Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Keroyok PDIP, Tiga Koalisi Parpol Mengancam

23 Juni 2022   08:53 Diperbarui: 23 Juni 2022   09:06 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar bertemu di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (18/6/2022). (Foto: Antara)

Jika mengusung Puan Maharani, elektabilitas tergolong sangat rendah. Sedangkan jika akhirnya memutuskan mengusung Ganjar Pranowo, meski elektabilitas Ganjar tertinggi, tetapi masih di angka 25 persen. Jauh di bawah Jokowi yang elektabilitas dua kali lipat saat hendak memasuki Pilpres 2014.

Jika kemudian PDIP maju tanpa menggandeng parpol lain dan harus berhadapan dengan tiga koalisi yang terbentuk maka menjadi pertempuran hidup mati dalam putaran pertama. Padalnya, jika tidak lolos dalam dua besar hasil putaran pertama Pilpres maka pupus harapan untuk mencatatkan rekor ketiga mengantarkan presiden setelah dua periode Jokowi.

Faktor Jokowi tentu akan menjadi kekuatan bagi pasangan yang diusung PDIP. Setelah Gibran Rakabuming Raka mendapat prioritas diusung dalam Pilgub DKI Jakarta, tentu Jokowi punya kepentingan untuk menyukseskan partai banteng. Diperkirakan, Jokowi akan mengarahkan relawannya untuk mendukung pilihan Megawati dalam Pilpres 2024.

Meski demikian, ditambah kekuatan relawan Jokowi, PDIP harus memberikan penawaran kepada partai lain, khususnya anggota KIB untuk bisa diajak bersekutu. Banyak yang menduga bahwa KIB sangat patuh kepada Jokowi. Itu sebabnya, PDIP bisa menggunakan pengaruh Jokowi untuk mengajak kerja sama dalam putaran pertama Pilpres.

Tak bisa dipungkiri peran dan pengaruh Jokowi masih kuat dalam memberikan warna dalam Pilpres 2024. Menggunakan kekuatan dan pengaruh yang tersisa menjelang akhir masa jabatan, Jokowi bisa memanfaatkannya untuk menggalang kekuatan dan memberikannya kepada PDIP.

Bagaimanapun Pilpres 2024, tampaknya ingin dijadikan momentum PDIP untuk bisa mengantarkan Puan Maharani sebagai presiden. Jokowi sebagai kader dan menikmati buah jabatan sejak walikota, gubernur, dan dua kali presiden harus memberikan peran dan tanggungjawabnya agar harapan Megawati mendudukkan trah Soekarno memimpin Indonesia bisa terwujud.

Bahkan, jika dimungkinkan bisa mengusung pasangan cawapres dari internal. Banyak orang menyebutkan perlu mengusung Ganjar Pranowo yang sudah mendapat legitimasi melalui survei. Hal itu menjadi kesempurnaan dari PDIP juga Megawati dalam memimpin partai yang semula bernama PDI pada 1973.

Kita akan melihat semakin menariknya percaturan politik di Tanah Air dalam hari-hari mendatang. Semoga parpol makin mengerucutkan bakal capres dalam waktu dekat ini, sehingga rakyat makin memahami bakal pemimpin bukan dengan cara instan di detik-detik terakhir menjelang penutupan KPU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun