Mohon tunggu...
Edid Teresa
Edid Teresa Mohon Tunggu... Guru - Gak Ket Hai Gaku

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Don Lako", Hakikat Manusia sebagai Peziarah

15 Desember 2019   20:43 Diperbarui: 15 Desember 2019   23:46 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Manggarai di Kali Biru, Yogyakarta

Mahasiswa Manggarai di Kali Biru, Yogyakarta
Mahasiswa Manggarai di Kali Biru, Yogyakarta

Bagi saya, don lako mengungkapkan keyakinan orang Manggarai tentang hakikat kehidupan sebagai sebuah aktivitas 'menjadi'. 'Menjadi' merujuk pada tujuan atau finalitas yang ingin dicapai oleh setiap orang dalam hidupnya. Tujuan atau finalitas itu berkaitan dengan keutamaan-keutamaan manusiawi yang menjadi idealisme dalam hidup. Dalam poin ini, aktivitas don lako mau tidak mau harus dihubungkan kembali dengan 3 aktivitas lainnya yaitu: don ita, don bae, don pande.

Tiga (3) ungkapan terakhir menggambarkan secara jelas makna 'menjadi' dari aktivitas don lako. Sebagai sebuah perjalanan, maka tepat bila hidup itu dimaknai sebagai sebuah proses 'menjadi'. Setiap orang, pasti akan selalu mengingini untuk senantiasa bertumbuh menjadi diri yang semakin baik dan bijaksana dalam peziarahan hidupnya. Setiap manusia juga pasti ingin agar hidupnya menjadi berguna bagi sesama. Akan tetapi, sebelum menjadi berguna bagi sesama, setiap pribadi harus menjadikan diri dan hidupnya lebih bermutu dengan segala keutamaan manusiawi yang ada padanya.

Menjadikan diri lebih bermutu dalam segala keutamaan manusiawi merupakan ungkapan yang nyata dari makna proses 'menjadi' dalam peziarahan don lako. Don lako pada gilirannya mengundang setiap orang, khususnya orang Manggarai untuk memaknai hidup selalu dalam proses 'menjadi' manusia-manusia unggul yang berkeutamaan. Sebab hakikat manusia sendiri selalu dalam peziarahan (homo viator). Berziarah bagi manusia berarti selalu siap untuk menjadi semakin baik dari waktu ke waktu.

Penutup

Hakikat manusia sebagai makhluk peziarah (homo viator) mengungkapkan dengan tepat identitas manusia yang selalu dalam perjalanan. Sebuah perjalanan untuk selalu 'menjadi'. Bagi orang Manggarai predikasi homo viator bagi manusia terungkap dengan sangat jelas dalam ungkapan don lako. Don lako menggambarkan dengan sangat jelas hakikat hidup sebagai sebuah medan peziarahan. Sebagai sebuah peziarahan, maka hidup itu harus dimaknai sebagai sebuah aktivitas perjalanan.

Frasa don lako yang dimiliki oleh masyarakat Manggarai bertalian langsung dengan kesadaran akan identitas diri sebagai meka ata lejong. Sebagai meka ata lejong, maka tepat bila dikatakan bahwa hidup itu harus dimaknai sebagai sebuah aktivitas lako. Don lako adalah cara yang tepat untuk merealisakan diri sebagai orang yang dalam perjalanan. Perjalanan itu memiliki makna sebagai sebuah pencarian diri yang sejati agar terus bertumbuh dalam keutamaan-keutamaan manusiawi yang utuh. Dengan demikian, setiap orang mampu menjadikan dirinya sebagai orang yang berguna bagi orang lain.

=Selamat menikmati diri sebagai homo viator=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun