Mohon tunggu...
Edi Arifin
Edi Arifin Mohon Tunggu... -

Hidup ini bukan untuk menang, tapi untuk memahami segalanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Fiksi Kecilku

4 Maret 2011   16:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1299256947675259071

[caption id="attachment_94340" align="alignnone" width="300" caption="Ilustrasi from google"][/caption] • PERUBAHAN - Pak sampai kapan negara kita seperti ini?, Sampai bulan purnama tinggal setengah nak. • KARENA CINTA - raja kenapa di bahumu melingkar handuk kecil dan buat apa sapu itu ? • LAPAR - tidak mengunyah apa lagi sampai menelan tpi knapa malah perut yang mengadu, dan tingkah laku piring serta gelas itu membuat perutku kembali merasa tak berdaya. • TIDUR - menutup mata bukan berarti mati tapi seakan berada di alam mimpi. • ALAM MIMPI - Keperawanan artis-artis itu raib di tangannya, saat matahari bersinar semuanya kembali seperti semula. • KEMATIAN - Bukan menulis untuk tertawa tapi membaca untuk berduka. • MAKAM - apabila raga ini tak mampu lagi maka roh ku yang akan pergi setiap hari ke tempat peristirahatan mu. • KEKASIH GELAP - Saat listrik padam kita tak dapat bercinta seperti biasanya, dimana kau kekasihku? aku tak dapat melihatmu. • ROKOK - Asap mu membuatku tak dapat melihat masa depan. • KORUPTOR - Anjing pelacak itu di beri sample aroma tikus untuk melacak keberadaannya. • LISENSI MEMBUNUH - Akan ku musnahkan orang yang menghina agama dan bangsaku. • KERAS KEPALA - Sampai-sampai batu itu berguru kepadanya. • TANGAN KANAN - Dia selalu makan menggunakan orang itu. • SUMPAH SERAPAH - Kedua anaknya setiap hari ia beri makan dengan judul ini. • HEMAT - Dengan makan seminggu sekali ia tampak gemuk, kata seorang penjual sapi. • SURAT PESAN DAMAI - Isi amplop itu ternyata anggota PBB.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun