[caption id="attachment_181756" align="aligncenter" width="480" caption="Suasana Alkid Yogyakarta di waktu malam"][/caption]
Yogyakarta, siapa yang tak kenal kota yang satu ini. Di Yogyakarta terlalu banyak tempat yang sayang untuk dilewatkan. Bahkan di sudut-sudut Yogyakarta justru banyak kita temukan hal-hal menarik untuk kita jadikan objek penelitian maupun objek fotografi.
Bagi saya yang memang kelahiran Yogyakarta dan sempat tinggal disana lumayan lama yaitu 26 tahun, Yogyakarta memang tak akan bisa dilupakan. Bahkan sampai sekarang, kalau mau mudik ya pasti ke Yogyakarta. Karena hingga sekarang pun orang tua saya masih bermukim disana.
[caption id="attachment_181765" align="aligncenter" width="480" caption="Deretan sepeda tandem dan becak hias yang diparkir di pinggir jalan"]
Berbicara tentang Yogyakarta, tentu tak bisa lepas dari Malioboro. Kata Malioboro terlalu sulit untuk dipisahkan dari Yogyakarta. Boleh dibilang Malioborolah jantung kota Yogyakarta karena disanalah "sentra" perekonomiannya orang Yogya. Mulai dari ujung utara yaitu Tugu yang menjadi icon Yogyakarta hingga ke selatan yaitu Alun-Alun Kidul, banyak kita temukan objek menarik untuk dikaji. Dan karena itulah, meneliti Yogyakarta, khususnya Malioboro dan sekitarnya pun sudah pernah saya lakukan. Setidaknya ketika saya masih tinggal dan sekolah di Yogyakarta. Tapi itu dulu, sekarang saya hanya senang bernostalgia jika sedang mudik ke Yogyakarta. Dan seiring dengan hobby baru saya yaitu motret, mengabadikan apa yang saya lihat dan alami selama berkunjung ke Yogya rasanya menjadi satu kepuasan tersendiri. Walaupun hanya bermodal kamera saku, bagi saya tak menjadikan masalah kalo hanya untuk sekedar bernarsis ria selama di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Berhubung teman-teman dari Group Kampret (Kompasianer Hobi Jepret) akan mengadakan kopdar anggota kampret di Yogyakarta pada akhir bulan Juni nanti, maka sebagai anggota grup yang kebetulan orang Yogya tapi sudah  tidak berdomisili di Yogya, saya hanya bisa ngiri. Ya karena saya tidak bisa ikutan acara kopdar yang pastinya akan seru bertemu dengan teman-teman yang mempunyai hobby yang sama dan pastinya orang-orangnya "gokil" kalo sudah berkreasi dalam motret. Padahal aslinya saya kangen untuk pulang ke Yogya dan sebagai tombo akan kekangenan saya itu, saya hanya bisa menuangkan dalam tulisan ini dan tentunya saya sertai dengan ilustrasi foto-foto yang sempat saya abadikan ketika saya pulang ke Yogyakarta. Berhubung tema WPC (Weekly Photo Challenge) 4 di Grup Kampret adalah Night Photography, maka saya sengaja memilih foto-foto yang saya ambil di malam hari, tepatnya ketika saya berada di Alun-Alun Kidul Yogyakarta.
[caption id="attachment_181759" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu model becak hias yang dapat disewa"]
Alun-Alun Kidul sendiri letaknya tak begitu jauh dari Malioboro, bahkan masih satu poros dengan jalan Malioboro dan satu area dengan Kraton Yogyakarta. Memang di Kraton Yogyakarta sendiri ada dua alun-alun (lapangan) yaitu Alun-Alun Lor (Alun-Alun Utara) dan Alun-Alun Kidul (Alun-Alun Selatan). Keduanya sama-sama menarik untuk diabadikan dalam foto. Di Alun-Alun Utara jika sedang ada even Pasar Malam atau Sekaten pasti akan ditemui banyak aneka permainan dan hiburan yang menarik, khususnya bagi anak-anak. Banyak stand-stand yang dibangun di seluruh penjuru alun-alun. Bagi saya yang punya anak kecil, tentu tak akan melewatkan moment Sekaten itu jika bertepat dengan kepulangan saya ke Yogya, tapi jika tidak berbarengan dengan Sekaten, saya lebih memilih mengunjungi Alun-Alun Kidul.
