Hallo…. Masih ingat saya kan hehehe….
Sudah lama ternyata saya absen nulis di sini. Mungkin ada kali ya kalau setahun lebih, kangen juga rasanya ber-say hello dengan teman-teman kompasianer di sini. Wow…. Banyak member baru ya rupanya? Kenalan dulu deh hihihi *salaman
Nah, mumpung ada kontesnya nih saya mau berbagi kisah eh curhat lebih tepatnya tentang idola baru di keluarga saya. Gak baru-baru amat sih, ada juga kalau setahunan hehehe.
Sudah lebih dari 17 tahun ini saya menetap di Bontang, Kalimantan Timur. Sebagai kota yang terbilang kecil dengan luas hanya 497.6 km², mungkin kalau kita jelajahi paling 4 jam juga kelar kali hehehe. Sebagai kota kecil, Bontang juga minim akan tempat hiburan dan rekreasi. Jangankan gedung bioskop 21, mall dalam artian yang ”sesungguhnya” juga tak ada. Kasihan ya…*hiks. Jadi untuk sekedar nonton film dan ngemall saja, warga Bontang harus rela bersusah-payah menempuh sekitar 2 jam perjalanan ke kota terdekat yaitu Samarinda, ibu kota provinsi Kalimantan Timur, yang tentunya lebih lengkap sarana dan prasarananya dibandingkan Bontang. Halah…baru juga 2 jam! Eitss… Jangan salah ya? Meski hanya 2 jam perjalanan, tapi ini kan Kalimantan? Beda jauhlah kalau dibandingkan dengan di Jawa sana yang jalannya cenderung lurus dan rata. Di sini jalan antar kota gak selalu mulus ya. Lebih seringnya sih naik-turun, dan bergelombang (mau bilang bolong-bolong koq gak tega ya). Itu baru kondisi jalannya, belum kanan-kirinya. Hutan lho! Rumah juga ada sih, tapi ya kebanyakan hutan plus tak selalu ada penerangan jalannya kalau malam tiba. Jadi kalau mau ke luar kota juga perlu mikir 3 kali sih. Kalau gak terbiasa, paling juga cuma mabok hehehe. Bukan hanya fasilitas hiburan dan rekreasi yang sifatnya indoor (bioskop dan mall) seperti itu, Bontang juga minim fasilitas rekreasi yang sifatnya outdoor. Meskipun demikian hal ini tak lantas membuat saya ”mati gaya”. Buktinya saya masih tetap betah tinggal di kota kecil ini hehehe.
Minyak Kayu Putih Cap Lang memang menjadi andalan keluarga saya sejak dulu. Boleh dikata, minyak kayu putih sudah merupakan sahabat bagi para ibu di Indonesia ini sejak dulu kala. Buktinya orang tua saya pun ketika saya kecil juga selalu mengoleskan minyak kayu putih ke badan saya, baik di kala sehat atau pun saat sakit batuk, pilek, demam dan kembung. Untuk obat terkadang minyak kayu putih itu dicampur dengan minyak telon atau kalau tak ada ya minyak kelapa dan parutan bawang merah, kemudian dibalurkan ke dada dan punggung oleh ibu saya. Dan ternyata ramuan obat ala orang tua saya jaman dulu itu terbukti manjur lho! Percaya tak percaya, sakit pun sembuh. Itu saat saya masih bayi lho, puluhan tahun lalu. Kalau saat ini usia saya 18 tahun (lebihnya seperempat abad sih hehehe) itu artinya Minyak Kayu Putih Cap Lang memang teruji khasiatnya secara klinis dari dulu hingga sekarang. Dan 43 tahun itu lama lho! Karena sudah teruji secara klinis, sudah pasti Minyak Kayu Putih Cap Lang, yang diproduksi oleh PT. Eagle Indo Pharma ini juga terdaftar di BPOM RI. Selain terdaftar di BPOM, tanggal kadaluarsa juga jelas di kemasannya. Jadi jelas aman bukan?
