"eh.... mau langsung pulang atau makan di burjo"
"makan dulu lah"
"mau makan apa?"
"Terserah"
Kebingungan merasuk isi kepala. Menafsir jawaban singkat yang melumpuhkan daya pikir setiap filsuf sekalipun. Jawaban dengan kata 'terserah' itu ibarat menabur tinta di gelas air yang jernih. Kabur hingga tak dapat melihat. Mau pilih yang ini atau pilih yang itu. Menebak yang terbaik atau menerka yang buruk. Semoga pilihan tidak lagi salah.
(Bersambung.....)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H