Uji klinis tahap tiga atas vaksin Sinovac di Indonesia yang dialakukan di Universitas Padjajaran Bandung sejak Agustus lalu baru dilakukan pada usia produktif.
Hal tersebut memang berbeda dengan dengan produk vaksin Covid-19 Pfizer di Inggris. Pemberian vaksin kepada masyarakat umum yang dimulai sejak Senin, awal pekan ini, justru diberikan kepada nenek usia 90 tahun yaitu Margaret Keenan.
Pemerintah pernah memberikan alasan tidak membeli vaksin yang diproduksi Inggris tersebut. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir karena alasan syarat penyimpanan dan distribusi dingin (cold chain) vaksin yang berbeda dengan produsen tersebut.
Erick mengatakan vaksin yang dibeli pemerintah adalah vaksin yang cold chain atau distribusinya friendly dengan distribusi di Indonesia yaitu minus 2 hingga minus 8 derajat celcius.
Produk yang cocok dengan itu yaitu Sinovacm Novavax, AstraZeneca sedangkan vaksin seperti Pfizier membutuhkan suhu minus 75 derajat celcius kemudian Modena harus pada suhu minus 20 derajat celcius.
Menurut Erick lagi, sejak awal pemerintah menyiapkan sistem distribusi dengan kondisi minius 2 hingga minus 8 derajat celsius sehingga kalau yang di bawah itu berarti harus membongkar sistem distribusi artinya membuang waktu lagi.
Erick juga berpesan bahwa masyarakat tidak mempersoalkan kenapa pemerintah tidak membeli merek vaksin yang lain. Ia menyebutkan pemerintah memilih produsen vaksin sesuai dengan kriteria dan kuantitas yang diperlukan.
Ia pun mengingatkan bahwa produksi vaksin dunia baru 4 miliar dosis sedangkan kebutuhan vaksin seluruhnya mencapai 16 miliar dosis.
Dengan demikian, apa yang harus dilakukan nenek-kakek, opa-oma, juga adik-adik 18 tahun ke bawah. Mereka juga membutuhkan vaksin untuk menangkal virus Covid-19.
Kita berharap vaksin Merah Putih yang kini dirintis anak negeri segera bisa diuji dan berhasil menjadi solusi. Kan, aneh bila gara-gara mencari vaksin, kita harus membawa anak-anak atau opa-oma terbang ke Inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H