Kenapa saya selalu menggunakan Minyak Kayu Putih Cap Lang? Karena tak hanya menjaga tubuh anak-anak saya agar tetap hangat, minyak kayu putih ini juga efektif untuk menghilangkan gatal-gatal akibat gigitan serangga. Perlu diketahui, lingkungan saya tinggal merupakan pemukiman yang masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar. Pohon-pohon itu memang sengaja dibiarkan tetap seperti habitat aslinya agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Meski saya tinggal di pemukiman yang berdekatan dengan lokasi pabrik migas, tetap saja bisa merasakan hawa segar dari alam berkat adanya pohon-pohon besar tersebut. Dan karena masih banyak pohon-pohon besarnya, praktis banyak pula serangga atau nyamuk di sekitar pemukiman (biawak, monyet dan ular juga ada sih hihihi), tak terkecuali di tempat anak-anak biasa menghabiskan akhir pekan mereka. Gigitan nyamuk pun terkadang tak bisa dihindari. Meski bukan nyamuk berbahaya, tapi tetap saja ”nyamuk hutan” akan menyebabkan gatal-gatal dan meninggalkan bekas gigitan di tubuh. Dan jangan dikira, nyamuk hutan itu lebih “ganas” lho daripada nyamuk pada umumnya. Tapi saya tak pernah khawatir, dengan adanya Minyak Kayu Putih Cap Lang. Tinggal oles di bagian yang digigit, maka rasa gatal akan berkurang dan akhirnya hilang.
MinyakKayuPutihCapLang terbuat dari 100% minyak alami tanaman Ekaliptus (Eucalyptus Globulus), yang berkhasiat untuk meredakan gejala flu, demam dan melegakan pernafasan, sekaligus juga untuk menghilangkan gatal-gatal akibat gigitan serangga. Jadi benarlah adanya kalau para orang tua kita sejak dulu mempercayakan pengobatan anak-anak mereka pada Minyak Kayu Putih Cap Lang ini. Begitu pun dengan saya, Minyak Kayu Putih Cap Lang sangat cocok untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak saya. Sehabis mereka berbasah-basahan di pantai, terkadang perut mereka suka kembung dan badan menggigil. Karena selalu siap sedia MinyakKayuPutihCap Lang, maka sehabis mandi bisa langsung saya oleskan minyak kayu putih ini ke bagian dada, punggung dan perut mereka sehingga suhu tubuh tetap terjaga dan kembung pun reda. Praktis sekali penggunaannya bukan, tinggal oles atau gosok dan rasakan manfaatnya.
Kelelahan fisik sudah pastilah, belum lagi ditambah persoalan lain yang kadang tak cukup menguras tenaga dan pikiran kita, tapi juga materi kita. Streslah kita pada akhirnya. Tapi saya punya solusi untuk menghilangkan rasa stres itu. Cukup dengan cara meneteskan 2-3 tetes minyak kayu putih ini ke dalam wadah atau mangkok kecil yang berisi air hangat dan selanjutnya kita hirup uapnya, maka kita akan merasa lebih rileks dan pikiran tenang. Jadi buat saya, untuk refreshing pikiran memang tak selalu butuh biaya mahal apalagi harus pergi jalan-jalan ke luar kota hingga terkadang menguras tabungan kita. Jalan-jalan ke luar kota sih penting, tapi yang penting tak menguras isi kantong. Syukur-syukur gratis atau ada yang bayari hehehe *ngarep. Berhubung saya bukan orang berduit, untuk refreshing yang murah meriah ya cukup menghirup uap MinyakKayuPutihAromatherapyEkaliptusCapLang ini. Nah, kalau mau yang lebih lagi bisa juga kita oleskan minyak kayu putih ke bagian tubuh seperti pundak, tangan dan kaki sambil kita pijit-pijit berlahan, maka pikiran kembali tenang dan badan juga segar. Saat kita tidur pun, bisa jauh lebih nyenyak dan kembali segar ketika bangun. Sangat simple kan?
