Kemana setelah lulus kuliah? Inilah merupakan salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan banyak orang, termasuk diri sendiri. Mengingat jumlah sarjana di Indonesia sangat banyak, wajar saja jika tingkat persaingan di dunia kerja semakin sengit. Untuk mendapatkan gelar sarjana itu memang sangat sulit.Â
Butuh usaha dan perjuangan yang keras, dan juga harus bermental baja, karena banyak kesulitan yang kemudian harus dihadapi, semisal uang SPP, uang kontrakan atau uang kost, uang tugas, dan masih banyak lagi kebutuhan sehari-hari, tapi dengan tekad dan usaha sehingga bisa mendapatkan gelar sarjana.
Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada kata pengangguran, apalagi pengangguran bagi orang berpendidikan tinggi dan yang mempunya gelar sarjana. Masa kuliah 4 atau 5 tahun bahkan sampai dengan 7 tahun seperti terbuang sia-sia. Bahkan miris jika mengingat biaya kuliah puluhan juta dari orang tua bahkan ada yang sampai ratusan juta menjadi tidak berarti apapun.
Tapi kenapa banyak lulusan sarjana jadi pengangguran, sesunggunya apa penyebabnya?
*Kurangnya pegalaman magang, magang merupakan salah satu tahapan bagi seorang mahasiswa mengenal lebih dekat dengan dunia kerja. Karena bakal banyak praktek-praktek yang dilakukan selain mempelajari teori-teori. Pengalaman magang ternyata dapat membantu lulusan baru dilirik oleh perusahaan.
*Metode mengajar yang diterapkan oleh dosen. Metode pengajaran yang digunakan tidak menunjang unsur praktis, sehingga mahasiswa ketika selesai menamatkan mata kuliah hanya akan mendapat konsep dan teori yang bersifat (abstrak). Sehingga sulit bagi lulusan sarjana untuk mengimplementasikan teori yang di dapatkan selama kuliah.
*Banyak pengangguran karena faktor sarjananya sendiri. Â Maksudnya banyak lulusan Sarjana S1 yang hanya modal teori namun minim life skills yang mumpuni. Wajar kalau mereka jadi pengangguran. Mungkin karena di era digital sekarang ini, mayoritas mahasiswa lebih asyik baca status di social media daripada belajar tentang berbagai aktivitas yang mengasah life skills.
*kebanyakan sarjana nganggur karena memang sama sekali tidak punya something wow. Hidupnya datar-datar saja, dan terlalu mainstream.
Di sisi lain kesulitannya sarjana menembus dunia kerja karena relevansi antara mutu perguruan tinggi dan kebutuhan dunia industri masih rendah, di tambah dengan persaingan yang semakin ketat dan semakin kurangnya lapangan pekerjaan.
Oleh karena itu, untuk mencapai lulusan sarjana yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia kerja nyata. Sadari mulai dini sudah harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti perkuliahan dari semester awal yang kebanyakan dianggap enteng oleh kebanyakan mahasiswa dan lebih mengasah skill kita di organisasi ekstra maupun intra kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H