Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gereja dan Ulama Izinkan Vaksin Covid-19 Meski Tak Halal

30 Desember 2020   08:57 Diperbarui: 30 Desember 2020   15:27 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengiriman vaksin Sinovac dari Tingkok. (Foto: Kontan.co.id)

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir memastikan bahwa Sinovac tidak mengandung bahan baku dari kandungan gelatin babi (porcine). Pernyataan itu ia sampaikan kepada Wapres Ma'ruf Amin pada Agustus lalu.

Pemerintah Indonesia pun sudah memborong vaksin Covid-19 dari setidaknya empat pabrikan. Setidaknya 426 juta dosis vaksin corona telah dipesan dari Sinovac Tiongkok, Novavax Kanada, AstraZeneca Inggris, dan Pfizer perusahaan patungan Jerman-Amerika Serikat.

Kiriman vaksin Sinovac telah masuk ke Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis. Dalam waktu dekat akan bertambah 1,8 juta. Pada Januari Biofarma mulai mengolah vaksin Sinovac setelah mendapat kiriman bahan baku sebanyak 30 juta dosis.

Ratusan juta dosis itu diharapkan bisa disuntikkan kepada 180 juta penduduk untuk menciptakan herd imunnity. Prioritas penerima suntik vaksin diberikan pertama kepada tenaga kesehatan yang jumlahnya mencapai 1,3 juta orang di 34 provinsi.

Tahap kedua yaitu pelayan publik yang jumlahnya mencapai 17,4 juta. Disusul kemudian masyarakat yang lanjut usia di atas usia 60 tahun yang jumlahnya mencapai 21,5 juta. Setelah itu, diberikan kepada masyarakat umum, misalnya pada usia produktif.

Kelonggaran yang diperikan institusi keagamaan diharapkan bisa memperlancar vaksinasi Covid-19. Vaksin Covid-19 mendesak dibutuhkan di tengah angka penularan yang terus melonjak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun