Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ternyata Vaksin Covid-19 Sinovac Hanya untuk Usia 18-59 Tahun

11 Desember 2020   10:34 Diperbarui: 11 Desember 2020   10:40 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMERINTAH sudah mengimpor vaksin Sinovac asal Tiongkok berjumlah 1,2 juta dosis. Akhir bulan ini, akan kembali masuk 1,8 juta dosis. Awal tahun depan akan masuk bahan baku vaksin yang akan diolah Biofarma sebanyak 15 juta dan 30 juta dosis.

Kehadiran vaksin antivirus Covid-19 ini menjadi dambaan bagi masyarakat di tengah tekanan penularan virus mematikan ini. Tidak hanya pada usia produktif tetapi juga bagi remaja, anak-anak, balita. Juga bagi orang tua yang sudah memasuki usia manula.

Rencana pemberian vaksin di Indonesia diberikan kepada tenaga medis. Mereka adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Mereka dianggap paling rentan atas pandemi ini karena selalu berhadapan langsung dengan pasien positif.

Kebijakan tersebut harus dipahami dan dimaklumi oleh masyarakat umum. Apalagi, tenaga medis yang gugur akibat terinfeksi virus corona alias tertular dari pasien, jumlahnya masuk dalam peringkat 10 besar di dunia.

Mengenai pemberian vaksin kemudian dilakukan berjenjang setelah tenaga medis mendapatkan suntik bersamaan pasca masuknya 1,8 juta dosis vaksin.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan target suntik terhadap 107.206.544 orang usia produktif yaitu 18 hingga 59 tahun. Kebutuhan vaksin untuk jumlah tersebut adalah 246.575 juta dosis.

Di hadapan anggota DPR,  Terawan mengatakan pemberian atas hanya terbatas pada usia 18-59 tahun karena berdasar uji klinis atas vaksin Sinovac tersebut.

Kenapa diambil umur 18-59 tahun, karena di dunia, yang dilakukan untuk uji klinis 3 pada range (kisaran) umur sekian, belum dilakukan uji klinis untuk range yang di atas itu, atau di bawah itu," kata Terawan, dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Kamis (10/12).

Sejauh ini penggunaan vaksin Covid-19 di dunia baru sebatas izin darurat penggunaan vaksin atau Emergency use authorization (UEA). Bahkan belum ada belum ada satu pun vaksin Covid-19 di dunia yang sudah mendapat izin edar.

Hal itu berarti belum vaksin yang pasti "Jadi, ya kami meraba-raba. Baru ada EUA itu pun baru satu di Inggris," kata Terawan yang juga purnawirawan Jenderal TNI itu.

Hal senada disampaikan Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI mengatakan vaksin Sinovac belum diuji klinis pada usia di atas 60 tahun. Saat ini, masih menunggu uji klinis yang tengah berlangsung di Brasil yang diberikan kepada warga berusia di atas 60 tahun.

Uji klinis tahap tiga atas vaksin Sinovac di Indonesia yang dialakukan di Universitas Padjajaran Bandung sejak Agustus lalu baru dilakukan pada usia produktif.

Hal tersebut memang berbeda dengan dengan produk vaksin Covid-19 Pfizer di Inggris. Pemberian vaksin kepada masyarakat umum yang dimulai sejak Senin, awal pekan ini, justru diberikan kepada nenek usia 90 tahun yaitu Margaret Keenan.

Pemerintah pernah memberikan alasan tidak membeli vaksin yang diproduksi Inggris tersebut. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir karena alasan syarat penyimpanan dan distribusi dingin (cold chain) vaksin yang berbeda dengan produsen tersebut.

Erick mengatakan vaksin yang dibeli pemerintah adalah vaksin yang cold chain atau distribusinya friendly dengan distribusi di Indonesia yaitu minus 2 hingga minus 8 derajat celcius.

Produk yang cocok dengan itu yaitu Sinovacm Novavax, AstraZeneca sedangkan vaksin seperti Pfizier membutuhkan suhu minus 75 derajat celcius kemudian Modena harus pada suhu minus 20 derajat celcius.

Menurut Erick lagi, sejak awal pemerintah menyiapkan sistem distribusi dengan kondisi minius 2 hingga minus 8 derajat celsius sehingga kalau yang di bawah itu berarti harus membongkar sistem distribusi artinya membuang waktu lagi.

Erick juga berpesan bahwa masyarakat tidak mempersoalkan kenapa pemerintah tidak membeli merek vaksin yang lain. Ia menyebutkan pemerintah memilih produsen vaksin sesuai dengan kriteria dan kuantitas yang diperlukan.

Ia pun mengingatkan bahwa produksi vaksin dunia baru 4 miliar dosis sedangkan kebutuhan vaksin seluruhnya mencapai 16 miliar dosis.

Dengan demikian, apa yang harus dilakukan nenek-kakek, opa-oma, juga adik-adik 18 tahun ke bawah. Mereka juga membutuhkan vaksin untuk menangkal virus Covid-19.

Kita berharap vaksin Merah Putih yang kini dirintis anak negeri segera bisa diuji dan berhasil menjadi solusi. Kan, aneh bila gara-gara mencari vaksin, kita harus membawa anak-anak atau opa-oma terbang ke Inggris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun