Mohon tunggu...
Edi Purwanto
Edi Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Laskar Manggar

Aku ingin melihat binar bahagia di matamu, wahai Saudaraku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Arafah, Kisah Tiga Cinta

23 Mei 2024   15:09 Diperbarui: 23 Mei 2024   15:11 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arafah, Kisah Tiga Cinta

Mengenal Arafah

Arafah berasal dari akar kata Arafa, yang artinya mengenal, mengerti, mengetahui, atau bau yang wangi.

Padang Arafah adalah sebuah padang pasir dengan luas 12 juta meter persegi. Arafah terletak di sebelah tenggara Kota Mekkah dengan jarak kurang lebih 25 kilometer.

Bagi jamaah haji, Arafah sangat familiar, karena salah satu rukun Haji adalah wukuf (berdiam) di padang Arafah, pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang dikenal sebagai Hari Arafah. Rasulullah SAW menyatakan Haji ya Arafah. Maka tidak ada Haji tanpa wukuf di Arafah.

Arafah, Kisah Pertemuan Cinta

Arafah lah tempat bertemunya dua insan surgawi, yakni Adam dan Hawa.

Keduanya turun ke bumi sebagai khalifah atau wakil Allah SWT di muka bumi (QS. Al Baqarah: 30).

Dua insan surga diturunkan di tempat yang berbeda. Adam dan Hawa menempuh perjalanan jauh mencari cintanya. Kerinduan keduanya menyatukan mereka di Padang Arafah.

Di Arafah lah kedua insan Surga ini saling mengenali pasangannya masing-masing, sebagai suami istri yang sah, menemukan cinta sejatinya, sekaligus menyadari misi utamanya, yakni sebagai Khalifah di muka bumi.

Pada saat Haji, Ibnu Adam, putra-putri keturunan Adam dan Hawa, menapaktilasi pertemuan cinta penuh kerinduan Ayah dan Ibu mereka, dan penemuan kesadaran, pemahaman, akan tugas mulia sebagai khalifah atau wakil Allah SWT di muka bumi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi


Arafah, Kisah Ujian Cinta

Sebesar apapun cinta kepada istri dan anak, bagi seorang beriman, haruslah tidak melebihi cintanya kepada Al Khaliq, Allah SWT (QS. At Taubah: 24).

Adalah Ibrahim as, ketika sudah lama memimpikan mempunyai keturunan, dan ketika anak yang diharapkan menginjak usia remaja, sedang lucu-lucunya, beliau diuji cintanya.

Beliau bermimpi untuk menyembelih putranya. Putra yang sangat Beliau sayangi, putra yang sudah lama ditunggunya.

Awalnya beliau bertanya-tanya, benarkah mimpinya perintah Allaah SWT atau hanya sekedar bunga tidur.

Beliau Akhirnya merenung dan akhirnya di Arafah ini lah Beliau mengerti, mengetahui, dan meyakini bahwa mimpinya adalah perintah Allah SWT.

Di sinilah dimulai ujian cinta, apakah mau menunaikan perintah Allah atau lebih sayang pada istri dan anaknya.

Selepas dari Arafah, Beliau digoda oleh iblis, untuk tidak mengikuti perintah Allah.
Oleh Nabi Ibrahim, iblis dilempari batu.

Saat ini, umat IsIam yang berhaji, yang notabene pengikut millah Ibrahim, menapak tilasi Nabi Ibrahim, berdiam (wukuf) di Arafah, merenung, untuk mengenali kesejatian diri. Asal dan kemana akan kembali. Merenungi, benarkah cintanya kepada Allaah SWT melebihi cintanya kepada pasangan, anak dan harta dunia. Selain itu, menapaktilasi kebencian dan permusuhan kepada setan atau iblis, dengan melempar jumrah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Arafah, Kisah Kesempurnaan dan Perpisahan Cinta

Ketika ada pertemuan, maka ada perpisahan. Ketika ada ujian maka ada kelulusan dan kesempurnaan.

Adalah Rasulullah SAW, ketika risalah sudah selesai, sudah sempurna disampaikan kepada umat, Beliau lantas melakukan perpisahan, yakni Haji wada atau haji perpisahan.

Pada haji Wada inilah, Beliau menyampaikan pesan-pesan sarat dengan pesan perpisahan. Bahwa syariat sudah disampaikan semuanya, dan meminta yang hadir agar menyampaikan kepada yang tidak hadir.

Dalam khutbahnya, Beliau menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, menjaga kebersihan hati, memperhatikan hak-hak wanita, melarang riba, melarang perpecahan dan tumpah darah dan memperhatikan hak-hak Allah SWT serta makhluk-Nya.

Selain itu, Beliau menegaskan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Allah SWT dan demikian juga antara Arab dan non-Arab, tidak ada perbedaan, kecuali ketaqwaan.

Setelah itu, turun ayat kesempurnaan Islam (QS. Al-Maidah: 3). Dan tida bulan berikutnya, Rasulullah SAW wafat.

Hari ini, saat umat Muhammad SAW mengikuti syariat haji Rasulullah SAW, menapaktilasi millah Ibrahim dan Adam Hawa. Semoga selain sempurna rukun Islam, semoga menemukan kesejatian diri, menyadari tugas mulianya, lulus ujian cinta dan meraih kesempurnaan cinta, sehingga ketika menghadap-Nya dengan hati tenang, penuh ridho dan diridhoi oleh-Nya.

Penutup
Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun