Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Oposisi Menguat Tak Perlu Ditakutkan

11 November 2020   12:59 Diperbarui: 11 November 2020   13:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepulangan Rizieq Syihab, Selasa 10 November 2020 (Foto: ABC News)

PENDUKUNG berdesakan menyambut kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab. Kepulangannya disambut antusias dengan shalawat dan terikan takbir Allahu Akbar. Penyambut yang sebagian besar berbaju putih berebut untuk menjabat tangan dan ingin menciumnya.

Antusiasme pendukung tak hiraukan lagi protokol kesehatan Covid-19. Jakarta yang masih menerapkan PSBB Transisi tak berlaku hari itu. Kerumunan orang semoga tak membiakkan virus Corona. Meski di tengah penyambutan di Slipi, seorang pria sesak nafas kemudian tewas meski telah diberikan pertolongan.

Rumah Rizieq Syihab pun dipenuhi tamu. Tidak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyempatkan malam-malam datang bersilaturahmi. Melepas kangen tidak ada pembicaraan politik seperti disampaikan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen.

Saat mendekat rumah di Kawasan Petamburan, Jakarta Barat, Rizieq menyampaikan orasinya. Ia ingin melakukan revolusi akhlak. Ia pun berdoa agar pandemi virus Corona bisa segera berakhir.

Setiba di rumahnya, Rizieq juga memberikan tausiahnya kepada para pendukung yang berjubel tanpa mengindahkan jarak juga tampak tak bermasker. Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah karena diperbolehkan ada penjemputan tetapi tidak berterima kasih karena pemerintah menuding dirinya dideportasi.

Rizeq menceritakan hidupnya yang nikmat di Arab Saudi. Ia menegaskan tidak ada yang kurang di Mekkah karena mempunyai jemaah dan bisa berdakwah seperti yang dilakukan di Indonesia. Ia menyebutkan sebenarnya tidak ingin meninggalkan Saudi tetapi karena 100 ribu kali lipat untuk berdakwah di Indonesia maka ia akan pulang.

Kepada para jemaahnya, Rizieq menceritakan rintangan dalam pemesanan tiket pesawat. Ia menyebut ada pihak yang ingin membatalkan tiketnya dengan beragam cara agar tidak bisa terbang pulang. Rizeq menuding para pihak itu dengan makian ba**ngan.

Rizieq juga menceritakan pernah diperiksa Badan Intelijen Saudi dan dewan keamanan. Ia menuturkan itu terjadi karena ada laporan sampah dari Tanah Air. Ia menuding pelapor adalah tingkat tinggi. Artinya bukan laporan dari orang bisa.

Ia juga menyinggung mengenai rekonsiliasi. "Selama pemerintah baik, kita akan apresiasi. Kita akan terima kasih. Tapi kalau mereka membuat aturan-aturan yang merugikan rakyat, yang merusak agama, yang menghancurkan akhlak, wajib untuk kita lawan," katanya.

Berulang Rizieq mengatakan bahwa banyak pernyataan yang selama ini berkembang seperti ia berurusan dengan masalah kriminal dan pelanggaran hukum selama di Saudi. Ia menegaskan telah terjadi pembohongan. Ia menyebutkan selama di Arab Saudi ia bisa umroh tiap bulan dan berhaji berulang selama 3,5 tahun di Tanah Suci.

Gambaran di atas menyiratkan dengan tegas bahwa Rizeq Syihab bersiap untuk beroposisi terhadap pemerintah. Rizieq diperkirakan akan terus melakukan upaya perlawanan dengan mengkritik semua kebijakan pemerintah.

Menurut oposan Jokowi, Rocky Gerung, selain ada mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo kehadiran Rizieq Syihab akan makin menguatkan posisi oposisi yang selalu bersebarangan dengan kebijakan pemerintah.

Keberadaan oposisi yang sehat memang perlu dalam alam demokrasi. Diharapkan tata cara mengkritik pemerintah bisa dilakukan dengan beradab dengan menghindari sikap pembangkangan yang berujung pada sikap kekerasan.

Sangat disayangkan jika kemudian sikap anti pemerintah disampaikan melalui agitasi dengan bahasa dan pernyataan tanpa mengindahkan etika dan keseponan. Misalnya, dengan kata sumpah serapah, dan kata-kata nama binatang.  

Kehadiran oposisi yang santun akan membawa suasana nyaman dalam masyarakat. Demikian pula pernyataan oposisi yang memberikan solusi memberikan nilai pada kehidupan kebangsaan.

Diharapkan pemerintah tidak apriori terhadap sikap dan masukan dari oposisi. Memang akan sulit merangkul oposisi karena tujuan beroposisi adalah mencapai kekuasaan. Namun, keberadaan opisisi justru menjadikan pemerintah akan lebih baik.

Pemerintah yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat dengan mengedepankan aspek transparansi secara pelan tapi pasti akan mendegradasi sikap berseberangan kubu oposisi. Justru legitimasi kepada pemerintah akan menguat jika pemerintah berhasil mewujudkan kebijakan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Oposisi selalu masuk segala celah. Ia akan menggerogoti sisi lemah dari kekuasaan. Tujuannya menenggelamkan kekuasaan dan menggantikannya. Hal ini perlu disadari dan mengandaikan bahwa pemerintah tidak ada cela. Pemerintah harus sempurna dalam segala hal.

Kontradiksi akan muncul. Sebagaimana misalnya, perbedaan keterangan soal deportasi Rizieq Syihab. Antara pemerintah dan Rizieq terjadi kontradiksi yang menonjol. Rizieq berargumen visanya telah dihidupkan kembali dan diperpanjang. Pemerintah menegaskan bukan perpanjangan visa tetapi sebatas tinggal untuk bertolak ke Indonesia hingga 11 November 2020 alias deportasi.

Kemudian tudingan pemerintah RI menghambat kepulangan Rizieq dan upaya pihak-pihak tertentu menghalang-halangi dan mengacaukan tiket kepulangannya. Meski hanya sebatas omongan tanpa menyertakan bukti otentik, bagi sebagian orang terutama pendukung Rizieq hal tersebut merupakan kebenaran.

Fanatisme telah muncul dalam hal ini. Bahkan, sikap mengarah kepada pengkultusan terjadi. Menghadapi hal semacam ini, banyak orang, memilih untuk berdiam diri dengan berharap suatu saat kebenaran yang akan muncul dengan sendirinya.

Namun, sikap apriori semacam itu keliru dalam pembangunan masyarakat. Kebohongan yang bertumpuk kemudian bisa dianggap kebenaran. Tak ada kata lain kecuali mengungkapkan fakta untuk melawan agitasi tersebut.

Pemerintah dengan segala saluran yang ada harus melakukan perlawanan dengan melakukan serangkaian propaganda positif melawan berbagai penyesatan yang ada. Misalnya, bagaimana pemerintah melawan stigma telah terjadi kriminalisasi ulama.

Banyak tokoh oposisi dan ini kerap dilantangkan Rizieq Syihab kriminalisasi ulama. Diksi itu masih terjadi sampai saat ini. Bagaimana kemudian pemerintah melawan ini dan menunjukkan bahwa penguasa tidak melakukan kejahatan kepada kalangan ulama?

Pemerintah yang didukung seluruh sumber daya bagai tak terbatas sebenarnya mempunyai kekuatan lebih dibanding kalangan oposisi. Namun, pemerintah tampak selalu kewalahan menghadapinya.

Apakah perjalanan ke depan oposisi lebih dominan sehingga pemerintah terganggu menjalankan kebijakannya? Tidak ada yang perlu ditakutkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun