Ma...
Menggores matamu
dalam sketsa yang menyurukkanmu dalam lelah
mencoba menegaskan garis kelopaknya
kemanakah arah kau pandang,
ma...
atau seberkas lampu di jendela itu
hingga membias begitu jauh
padahal kamu masih di sini
Â
tlah kami jadikan ruang kecil ini hamparan kanvas
luas...
ma...
sebanyak yang perlu kau lukiskan
dan aku
dan
risang..
Â
hingga kami selalu menantimu
bercerita malam ini
bertengkar esoknya
dan esoknya lagi
Â
karena begitulah kita memaknai
rindu..
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!