Mohon tunggu...
Edi Arisandi
Edi Arisandi Mohon Tunggu...

Anak Ke-2 dari 5 bersaudara, asli Kalimantan selatan, Tepatnya di des Hukai. Sekarang kuliah di PTS di Yogyakarta dan tinggal di AMKS Pangeran Antasari Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kompensasi Atas Naiknya Harga BBM Belum Memberikan keadilan Bagi Penduduk Kurang Mampu

8 Maret 2012   10:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:21 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Menkokesra Agung Laksono, kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi Rp.6.000,-  akan memicu bertambahnya jumlah penduduk miskin sebesar 1,5% atau sekitar 4,5 juta orang. Untuk menghindari hal tersebut pemerintah berencana akan memberikan kompensasi langsung terhadap warga miskin yaitu berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp. 150.000,- / bulannya.

Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengusulkan adanya pembarian Bantuan Siswa Miskin (BSM)  kepada para siswa(i) tidak mampu yang sedang menempuh pendidikan di tingkat SD sampai SMA. Hal ini diharapkan agar para siswa(i) ini tidak putus sekolah. Total Besaran bantuan siswa miskin ini diperkirakan mencapai + 9,1 Triliun.

Hemat kami, solusi pemerintah dengan memberikan kompensasi bantuan langsung terhadap rakyat miskin masih belum memberikan dampak yang berarti terhadap keadilan sosial. Dalam hal ini yang paling merasakan dampak dari kenaikan harga BBM adalah kalangan masyarakat menengah kebawah. Penulis membagi tingkat ekonomi masyarakat menjadi 2 golongan, yaitu golongan mampu (menengah keatas), golongan menengah kebawah. Golongan kedua ini di bagi lagi menjadi masyarakat berekonomi kurang mampu dan masyarakat yang berekonomi tidak mampu atau miskin.

Yang menjadi perhatian selama ini hanyalah kalangan masyarakat miskin, sedangkan masyarakat kurang mampu kurang diperhatikan atau bahkan terabaikan. Sehingga sangat mungkin terjadi golongan masyarakat berekonomi kurang mampu menjadi masyarakat miskin karena mereka terabaikan dari perhatian pemerintah atas naiknya biaya hidup yang dirasakan karena naiknya harga BBM tersebut seperti yang dikhawatirkan oleh Menkokesra Agung Laksono.

Solusi yang kami ditawarkan :


  1. Pemerintah seharusnya juga memperhatikan masyarakat yang tergolong kurang mampu karena mereka juga merasakan dampak yang cukup besar dari kenaikan BBM. Misalnya dengan pemberian BLT, namun dengan porsi yang lebih kecil sebagai kompensasi atas bertambahnya biaya hidup yang semakin besar. Karena jika tidak diperhatikan tidak menutup kemungkinan masyarakat kurang mampu ini akan menjadi masyarakat miskin yang artinya akan bertambahnya jumlah penduduk miskin, dalam hal ini akan menjadi masalah baru bagi pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
  2. Mencari dan mengembangkan sumber energi atau bahan bakar selain BBM sebagai bahan bakar alternatif. Agar masyarakat tidak bergantung pada BBM bersubsidi dan bisa mengurangi beban subsidi pemerintah terhadap BBM.
  3. Untuk mengganti solusi yang diberikan pemerintah mengenai pembatasan BBM bersubsidi terhadap mobil pribadi, maka solusi lain yang ditawarkan berupa mengenakan pajak yang tinggi atas kepemilikan mobil pribadi. Sebagai upaya untuk mengendalikan pesatnya pertumbuhan jumlah kepemilikan mobil pribadi.
  4. Meningkatkan pelayanan serta memperbaharui sarana dan prasarana transportasi umum, agar masyarkat lebih memilih transportasi umum sebagai alat transportasi.
  5. Pemerintah hendaknya memeperbaharui secara berkala data masyarakat miskin yang berhak menerima BLT dan BSM, agar bantuan yang di berikan tepat sasaran dan orang-orang yang mendapatkannya adalah benar-benar golongan orang yang membutuhkan.
  6. Melaksanakan program-program kerakyatan, seperti : pemberian bantuan modal kerja pada UKM agar usaha yang di jalankan lebih berkembang. Mengadakan oprasi pasar / pasar murah agar harga dipasaran tidak melonjak terlalu tinggi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun