Mohon tunggu...
Edlyn Fadhatul Basyar
Edlyn Fadhatul Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya memiliki passion dalam menyampaikan cerita dan informasi secara menarik serta akurat. Dengan pengalaman di bidang media, saya terbiasa mengolah berbagai topik—mulai dari tren terkini, isu sosial, hingga cerita inspiratif—menjadi konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga mudah dicerna oleh audiens.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia di Era Prabowo-Gibran

5 November 2024   12:05 Diperbarui: 5 November 2024   12:05 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1.Pendahuluan

Kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden dan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden membawa harapan baru dalam politik Indonesia. Duet ini menggabungkan pengalaman politik dan militer Prabowo dengan pandangan modern Gibran yang mewakili generasi muda.

 Dengan latar belakang yang berbeda, mereka diharapkan mampu menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, sosial, politik, dan keamanan.

Pada Pemilu 2024, Prabowo-Gibran tampil sebagai pasangan yang cukup menarik perhatian publik. Prabowo, yang sebelumnya sudah mencalonkan diri beberapa kali, akhirnya mendapatkan kesempatan untuk memimpin negeri ini. Gibran, putra Presiden Joko Widodo, membawa energi baru sebagai perwakilan generasi muda dalam pemerintahan. 

Dengan kombinasi ini, banyak pihak yang menaruh harapan besar pada kepemimpinan mereka, terutama dalam membawa Indonesia menuju era baru yang lebih maju dan sejahtera.

2.Kondisi Sosial-Politik dan Ekonomi Indonesia Sebelum Prabowo-Gibran

Sebelum Prabowo-Gibran mengambil alih tampuk kepemimpinan, Indonesia berada dalam kondisi yang penuh tantangan. Dari segi sosial, negara ini masih bergulat dengan ketimpangan sosial yang signifikan. Meskipun pemerintahan sebelumnya, Jokowi-Maruf, berfokus pada pembangunan infrastruktur besar-besaran, tantangan seperti kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah serius.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan pada tahun 2023 mencapai 9,54%, sementara pengangguran berada di angka 5,86%. 

Meskipun angka ini sudah menurun dari puncaknya akibat pandemi COVID-19, namun banyak warga Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Masalah ketimpangan sosial juga terlihat nyata, dengan banyak daerah di luar Pulau Jawa yang belum merasakan dampak signifikan dari pembangunan infrastruktur yang masif.

Di bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat terganggu akibat pandemi global yang melanda dunia. Namun, pada tahun 2023, ekonomi Indonesia mulai pulih dengan pertumbuhan yang mencapai 5,17%. Meskipun demikian, tantangan lain seperti inflasi, utang luar negeri yang meningkat, dan daya saing global menjadi perhatian utama.

Sektor-sektor seperti manufaktur, pertanian, dan pariwisata mengalami perlambatan pertumbuhan, sementara sektor digital dan teknologi baru mulai berkembang pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun