturahmi adalah salah satu amal baik yang dianjurkan khususnya dalam Agama Islam. Bahkan keberkahan silahturahmi itu adalah menambah rezeki. Rezeki pun tidak sebatas perkara uang. Rezeki dapat berupa mendapatkan keluarga baru, memperoleh informasi yang bermanfaat, dan saling  bertukar budaya serta kebiasaan.Â
Selama perjalanan penulis, silahturahmi menjadi agenda utama. Bertemunya keluarga penulis dengan salah satu tokoh pemikir olahraga Jawa Barat asal Kalimantan Tengah yakni Prof. Dr. Rusli Lutan menjadi salah satu keberkahan tersendiri. Kami banyak mendapatkan pelajaran. Apa saja pelajarannya ? Pertama, informasi obat pikun/lupa diumur yang sudah mencapai 70 tahunan ditengah sakit struk yang melanda beliau.Â
Obat pikunnya adalah banyak membaca buku. Disamping sibuk sebagai dosen UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) diwaktu sehatnya sekaligus juga diamanahkan untuk membantu  dengan ilmunya  di dunia olahraga untuk Republik Indonesia (Menpora).  Bahkan sangking cintanya beliau dengan buku, oleh-oleh yang dibawa beliau untuk keluarga ketika tiba dirumah adalah buku.Â
Dan terbukti ingatan beliau ketika berbincang bersama kami masih kuat dari awal cerita asal usul kehidupannya hingga dapat bertempat tinggal di Bandung. Bahkan sebagian bukunya pun disedekahkan kepada kampus, salah satunya kampus Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan.
Kedua, Membantu keluarga terdekat untuk fokus pada pendidikan. Di keluarga beliau sudah menjadi tradisi untuk menitipkan anak atau keluarganya kepada bibi atau keluarga yang dipercaya walaupun jauh dan antar pulau. Sehingga anak atau keluarga yang dititipkan itu memiliki sifat kemandirian, rajin, dan mempunyai kerja keras yang tinggi.Â
Bahkan beliau tidak hanya menyarankan untuk tinggal, dan disekolahkan, hingga menikahkan pun beliau ikut turut andil untuk melakukan kepada anak tersebut. Sehingga keluarga beliau tersebar dibeberapa provinsi dan ketika ada suatu acara sungguh sangat rame berkumpul dengan budaya yang bermacam-macam.
Persahabatan
Penulis tidak menyangka akan hadirnya sahabat penulis sewaktu kuliah di Surabaya. Sahabat penulis terdiri dari wilayah Cilacap dan Madiun. Mereka jauh-jauh serta meliburkan kegiatannya untuk menghadiri acara penulis bersama istri di Bandung. Penulis 2 minggu sebelum acara, hanya niat mengirimkan undangan dan mengharapkan doa dari mereka itu sudah cukup bagi penulis. Namun, dengan kesetiakawanan, mereka pun hadir.Â
Banyak hal yang kita bicarakan dari lelucon sehari-hari, politik, Ilmu Al Qur'an, dan perbedaan bahasa dan budaya di berbagai wilayah. Penulis kira tidak cukup 2 hari untuk bersama mereka, karena banyak informasi dan ladang ilmu yang mereka miliki. Naufal ,sahabat penulis asal Cilacap adalah seorang Qori Nasional asal Jawa Tengah dan sekarang sedang menempuh S2 di UGM jurusan studi agama dan Lintas Budaya. Aula, sahabat penulis asal Madiun adalah seorang Qori asal Jawa Timur dan sekarang sedang menempuh S2 di UIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Ilmu Hadist.Â
Rizki, sahabat penulis asal Samarinda yang kebetulan satu sekolah MTsN Model Samarinda dengan penulis, ia menempuh S2 di Universitas Telkom Bandung Jurusan Managemen Bisnis. Kita doakan bersama, semoga Allah permudah studi mereka semua dan diberikan keberkahan dalam menuntut ilmu.
Penulis pun mengambil pelajaran dari ketiga sahabat tersebut. Dari Naufal, mengenai luasnya wawasan keilmuan disertai rasa tidak sombong serta akhlak yang dimilikinya seimbang dengan ketinggian ilmunya. Dari Aula, mengenai kesabaran yang paripurna serta bersikap ramah kepada siapapun yang ditemuinya maupun tidak dikenal. Dari Rizki, mengenai ketangguhan dalam merantau walaupun katanya baru-baru ini ia pergi menemui psikiater,karena tuntutan tugas serta rindu kampung di Samarinda.
Mempunyai teman dengan berbagai latar belakang termasuk sebuah rezeki. Apalagi teman yang dapat meningkatkan value(nilai), karakter, dan soft maupun hard skill kita kepada yang lebih baik dari sebelumnya. Penulis teringat sebuah perkataan hadisNabi Muhammad SAW mengenai sahabat bahwa salah satu dari 7 golongan yang mendapat naungan dari Allah ketika dipadang masyar nanti diantaranya adalah dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, mereka mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat , berdasarkan cinta kepada Allah SWT .Â
Pertemuan dan perpisahannya mereka terjalin kepada Allah SWT bahkan ikatan persaudaraan tersebut terbawa hingga akhirat kelak. Semoga kita termasuk orang yang disebut oleh hadis tersebut.
 Â
Jika 2 hal tersebut dilakukan oleh pembaca maka dapat menjadi sebuah vitamin bagi kecerdasan untuk menjemput sebuah kebijaksanaan. Karena Nabi Muhammad SAW pun suka dengan perjalanan. Tetapi perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam rangka meningkatkan iman dan ibadah kepada Allah SWT.Â
Oleh karena itu perjalanan kita jangan sampai melupakan ibadah. Jika dalam keadaan menjadi musafir pun tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat 5 waktu. Bagi seorang musafir diberi keringanan berupa shalat Jama' dan Qasar. Dan sebagaimana penulis dahulu pernah mendengar dari seorang ulama bahwa jika kita ingin mengetahui karakter seseorang, lihatlah saat melakukan kegiatan perjalanan. Mungkin bagi seorang guru jika ingin mengenal karakteristik peserta didiknya, jalan-jalan bisa menjadi indikator untuk memetakan segala potensi peserta didik kita. Salam Bahagia !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H