Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajahi Bandung Lautan Cinta Bersama Istri!

22 Februari 2024   08:47 Diperbarui: 22 Februari 2024   08:56 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerimis menyambut malam kami ketika ingin keluar dari hotel. Penulis pun meminjam payung kepada penjaga hotel tersebut. Selama perjalanan payung hitam menaungi penulis dan istri untuk menuju tempat memotong rambut. Tujuan memotong rambut bagi penulis agar ketika mengabadikan momen di Bandung tidak menurunkan kualitas wilayah tersebut dengan rambut yang berantakan. Penulis pun mencari melalui google maps tukang cukur terdekat,tanpa menunggu lama keluar di layar tampilan Cukur Hade Barbershop. Akhirnya kami pun kesana dengan dibawah rintikan hujan.

Kami disambut dengan ramah oleh mas cukurnya. Komunikasi yang nyaman menjadi senjata mas cukur dalam melayani kami. Dengan merogeh kocek Rp. 50.000, penulis sudah mendapatkan pelayanan memotong rambut dan bilas rambut. Selama proses memotong rambut, mas cukur menanyakan perbedaan suhu di Kalimantan dengan Bandung. Penulis pun menjawab hampir sama, mungkin karena sekarang kita mulai dilanda krisis iklim. Mas cukur pun menimpali, bahwa sekarang akibat krisis iklim tersebut, Bandung tidak sedingin dulu jika di kota, walaupun ada hujan tetap menyajikan kegerahan. Mas cukur pun mengatakan biasanya jika ingin sejuk dan dingin, ia ke daerah pangalengan untuk sekedar nongkrong di cafe wilayah tersebut. Kebetulan Pangalengan dekat dengan rumah istri penulis.

whatsapp-image-2024-02-22-at-08-29-34-65d6a3a512d50f0750498b95.jpeg
whatsapp-image-2024-02-22-at-08-29-34-65d6a3a512d50f0750498b95.jpeg

Braga - Asia Afrika

"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi" -Pidi Baiq

Setelah merapikan rambut, hujan pun berhenti. Cuaca seakan mengizinkan kami untuk mengabadikan momen di sekitar Braga-Asia Afrika. Kami pun berjalan beberapa menit menikmati suasana Bandung di malam hari ini. Kami melewati Masjid Raya Bandung. Setelah itu kami tiba di jalan yang cukup ramai dengan anak muda dan cosplay hantu, anime, serta kartun. Dengan hanya Rp.5000/ 1 foto, kita dapat mengabadikan momen dengan menggunakan kamera cannon. Berikut hasil jepretannya :

whatsapp-image-2024-02-22-at-08-40-44-65d6a62bde948f5e42013003.jpeg
whatsapp-image-2024-02-22-at-08-40-44-65d6a62bde948f5e42013003.jpeg

whatsapp-image-2024-02-22-at-08-40-44-1-65d6a64ac57afb652d1ceceb.jpeg
whatsapp-image-2024-02-22-at-08-40-44-1-65d6a64ac57afb652d1ceceb.jpeg

Setelah asyik berfoto ria akhirnya kami makan mie kuah ayam bawang dengan ditambahkan bakso cuanki. Sungguh enak makan yang hangat setelah hujan melanda Bandung. Semoga perjalanan ini menjadikan kami untuk mensyukuri kebahagiaan, semakin harmonis dalam bingkai lautan cinta yang bersumber dari Dasasila Bandung. Mari Kebandung ! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun