[caption id="attachment_148772" align="alignnone" width="572" caption="Bara luka jadi api (Galeri rupa Lentera di Atas Bukit oleh Andreas Iswinarto)"][/caption] Anak Moeda Bakar Diri oleh edi sembiring
Toean, Anak Moeda ini jang berdiri di depan Istanamoe, boekan orang koerang sehat pikiran. Boekan joega oerang soeroehan bagai kerbaoe ditarik hidoengnja.
Toean, Anak Moeda ini berdiri tegar dalam njala api. Ja, tiang api jang ditatap Moesa ketika membawa bangsanja keloear dari Mesir. Tiang api jang menjadi tanda seroe jang tertonggak di depan istanamoe.
Ini seroean !!!
Ini peringatan !!!
Moengkin tak lama ia berdiri. Ketika pada akhirnja kakinja gemetar dan tersoengkoer....
Seperti itoe joega tatapnja pada nasib rejim Toean.
Merah Poetih melambaikan salam, dari tiang di depan istana,
..... diingatan terakhir.
(RIP. Sondang Hutagalung)
[caption id="attachment_148775" align="alignnone" width="256" caption="Sondang Hutagalung, 22 tahun, Ketua organisasi Himpunan Aksi Mahasiswa Marhenis Untuk Rakyat Indonesia (Hammurabi). Termasuk aktivis komunitas Sahabat Munir."][/caption]
sondang yang bakar diri
oleh landung simatupang
anak itu bicara dengan tubuhnya, bensin dan api
ia mati di depan hidung kekuasaan
yang berlarut-larut mengecewakan
suka dusta, cucitangan dan ingkar janji
[ :) tak apa. semua baik-baik saja
lihatlah barang empat-lima hari
semua juga segera lupa. :) ]
bapak, memang begitulah biasanya
tapi yang ini berbeda: memberimu isyarat, bahkan aba
untuk sigap mengubah diri atau menyingkir dini
waktu mendesak, bapak; di mana-mana berkobar api!
Muak dan Jijik
Oleh N. Ketaren
Martir!!!
Sondang Hutagalung adalah martir bagi buta dan tulinya Rezim SBY.
Muak!!!
Sondang Hutagalung adalah pemuda yang muak melihat kemunafikan dan keserakahan SBY dan keluargannya!!
Jijik!!!
Sondang Hutagalung adalah mahasiswa yang jijik melihat perilaku koruptif SBY dan kroninya.
Negeri ini butuh TNI dan Pemuda Mahasiswa yang jijik dan muak yang bersedia menjadi martir atas kebusukan rezim SBY penjual negeri ini.
Surat Terbuka Pemuda dan Mahasiswa Indonesia :
Tuan Presiden, Martir itu bernama SONDANG HUTAGALUNG
Yang Mulia Tuan Presiden,
Setelah beberapa hari diliputi ketidakjelasan, kemarin telah diketahui bahwa anak muda yang membakar dirinya di depan istana Tuan adalah Sondang Hutagalung, mahasiswa Universitas Bung Karno. Sekali lagi, mahasiswa. Intelektual muda harapan bangsa.
Informasi ini hendaknya memupus semua spekulasi yang meragukan latar belakang dan motivasi anak muda tersebut dalam melakukan aksi bakar diri. Anak muda ini jelas bukan orang yang frustrasi karena latar belakang aktifitasnya selama ini adalah penggiat demokrasi dan HAM. Juga jelas bukan orang yang stress, karena pilihan tempat yang diputuskannya, di depan istana Tuan, menunjukkan nalarnya yang cerdas. Pun bukan mencari polularitas, karena sebagai aktivis, dia sudah populer di komunitasnya.
Tuan Presiden, sudilah kiranya Tuan membuka mata hati Tuan. Pilihan tempat, di depan istana Tuan, dan pilihan waktu, beberapa hari menjelang Hari Anti Korupsi, merupakan petunjuk yang sangat jelas tentang latar belakang dan alasan anak muda ini dalam melakukan aksinya.
Bagi Tuan, anak muda ini mungkin tak berarti apa-apa. tapi bagi kami, anak muda ini adalah martir pembebasan.
Salam Pembebasan,
[caption id="attachment_148774" align="alignnone" width="420" caption="Bara luka jadi api (Galeri rupa Lentera di Atas Bukit oleh Andreas Iswinarto)"][/caption] Catatan Penyadaran :
Sondang Hutagalung tidak menyakiti fisik siapa pun, kecuali membakar fisiknya sendiri. Apakah ia frustasi? Tidak! Kalau ia frustasi mungkin ia akan menggantung dirinya di kamar, bukan membakar tubuhnya di depan Istana Negara, simbol dari kekuasaan di negeri ini.
Silahkan Anda tidak setuju dengan metode perjuangannya, tetapi tidak perlu menghinakannya. Keberaniannya tidak untuk menyakiti siapa pun, tetapi membangungkan kepengecutan kita yang cuma jadi penonton di televisi terhadap berbagai ketidakadilan akibat korupsi, mafia hukum, dan pelanggaran HAM di negeri ini.
Kita menjadi bangsa yang mudah lupa dan bersembunyi di ruang zona nyaman kita, mendekati apatis dan tidak peduli, tanpa tindakan nyata untuk melawan ketidakadilan yang makin merajalela di negeri ini.
Sondang membangunkan kita dan mengajak kita untuk keluar dari ruang zona nyaman kita guna melawan ketidakadilan hingga titik darah penghabisan! (Bang AYE)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H