[caption id="attachment_182028" align="aligncenter" width="480" caption="ada gajah bertengger diatap becak"]
[caption id="attachment_182029" align="aligncenter" width="480" caption="suami saya nggenjot becak...pemandangan yang langka :D"]
Alun-Alun Kidul menjadi tempat yang menarik untuk di kunjungi di malam hari. Hampir tiap malam tempat ini ramai dikunjungi, baik oleh wisatawan ataupun penduduk lokal. Apalagi jika musim liburan atau weekend, tempat ini selalu penuh dengan pendatang. Selain terdapat Gedung Sasana Hinggil Dwi Abad (gedung yang sering dijadikan sebagai tempat pameran atau pertunjukan wayang kulit semalam suntuk), di Alun-Alun Kidul dapat juga  kita jumpai "aktraksi" hiburan berupa Masangin, yaitu menerobos diantara dua pohon beringin dengan mata ditutup kain hitam. Konon yang bisa melintas masuk di dua pohon beringin itu, maka kelak apa yang diinginkan akan terwujud. Antara percaya dan tidak, tapi kenyataannya atraksi ini selalu saja menarik minat wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan luar negeri.
[caption id="attachment_181767" align="aligncenter" width="360" caption="Salah satu model becak hias "]
Selain  aktraksi Masangin, di Alun-Alun Kidul belakangan ini juga diramaikan dengan kehadiran aneka macam becak dengan lampu warna-warni. Selain becak warna-warni juga ada aneka sepeda tandem, baik yang tendem 2 atau tendem 3. Semuanya juga dilengkapi lampu warna-warni. Semua becak dan sepeda warna-warni itu bisa kita sewa. Ongkos sewanya sekitar 25 ribu rupiah hingga 30 ribu rupiah, tergantung tawar-menawar kita saja. Harga sewa itu untuk mbecak selama 3 kali putaran mengelilingi Alun-alun Kidul. Sebagai ibu-ibu yang sedang berwisata sekalian momong anak, saya tentu tidak akan melewatkan acara mbecak warna-warni ini.
Setelah berlelah-lelah menggenjot becak warna-warni itu, anda tidak perlu khawatir kehausan atau kelaparan. Di sepanjang trotoar Alun-Alun Kidul akan banyak kita jumpai banyak pedagang lesehan ataupun warung angkringan. Menu yang dijajakan agak berbeda dengan lesehan di Malioboro. Di sini lebih banyak dijual aneka makanan yang menurut saya harganya lebih terjangkau daripada yang di lesehan Malioboro. Menu andalan di warung angkringan ini apalagi kalau bukan sego kucing atau nasi dengan lauk pauk ala kadarnya yang dibungkus daun, tapi porsinya hanya kecil seperti untuk makan kucing. Karena itulah namanya sego kucing. Harganya relatif murah, hanya sekitar 2 ribu rupiah per porsi. Murah khan? Kalau anda ingin menikmati lauk lain, disini biasanya juga tersedia berbagai jenis lauk, seperti sate usus, sate telur puyuh, tempe dan tahu bacem serta aneka gorengan lainnya yang harganya tak kalah murahnya dengan sego kucing tadi. Untuk minumannya, yang sangat khas ditempat ini selain kopi joss (kopi yang dalam penyajiannya ditambah dengan arang panas) adalah wedang ronde. Selain itu juga terdapat beberapa penjual jagung bakar. Jadi anda tinggal pilih menu yang anda sukai, dijamin semua murah meriah deh. Jadi tunggu apalagi, segera agendakan liburan panjang kali ini ke kota Yogyakarta. Dijamin liburan anda akan menyenangkan dan tidak menguras kantong anda.
[caption id="attachment_181761" align="aligncenter" width="480" caption="pedagang mainan juga ada di tengah-tengah Alkid"]
NB : untuk dapat melihat karya para Kampretos yang lain dapat mengunjungi lapak Kampret WPC 4 : Night Photography ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H