Matahari semakin meninggi. Jalanan mengawan. Panas menerpa setiap langkah. Jejak sepanjang jalan mulai ramai. Bising mulai kerap terdengar. Sedikti macet di sekitar lampu merah. Sambil menanti hijau. Kesempatan untuk merangkulkan erat bagi setiap pengguna motor. Dari balik kaca mobil pasti ada yang kagum. Memang yang pakai motor selalu lebih romantis. Di dalam mobil adalah kreativitas masing-masing.
"Setelah ini kita kemana?"
"Trus mau kemana"
"kemana saja boleh asal selalu bersamamu"
"owh gitu ya"
"kalau ke dalam Selokan Mataram ini bagaimana?"
"ya udah, kita berenang bersama"
"ha...ha...."
Cinta memang istimewa. Kamana pun perginya. Ada senyum yang selalu ada di setiap jumpa. Bisa juga sedih atau juga marah. Paling cuma sebentar. Bahagia adalah cara masing-masing untuk mengikhlaskan. Memberi sejauh dapat semampu bisa.
Macet lagi di perempatan. Jaga jarak rupanya hanya berlaku untuk tubuh di kerumunan. Cara untuk menghindari Corona. Kendaraan beradu dempet di simpat empat OB (outlet biru). Tempat belanja para penikmat fashion mode. Sepatu dan baju baru tersedia. Belakangan ini sepi. Di hantam badai pandemi. Tempat usaha ditutup sementara. Lalu kembali buka dengan protokol kesehatan yang ketat. Ada poster terpampang. Jaga Jarak, Pakai Masker, dan selalu mencuci tangan. Biar ekonomi tidak macet atau terjebak di jurang resesi. Belanja harus tetap berjalan. Aktivitas ekonomi merangkak naik perlahan.Â