"Saya kasihan kepada Kepala Dinas Sosial DKI, pekerjaannya diambil alih Menteri Sosial DKI," kata Fadli melalui akun Twitternya, @fadlizon, Rabu (30/12/2020).
Risma bergeming. Di balik kerja besar mengatur distribusi bantuan sosial sepanjang tahun 2021 yang dianggarkan Rp 110 triliun. Ia tetap melakukan blusukan.
Bagai tak peduli sikap nyinyir pihak lain, Risma tetap mengayunkan langkahnya menegur sapa para tuna wisma dan orang jalanan yang kurang beruntung di Ibukota. Termasuk pemulung di jalan protokol Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Sebagian orang pun ada yang menyindir sejak kapan Jalan MH Tamrin, ada pemulung. Seolah  dijawab dengan ejekan sejak ada Risma. Suara yang nyinyir terhadap kerja blusukan Risma terus bermunculan hingga kini.
Fadli Zon melalui jejaring media sosial mencuit mengenai blusukan. Meski tidak menyebut nama, politikus Partai Gerindra itu menyebutkan jika kecanduan blusukan perlu diperiksa karena ada kemungkinan gila pecitraan.
"Blusukan secara proporsional bagus saja sbg cara melihat langsung lapangan. Tp klu kecanduan blusukan maka harus diperiksa jgn2 gangguan 'gila pencitraan'," kata Fadli lewat akun Twitter miliknya, @fadlizon, Selasa (5/1/2021).
Apakah cuitan anak buah Prabowo Subianto itu dimaksudkan ditujukan kepada Risma? Semua paham. Namun, tampaknya ada yang takut dipolisikan jika menyebut nama karena ada unsur ujaran kebencian, 'gila pencitraan'.
Meski di tengah cibiran dan tudingan. Risma tampaknya tidak terpengaruh. Ia lebih suka bekerja menyapa masyarakat bawah ketimbang melontarkan provokasi lewat media sosial.
Risma juga lebih memilih membela kaum miskin yang terpinggirkan daripada membela ormas yang jelas mempunyai catatan menjadi pelanggar HAM dan lebih banyak melakukan aktivitas intoleransi serta  kekerasan.
Langkah Risma ini nyaris tidak dilakukan para menteri sosial terdahulu. Itu pula yang akan membedakan dari para senior di Kemensos. Langkah Risma ini dipastikan akan menghindarkannya dari pemikiran atau pun kegiatan penyimpangan anggaran sosial.
Di tengah pandemi langkah Risma yang baru sebatas di Jakarta harus dimaklumi. Namun, kebijakannya tentu akan bersifat nasional. Upaya terjun menjamah kaum susah di Jakarta adalah contoh yang harus dilakukan dinas sosial di seluruh Tanah Air untuk peka dan peduli di wilayah masing-masing.