Yang namanya ibu-ibu kan biasa tuh ada acara ngumpul-ngumpul. Nah, karena tak berbau minyak-minyakan sama sekali, maka saya pun pede aja meski tengah berada di acara perkumpulan ibu-ibu, seperti arisan, pengajian atau bahkan acara familygathering yang sering diadakan di kalangan karyawan tempat suami saya bekerja. Benar-benar tak tercium aroma minyak kayu putihnya, meski saat itu saya baru saja mengoleskan minyak kayu putih ke badan saya.
Gak seru juga kali ya kalau kita berada di sekumpulan ibu-ibu, tapi aroma kita persis nenek-nenek yang sedang masuk angin dan membaluri tubuhnya dengan minyak kayu putih atau balsem gitu hehehe. Karena itulah, sejak adanya varian baru ini, saya selalu sediakan di rumah dan tak pernah ketinggalan untuk membawa MinyakKayuPutihAromatherapyEkaliptusCapLang ini ke mana saya pergi. Apalagi kemasannya juga praktis dengan model tutup fliptop sehingga tidak mudah tumpah. Selain itu ukuran kemasan juga bervariasi, mulai ukuran 15ml, 30ml hingga 210ml. Saya sendiri lebih suka membeli yang ukuran 30 ml, 60ml atau 120ml karena bisa saya masukkan ke dalam tas cangklong saya atau kalau di mobil bisa saya taruh di dashboard.
Awalnya sih tak percaya, koq bisa minyak kayu putih yang varian baru ini tak ada yang jual di sini. Tapi nyatanya, saya sudah keliling ke apotik, toko obat, supermarket, bahkan sampai pernah saya kontak langsung teman saya yang bekerja di salah satu apotik (kali aja ada, tapi disembunyikan *ehhh) dan jawabannya juga sama, tak jual ketiga varian aromaterapi itu. Ini berbeda sekali dengan Minyak Kayu Putih Aromatherapy Ekaliptus yang mudah saya jumpai, bahkan di warung kecil dekat rumah pun tersedia.
Entah mengapa, sejak kemunculannya di tahun 2015 lalu, ketiga varian tersebut tak pernah saya temukan di apotik atau toko obat, bahkan di supermarket dan minimarket pun tak ada di kota Bontang ini. Padahal kalau ketiga varian itu mudah dijumpai di kota ini, saya yakin akan banyak peminatnya. Apalagi harganya juga terbilang murah untuk ukuran Bontang. Harga MinyakKayuPutihAromatherapyEkaliptus ukuran 30 ml yang pernah saya beli tak lebih mahal dari harga sebungkus nasi padang yang biasa saya beli. Jadi memang harga minyak kayu putih ini sangat terjangkau.
Jadi bisa dibayangkan lelahnya mereka dan untuk memunculkan mood agar segar kembali keesokan harinya, maka aromaterapi macam kayu putih ini menurut saya sangat diperlukan. Konon ketiganya bisa memunculkan efek aromaterapi yang berbeda-beda dan tentunya tanpa ada aroma minyak-minyakan. Gak asyik juga kali ya kalau di lingkungan kantor atau pabrik isinya karyawan yang penuh bau minyak-minyakan atau aroma balsem gitu hahaha.
Sebenarnya bukan hanya MinyakKayuPutihCapLang varian baru ini yang (sampai sekarang) belum masuk ke pasaran Bontang ini. Banyak produk-produk buatan anak negeri yang tidak sampai masuk ke pasaran Bontang *kali ini saya benar-benar curcol ini. Sebaliknya produk dari negara tetangga (Malaysia) lebih mudah ditemui di sini. Aneh kan? Tapi ini benar terjadi lho di Bontang sini. Mungkin karena Bontang di pandang sebagai kota kecil sehingga tidak layak menikmati produk-produk itu? Entahlah.... Jadi setidaknya dengan saya menuliskannya di sini, semoga bisa menjadi masukan untuk pihak produsen, agen atau seller, khususnya produsen MinyakKayuPutihCapLang agar mau mempertimbangkan untuk memasukkan atau memasarkan produknya ke kota Bontang ini.
Salam.
Note :
FB saya dapat dilihat di https://www.facebook.com/edi.adicahya
Twitter saya dapat dilihat di https://twitter.com/watiklovers
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H