Mohon tunggu...
Edis Galingging
Edis Galingging Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Sedang berproses

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Intoleransi Akar Terorisme di Indonesia

22 November 2019   10:59 Diperbarui: 22 November 2019   11:21 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi terorisme kembali lagi terjadi, kali ini Polrestabes kota Medan menjadi sasaran empuk para penganut paham terorisme, dari peristiwa tersebut dapat  kita simpulkan bahwasannya masyarakat Indonesia belum memaknai betul akan perbedaan sosial, budaya, golongan, dan juga agama. Padahal kita adalah masyarakat yang  multikultural yang wajib kita terima dan kita pertahankan untuk menjadi nilai lebih, bukan menjadi sebuah malapetaka yang dapat merperkeruh persaudaraan yang ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia.  

Lagi!!! radikalisme dianggap menjadi akar penyebab peristiwa aksi teror yang terjadi. Namun, mari kita coba mundur kebelakang untuk memaknai arti sebenarnya radikal. Radikal adalah suatu kata yang berasal dari bahasa latin yaitu Radix yang artinya akar (kembali ke dasar), yang artinya segala sesuatu harus kembali ke dasar atau pada prinsipnya. Dari segi politik, pengertian radikal ialah suatu pergerakan yang dilakukan untuk menginginkan suatu perubahan.

Dari pengertian diatas, berbanding terbalik kalau kita melihat pengertian radikal yang ada di pola pikir masyarakat Indonesia yaitu, radikal sering dianggap sebagai suatu paham yang berseberangan dengan nilai-nilai agama dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Defenisi semu terhadap radikal masih begitu melekat di pola pikir masyarakat. hingga saat ini juga negara belum mampu memberikan istilah yang tepat terhadap kata radikal, sehingga tidak menyebabkan bias di lingkungan masyarakat dan menyebabkan terjadinya pemberangusan yang salah sasaran terhadap kelompok yang dikatakan radikal. Dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwasannya radikal bukanlah akar dari paham terorisme.

Terorisme adalah suatu paham yang bertujuan memberikan suatu ketakutan ditengah-tengah masyarakat. Terorisme selalu melakukan serangan-serangan yang terkordinasi yang bertujuan menciptakan sebuah teror ketakutan di lingkungan masyarakat dengan menggunakan suatu alat sebagai pendukung terhadap tujuan aksi mereka.

Terorisme telah menjalar di berbagai daerah Indoesia tanpa melihat kondisi sosial masyarakat. Bila melihat dari sejarah, aksi terorisme di Indonesia telah terjadi sejak tahun 2000-an dan terus terjadi hingga pada saat ini. Kelompok teroris mempunyai ciri khas dalam menjalankan suatu kegiatan kelompok mereka, di Indonesia kelompok teroris menggunakan cara yang mangatasnamakan dengan suatu paham agama.

Indonesia adalah negara yang nemiliki beragam agama, dan ini menjadi kesempatan atau cara termudah kelompok teror dalam mempermulus aksi mereka, karena dengan cara membenturkan agama-lah menjadi cara termudah mereka untuk mencapai apa yang menjadi tujuan mereka.

Sekarang yang menjadi pernyataan pada diri kita masing-masing kalau bukan radikal akar dari terorisme, lalu apa?

Intoleransi, Intoleransi adalah akar dari terorisme di Indonesia. Intoleransi yang saya maksud disini bukan hanya orang-orang  yang tidak  menghargai agama orang lain melainkan juga orang-orang yang tidak menghargai yang namanya perbedaan sosial masyarakat, perbedaan budaya, perbedaan golongan.

Dari aspek-aspek inilah yang dengan mudah dipengaruhi sehingga dapat terpapar dan terjerumus ke arah yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan pancasila. Untuk itu kita sebagai masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang mempunyai prinsip gotong royong juga harus turut ambil bagian terhadap peberantasan paham terorisme di Indonesia, terorisme bukan hanya permasalahan bagi pemerintah, namun sudah menjadi permalahan utama bagi masyarakat Indonesia. terorisme telah menjadi momok yang harus kita lawan bersama.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan  menghargai agama orang lain, sosial, golongan, juga budaya dengan cara berkomunikasi, menjalin tali persaudaraan, kerjasama dengan semua pihak. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk yang terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan yang harus kita pertahankan dan kita warisi bersama pada anak cucu kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun