Latihan dilakukan seminggu2 kali. Setelah beberapa kalilatihan, mBah Guru yg memang sudah sepuh minta dicarikan pelatih pendamping. "Tenagaku sudah tidak seperti dulu " kata beliau. Akhirnya kami menghubungi seorang panjak -- penabuh gamelan professional- dari kampong sebelah untuk menjadi pelatih pendamping.
Belum genap 2 bulan latihan para petani yg mnjadi penabuh sudah cukup lamcar memainkan gending- gending klasik yg diajarkan mBah Guru.
Akhirnya beberapa hari lalu kami putuskan untuk meresmikan grup kerawitan kami. Grup kerawitan dengan para petani sebagai nayaganya. Grup kerawitan yang lahir dari kegiatan gilir air atau dalam Bahasa jawa halusnya gilir toya.
Maka resmilah GITO LARAS
..................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H