Mohon tunggu...
Yoga Prasetyo
Yoga Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar menjadi penulis pembelajar

Mahasiswa Pascasarjana, SB-IPB University. Praktisi industri keuangan, khususnya keuangan mikro, asuransi mikro, ekuiti mikro dan asuransi syariah. Memiliki minat yang luas pada berbagai topik diskusi. Berkesempatan berbicara pada beberapa seminar dan forum di dalam dan luar negeri.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Asuransi Pendidikan itu Tidak Ada!

5 November 2018   10:23 Diperbarui: 6 November 2018   07:56 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukan ahli asuransi karena tidak punya gelar apapun dalam bidang asuransi. Namun, dengan pengalaman bekerja 23 tahun, saya cukup yakin untuk mengatakan bahwa: TIDAK ADA yang namanya ASURANSI PENDIDIKAN.

Dalam pengertian umum, asuransi adalah sebuah kontrak untuk melaksanakan skema risk shifting (pengalihan risiko kepada pihak lain) atau risk sharing (pembagian risiko berlandaskan ta'awwun atau tolong-menolong dalam konsep syariah). 

Agar bisa diasuransikan (baca: dialihkan atau dibagi), sebuah risiko harus memenuhi kriteria tertentu. Salah satunya adalah penyebab risiko itu harus merupakan suatu peristiwa yang bersifat kebetulan (fortuitous). Artinya, risiko itu mempunyai peluang untuk terjadi atau tidak terjadi.

Jadi, meskipun biaya pendidikan bisa dianggap sebagai risiko kehidupan, tetapi penyebab risiko ini bukanlah sesuatu yang fortuitous dan karenanya risiko biaya pendidikan itu tidak memenuhi syarat untuk bisa diasuransikan.

"Tapi kan ada produk keuangan yang ditujukan untuk meringankan biaya pendidikan?"

Ya ada. Tapi itu bukan asuransi pendidikan. Biasanya, itu semacam reksadana yang digabung dengan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan; sementara risiko yang diasuransikan "melekatnya" pada jiwa seseorang, bukan pada biaya pendidikannya. 

Contoh produk seperti itu adalah unit-linked yang dilabel sebagai asuransi pendidikan. Selain unit-linked, ada juga asuransi whole life atau endowment. Kesemuanya itu tetap tidak bisa dibilang sebagai asuransi pendidikan tetapi lebih merupakan asuransi jiwa dengan berbagai variasinya. 

Jadi, kalau Anda berpikir bahwa dengan membeli polis "asuransi pendidikan" maka risiko untuk mengeluarkan biaya pendidikan anak akan teratasi hanya dengan membayar sedikit premi maka cara pikir itu salah. 

Kalaupun biaya pendidikan teratasi, itu ya dari uang Anda sendiri. Uang itu dikumpulkan dan diputar oleh perusahaan asuransi, dikurangi dengan biaya asuransi jiwa atau asuransi kesehatan serta biaya-biaya lainnya. Makanya, kalau Anda berhenti membayar premi sebelum waktu yang ditentukan, uang Anda bukannya bertambah tapi malah berkurang.

Kenapa saya menulis ini? Karena sampai sekarang masih banyak teman-teman yang menjadi korban salah kaprah asuransi pendidikan. Kita berpikir produk unit-linked bisa menjadi instrumen untuk mengalihkan risiko pengeluaran biaya pendidikan, tetapi nyatanya tidak. Risiko itu tetap menjadi "kewajiban" dompet kita. Yang beralih melalui mekanisme asuransi tetaplah risiko meninggal dunia atau risiko sakit.

(Sebelum saya "klik" share postingan ini, saya coba browsing. Ternyata Aidil Akbar, seorang perencana keuangan, punya pemikiran yang sama lebih dulu. Dia bahkan menuliskannya lebih lengkap untuk Anda. Artikelnya disini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun