politik. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar pertemuan dengan Jusuf Kalla di Cikeas. Dalam waktu bersamaan, Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sowan ke Surya Paloh.
CIKEAS kembali menggeliat di tengah memanasnya tahunDua momen itu tentu tak bisa dilewatkan dalam percaturan politik terutama bagi penafsir politik. Jika dikaitkan maka ada rututannya dengan acara pekan lalu, Jusuf Kalla menjadi nara sumber di depan Rakernas Partai Nasdem. Kemudian, pada 8 Juni 2022 lalu, SBY telah bertemu Surya Paloh, ikut AHY.
Rentetan peristiwa makin terang. Kemarin, Presiden PKS dan jajaran elitenya menemui Sura Paloh. Usai pertemuan, Sekjen PKS meluncur ke Kantor Partai Demokrat. Isi pembicaraan bisa diprediksi tentunya.
Inilah percaturan politik kasat mata. Usai Nasdem mendeklarasikan tiga nama bakal capres. Peta politik menjadi nyata, ke mana arah Nasdem dalam berkoalisi. Meski ketiga bakal calon diposisikan sama berpeluang, tetapi suara 32 DKW Nasdem mengusung Anies Baswedan menjadi cermin arah politik partai besutan Surya Paloh itu.
Hanya DPW Kalimantan Timur dan Papua yang tidak menempatkan Anies, tetapi dukungan kepada Ganjar tidak semeriah dengan mantan Mendikbud itu. Apalagi, belakangan Ganjar menyatakan tetap setia dengan partai induknya, yaitu PDIP.
Dukungan Nasdem seirima dengan PKS yang mengedepankan sosok Anies Baswedan. Kesamaan misi itu, tentu membuat kedua partai merasa senada. Tentu jika memutuskan Anies, sangat menggairahkan konstituen dari kedua partai.
Jika semula muncul wacana koalisi Semut Merah yang hendak menyatukan PKS dan PKB tampaknya bakal tergulung oleh daya pikat Prabowo bagi PKB dan Anies untuk PKS. Artinya, kedua partai akan menemukan jalannya masing-masing. Batal bersekutu.
Muhaimin Iskandar ternyata merasa lebih beruntung jika bisa berduet dengan Prabowo Subianto, ketimbang berlaga dengan Anies Baswedan. Sedangkan, Prabowo tidak terlalu memberi daya pikat lagi bagi PKS setelah pengalaman dua kali berkongsi gagal dalam Pilpres.
Pertemuan Surya dan AHY kemudian bisa ditafsirkan untuk melegitimasi bahwa Demokrat bakal bersekutu dengan Nasdem dan PKS. Hal itu, tercermin dari Surya Paloh yang menggelar jumpa pers bareng dengan AHY dan melepasnya pamit dari Tower Nasdem.
Hal itu berbeda dengan pertemuan pada 29 Maret lalu. Surya tidak ikut turun hingga lobby. Dibiarkan AHY keluar sendiri dan memberi keterangan pers sendirian. Hari ini, salam dan peluk mesra Surya dengan AHY tampak dipertunjukkan bagi publik.
Keduanya pun menyatakan hubungan kian dekat dan harmonis, meski mereka masih menyimpan kata sepakat koalisi. Termasuk soal tawaran posisi bakal cawapres. Namun, salah seorang elite Nasdem telah memastikan bahwa kursi cawapres akan diberikan bagi partai koalisi setelah Nasdem mempunyai jagoan capres.