Bahkan, ia membiarkan banyak kelompok preman bersenjata mulai unjuk diri di  luar gedung parlemen di banyak negara bagian dalam beberapa hari terakhir ini.Â
Ia juga menutup mata bahwa banyak penduduk dalam beberapa hari terakhir ini memborong senjata di banyak toko. Penduduk seolah-olah berjaga-jaga jika terjadi perang saudara.
Direktur FBI Christopher Wray menyebut kelompok-kelompok tersebut sebagai ancaman domestik terbesar bangsa. Pengamanan Washington pun sudah dipersiapkan dalam dua pekan terakhir. Sebanyak 25 ribu tentara Garda Nasional disiapkan 24 jam mengisolasi Ibukota AS.
Ancaman dari kelompok kanan dan pendukung Trump tidak bisa dipandang sepele. Apalagi mereka merupakan warga sipil bersenjata. Serbuan di gedung Capitol yang menewaskan 4 perusuh dan satu petugas menjadi bukti militansinya loyalis Trump.
Apalagi kelompok tersebut telah menyatakan tidak akan menyerah, salah satunya dengan mengancam akan melakukan konvoi bersenjata pada hari pelantikan Joe Biden pada 20 Januari 2020 lusa.
Semoga, pelantikan Joe Biden tetap lancar dan aman. Peralihan pemerintahan berjalan damai. Dengan demikian perlahan, orang melupakan Trump.
AS Â kembali menjadi negara modern yang menjunjung tinggi demokrasi, persamaan hak seluruh bangsa dunia, dan mengutamakan perdamian. Amerika bukan lagi negara tertutup yang rasis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H