Air mata yang tertumpah adalah air mata kerinduan. Â Dan menunggu dengan penuh kerinduan itu berat. Namun nikmat dan membahagiakan.
Pertanyaannya, bagaimana jika yang kita rindukan adalah kekasih kita, tetapi pada saat berjumpa, kita sakit, kita belepotan, kotor, bau atau lainnya?
Otomatis kita tidak mau, kita tidak rela. Semua kita ingin tampil prima, dan menyambutnya dengan suka cita.
Saat menunggu, adalah saat yang tepat untuk menyiapkan diri, tampil prima, sehat dan kuat, sehat jasmani dan rohani, sehingga kita pun puas untuk menemui yang kita rindu dan kita pun layak dipanggil, menjadi tamu-Nya.
Dan perlahan, yang dirindu akan tiba. Kesadaran akan diri, kesadaran akan kesejatian diri, kesadaran akan dari mana asalnya dan akan kembali kemana sesuai makna haji, kesadaran akan kelemahan diri, tidak ada kuasa pada dirinya, kesadaran akan ketergantungan pada sang Khaliq. Manisnya iman, kedewasaan iman, kerinduan iman, akan masuk ke relung hati.
Pertanyaanya, Sudahkah pintu hati kita buka? Sudahkah ruang hati kita siapkan? sudahkah ruang hati kita bersihkan? Sehingga kelak ia betah, nyaman, dan bertahan tidak pergi.
Semoga Alloh SWT mudahkan.
Wallahu a'lam bi shawab.