Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jenderal Urus Agama, Bankir Jadi Menkes, Terobosan Jokowi Bisa Blunder

22 Desember 2020   20:46 Diperbarui: 22 Desember 2020   21:01 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budi Gunadi Sadikin, Risma, Presiden Jokowi. (Foto: CNBC Indonesia)

Dalam hal ini, banyak yang sepakat bahwa di era pandemi Covid-19, sektor kesehatan harus menjadi garda terdepan dalam pemulihan kondisi bangsa. Terobosan baru mutlak diperlukan agar bisa memecah kebuntuan dari melonjaknya kasus penularan virus corona.

Budi diharapkan melakukan serangkaian langkah terutama dalam mengatasi Covid-19. Keseriusan dan Kecekatan Budi mutlak dibutuhkan di tengah gesekan dunia untuk memperebutkan vaksin dan sarana medis menghambat pandemi.

Selama ini melalui Kementerian BUMN, banyak hal sudah dilakukan seperti mendatangkan alat-alat dan perangkat deteksi corona hingga mencari vaksin. Semua itu ditengarai sebagai langkah-langkah Budi saat menjabat sebagai wamen dan satgas PEN.

Jokowi tampaknya lebih melihat sosok manajerial dalam mengelola bidang kesehatan terkait wabah global ini. Budi diharapkan menawarkan konsep baru untuk menggerakkan kementerian yang butuh bergerak cepat melawan pandemi.

Gelagat untuk mengganti Terawan memang sudah terasa sejak awal Covid-19 terdeteksi di Indonesia. Dokter militer dengan pangkat jenderal bintang tiga itu dinilai gagal melakukan penanganan Covid-19.

Koalisi untuk Indonesia Bebas Covid-19, Senin kemarin, bahkan membuat petisi yang menyatakan Terawan Agus Putranto telah gagal sebagai Menteri Kesehatan dan minta Jokowi menggantinya.

Nama Budi kemudian banyak diunggulkan dalam bursa pengganti Terawan. Budi dianggap mampu melakukan reformasi manajemen dan sistem kesehatan publik. Bahkan cita-cita Budi memberikan vaksin Covid-19 sebanyak 16 juta orang dianggap memberikan angin segar dalam mengatasi pandemi yang sudah mendera setahun ini.

Tentunya, dengan latar Budi sebagai wamen dan berkecimpung sebagai Ketua Satgas PEN akan memberikan bekal dalam menjejakkan langkah dalam mengatasi pandemi yang tidak mudah. Ia sudah menguasai medan sehingga tidak perlu lagi penjajakan tetapi langsung tancap gas.

Termasuk pilihan menggunakan vaksin Sinovac asal Tiongkok yang akan disuntikkan kepada warga, apakah mungkin bisa dievaluasi. Sedangkan Singapura justru menggunakan vaksin corona yang dikembangkan Pfizer dan BioNtech. Pilihan Singapura banyak disebut lebih baik.

Pemerintah Indonesia semula beralasan, fasilitas pendingin untuk penyimpanan dan distribusi yang disiapkan harus diubah bila menggunakan vaksin asal Inggris itu. Sedangkan yang sudah disiapkan adalah untuk Sinovac. Dosis 1,2 juta sudah masuk dan 1,8 juta segera masuk akhir bulan ini.

Selanjutnya, urusan kesehatan tidak hanya di bidang Covid-19 tentunya. Bidang kesehatan lainnya tak kalah menyita energi dan penanganan. Inilah pertaruhan lainnya dari sosok Budi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun