SEMUA kawasan di Inggris kini menjadi hotspot penularan varian baru dari Covid-19 yang disebut sebagai virus VUI 202012/01 (Variant Under Investigation in December 2020).
Varian ini menular lebih cepat 70 persen alias 'viral load'lebih besar dibanding penularan virus corona yang dikenal setahun ini.
Reuters mengutip Ketua NERVTAG dan profesor penyakit menular di Universitas Oxford, Peter Horby, bahwa varian virus tersebut memiliki keunggulan transmisi dibandingkan dengan virus yang sudah ada di Inggris.
Tak pelak, penyebaran varian baru itu merupakan berita buruk yang kita dengar sejauh ini. Secepat kilat 30 negara sudah melarang perjalanan ke Inggris.
Amerika Serikat sudah melarang semua penerbangan ke Inggris. Banyak negara terutama mayoritas Eropa telah melarang kedatangan penumpang dari Inggris. Pembatasan dilakukan Swiss, Swedia, Finlandia, Belgia, Jerman, Perancis, Kanada, Austria, Irlandia.
Pelarangan juga merambah di kawasan Timur Tengah, seperti Iran, Arab, Saudi, Kuwait, Turki, hingga Israel. Termasuk di kawasan Estonia, Latvia, Lituania, Bulgaria, Romania, Kroasia.
Penularannya bahkan telah merambah masuk ke beberapa negara. Pelancong dari Inggris yang mendarat di Bandara Fiumicino Roma langsung dikarantina karena positif jenis baru baru corona itu. Penyebaran virus jenis baru itu malah sudah diindikasikan telah sampai di Belanda, Denmark, Australia.
Virus ini mulai dilaporkan ke WHO pada 18 Desember 2020 lalu. Bibit awalnya terjadi pada September di tenggara Inggris yaitu di wilayah Kent. Bahkan, anak-anak sangat rentan terhadap virus baru ini. Disebutkan kecenderungan virus ini menular pada anak-anak lebih besar.
Strain baru ini harus diantisipasi banyak negara agar tidak terjadi penularan yang masif. Tidak ada cara lain kecuali upaya penguncian kawasan yang lebih ketat.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sejak akhir pekan lalu telah mengumumkan penguncian paling ketat sebagai 'tingkat 4'. Semua aktivitas umum ditutup selama dua minggu. Tidak kecuali toko-toko hingga penata rambut. Pergerakan orang di luar ruangan sangat dibatasi meski menjelang Natal dan Tahun Baru.
Presiden ke-5 RI Susilo Bambang Yudhoyono pun sudah wanti-wanti agar tidak tidak terulang wabah flu Spanyol yang menyebabkan 50 juta orang meninggal dunia.