Ancaman kekerasan juga dilontarkan, misalnya oleh  loyalis Trump, Steve Bannon. Ia mengancam akan memenggal kepala Direktur FBI Christopher Wray, termasuk Direktur Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci karena dianggap tidak setia pada Trump.
Trump getol berkicau di linimasa Twitter melontarkan tudingan tanpa dasar membuat cuitannya kena sensor. Ia juga getol menuding media massa dan lembaga survei telah memihak Joe Biden.
Kondisi itu membuat beberapa ahli mengomentari Pilpres Indonesia di-copy paste Trump. Warganet Indonesia juga riuh dengan cuitannya di media sosial. antara lain, 'Prabowo versi AS', 'Another Prabowo detected'. 'Jangan khawatir, siapa pun yang kalah akan menjadi Menhan'.
Setelah hasil elektoral tembus syarat minimal kemenangan, bahkan 290 berbanding 215 untuk kemenangan Biden, Trump masih melawan. Ia bahkan tidak legowo untuk mengucapkan selamat kepada sang rival, sebagaimana tradisi pilpres sebelumnya.
Trump masih menyebutkan kecurangan, misalnya, surat suara yang dikirimkan lewat pos banyak yang datanya dibuat-buat, seperti diisi nama warga yang telah meninggal. "Saya tidak akan beristirahat hingga rakyat Amerika mendapat perhitungan yang jujur," ujarnya.
Trump masih bercokol di Gedung Putih hingga pengambilan janji Biden sebagai presiden pada Januari 2021. Warga AS masih cemas-cemas menunggu apa yang dilakukan Trump dalam hari-hari mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H