Mohon tunggu...
Etik DarulMuslikah
Etik DarulMuslikah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merintis Desa Wisata Melalui Pelatihan Ecoprint di Desa Sampung Ponorogo

1 Desember 2023   12:22 Diperbarui: 1 Desember 2023   14:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar: Pribadi
Sumber gambar: Pribadi
Sampung, sebuah kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia, sedang bersiap untuk mengalami transformasi. Terletak sekitar 23 kilometer di sebelah barat laut dari ibu kota Kabupaten Ponorogo, Sampung dipilih sebagai lokasi proyek pariwisata yang sedang berkembang pesat. Kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah, membuka peluang yang menarik untuk sebuah usaha yang menarik. 

Fokus dari upaya ini adalah Dukuh Sampung Kidul, sebuah desa di Sampung. Proyek ini, Monumen Reog Ponorogo (MRP), akan dibangun di bekas tambang batu kapur di Sampung dan masuk dalam program percepatan pengembangan sektor pariwisata Jawa Timur, bersama dengan proyek Selingkar Wilis dan Jalur Lingkar Selatan (JLS). Konstruksi Monumen Reog Ponorogo yang megah ini telah dimulai, dengan target penyelesaian pada tahun 2024.

Namun, meskipun prospek ini menjanjikan, sebagaimana yang diperlihatkan dalam sebuah sumber dari Liputan6 (https://www.liputan6.com/surabaya/read/5231271/proyek-pembangunan-monumen-reog-raksasa-diponorogo-dimulai-ditargetkan-tuntas-2024#google_vignette)), sejumlah wilayah di Dukuh Sampung Kidul masih tertinggal dalam memenuhi kriteria dasar yang diperlukan untuk membangun sebuah desa wisata yang berkembang pesat. 

Tantangan utama berpusat pada pengembangan sumber daya manusia dan diversifikasi produk usaha. Sementara pemerintah Kabupaten berencana mengelola daerah sekitar proyek ini, sangat penting untuk memastikan bahwa komunitas yang berada di luar jangkauan langsung pemerintah menerima dukungan yang diperlukan.

Analisis mendalam mengungkapkan beberapa tantangan kunci yang dihadapi oleh Dukuh Sampung Kidul 1) Kurangnya data dan informasi tentang Dukuh Sampung Kidul, terutama dalam hal promosi pariwisata, peluang usaha, dan keterampilan yang diperlukan untuk manajemen yang efektif, menghambat kemajuan desa. 

Dengan proyek MRP yang mendekati penyelesaian, Dukuh Sampung Kidul memiliki potensi signifikan untuk mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa kesiapan penduduk setempat diperhitungkan agar keterampilan mereka tetap relevan dan tidak tergerus oleh dampak proyek pariwisata 2) Dukuh Sampung Kidul memiliki kekayaan sumber daya alam, seperti pohon dan tanaman yang melimpah. 

Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk produksi batik ekoprint, mengubah Dukuh Sampung Kidul menjadi pusat batik ekoprint yang menarik bagi wisatawan 3) Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, produk yang dihasilkan sebagian besar adalah bahan mentah seperti tanaman pokok untuk konsumsi sehari-hari. 

Terdapat kekurangan yang mencolok dalam pengembangan keterampilan dalam menciptakan produk usaha baru. Untuk mengatasi ini, sangat penting untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada komunitas setempat, termasuk Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan anggota yang ingin menjadi Bagian Kesadaran Wisata di Dukuh Sampung Kidul, Desa Sampung, Ponorogo.

Untuk mengatasi tantangan ini, Program Kemitraan Masyarakat diinisiasi melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Program Pendanaan Hibah LPPM Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya , berfokus pada pelatihan batik ecoprint dan pengembangan Kelompok Kesadaran Wisata. Upaya kolaboratif ini melibatkan dua dosen yaitu Dr. Abdul Halik, M.M dan Etik Darul Muslikah, S.Psi., M.Psi, Psikolog, bersama dengan dua mahasiswa dari program studi yang sama. Mahasiswa yang terlibat dalam program ini adalah Rizqiariq Arrofiq Mahendra dan Zelinda Aulia Salshabilla.

Program ini membawa sejumlah manfaat bagi masyarakat setempat. Mereka tidak hanya menerima bantuan dalam merancang dan membangun landmark baru yang menarik, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru dalam mengelola usaha dan memanfaatkan potensi alam yang ada. Ini memberdayakan komunitas Dukuh Sampung Kidul dalam upaya mereka untuk menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan.

Program kemitraan ini merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan komunitas lokal dapat membantu memajukan sebuah desa kecil menuju masa depan yang lebih cerah. Dukuh Sampung Kidul sedang mengukir jalan untuk menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan di Jawa Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun