Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Gudeg Kendil itu Biasa, Gudeg Kaleng Baru Luar Biasa!

6 Februari 2012   09:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00 7597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman sekarang apa sih yang tidak bisa dilakukan dengan instant, tak terkecuali dalam hal makanan. Bahkan makanan yang secara logika tidak bakalan mampu bertahan lama, akhirnya bisa memiliki tingkat kadaluarsa yang lumayan lama. Caranya ya diolah sedemikian rupa dan selanjutnya dikemas dalam kaleng. Dan untuk menyajikannya juga tidak perlu repot-repot lagi, tinggal dikeluarkan dari kemasannya terus dipanaskan sebentar, jadi deh makanan siap saji. Dan salah satu produk makanan siap saji itu diantaranya adalah gudeg.

Ya gudeg, salah satu makanan khas dari Jogja itu. Lho koq gudeg sih? Bukankah gudeg itu makanan yang tidak tahan lama, kecuali dipanaskan terus setiap hari? Eh jangan salah ya, belakangan ini gudeg sudah ada yang dikemas dalam kaleng lho! Beneran dikemas dalam kaleng, menyerupai kaleng sarden atau kornet gitu. Unik bukan? Saya saja juga baru tahu tadi siang. Kebetulan tadi siang saya jalan-jalan di salah satu plasa di kota tempat tinggal saya, tepatnya di Plasa Bontang. Nah di lantai dasar plasa itu terdapat salah satu gerai mainan edukatif anak-anak. Bersama anak bungsu saya, Darryl saya menuju ke gerai itu. Niatnya ya pingin lihat-lihat mainan apa saja yang ada. Sayang gerai ini tidak ada penjaganya alias sedang tutup. Sambil melihat-lihat beragam jenis mainan edukatif yang dipajang di etalase itu, mata saya pun tertuju pada salah satu benda yang ada di dalam etalase itu. Ternyata di etalase itu tampak terselip salah satu produk yang saya yakin bukan mainan edukasi, bentuknya mirip makanan kaleng. Terdorong rasa penasaran, saya pun mendekati etalase itu. Dan ternyata benar, itu adalah makanan kaleng. Lebih heran lagi ternyata di kaleng itu tertera tulisan Gudeg Bu Tjitro (baca Bu Citro) , salah merek gudeg terkenal di Jogja selain Gudeg Yu Djum dan Gudeg Mbak Lies. Sepengetahuan saya, Gudeg Bu Tjitro ini terkenal karena konsep gudeg kendilnya (semacam tempayan kecil dari tanah liat). Dan sekarang di depan mata saya terdapat makanan kaleng berlabel Gudeg Bu Tjitro. Itu artinya gudeg Bu Tjitro sekarang sudah ada yang di kemas dalam kaleng. Luar biasa!

Sebenarnya saya sangat ingin membeli produk itu. Lumayan buat obat kangen terhadap makanan dari Jogja, kota kelahiran saya. Sayang gerai ini sedang tutup, sehingga saya tidak bisa membeli produk itu. Jangankan membeli, memegangnya saja saya tidak bisa. Tetapi dari salah satu reklame yang terdapat di sudut gerai itu saya bisa memastikan bahwa produk yang terselip diantara mainan edukasi yang ada di etalase itu adalah gudeg kaleng.

[caption id="attachment_160688" align="aligncenter" width="501" caption="Gudeg kaleng Bu Tjitro yang saya maksud (dok.pribadi)"][/caption]

Di reklame itu jelas disebutkan bahwa gudeg kaleng itu tahan sampai 1 tahun, tanpa MSG dan tanpa bahan pengawet. Sudah terdaftar di BPOM RI pula. Artinya gudeg ini dipastikan aman dikonsumsi, meskipun dikemas dalam kaleng. Selain itu juga tertera label halal dari MUI, yang berarti halal untuk dikonsumsi. Komposisinya juga lengkap yaitu terdiri dari gudeg, telor bebek, ayam kampung, krecek, kacang thole dan juga areh. Persis dengan gudeg-gudeg yang dijual di Jogja sana.

[caption id="attachment_160697" align="aligncenter" width="470" caption="Reklame Gudeg Kaleng di salah satu sudut gerai di Plasa Bontang (dok.pribadi)"]

1328511422779718668
1328511422779718668
[/caption]

Karena tetap penasaran, saya pun langsung menghubungi keluarga saya di Jogja sana. Sekedar memastikan apakah memang benar gudeg Jogja sudah dikalengkan. Dan dari keluarga pula saya memperoleh informasi, memang benar gudeg sekarang memang sudah mulai dikalengkan. Tidak hanya gudegnya Bu Tjitro seperti yang saya lihat di plasa itu, tetapi juga gudegnya Mbak Lies yang ada di Plengkung Wijilan, Jogja sana. Memang di Wijilan, selain gudeg Yu Djum juga ada gudeg Mbak Lies yang tak kalah enaknya dengan gudeg Yu Djum. Bahkan boleh dibilang di daerah Wijilan Jogja sana banyak kita jumpai berbagai warung gudeg yang berderet di sepanjang jalan. Rasanya semua sama enaknya menurut saya. Jadi tinggal kita pilih mau makan di warungnya siapa. Tapi sepengetahuan saya, gudeg-gudeg yang dijual di sana hanya enak dinikmati di tempat karena kalo di bawa sebagai oleh-oleh keluar kota pun terbatas masanya. Tidak lebih dari 2 atau tiga hari kalo tidak salah. Lewat waktu itu, bisa dipastikan gudegnya akan basi dan tidak enak untuk dinikmati lagi. Dan sekarang dengan teknologi kaleng ini, kita tidak perlu khawatir lagi dengan masa kadaluarsa gudeg karena gudeg kaleng bisa bertahan hingga 1 tahun. Luar biasa bukan?

[caption id="attachment_160703" align="aligncenter" width="489" caption="Gudeg kaleng nyelip diantara mainan edukasi di dalam etalase (dok.pribadi)"]

1328514145320183764
1328514145320183764
[/caption]

Selain itu ternyata inovasi pembuatan gudeg kaleng Bu Tjitro ini melalui tahap yang lumayan rumit. Ibu Jatu sang pemilik restorant Gudeg Bu Tjitro ternyata telah melakukan penelitian intensif selama lebih dari dua tahun. Beliau harus bolak-balik ke LIPI di Gunung Kidul, DIY guna memastikan "proyek' gudeg kalengnya benar-benar aman di konsumsi orang, meskipun dikemas dalam kaleng. Dan setelah benar-benar dinyatakan aman oleh BPOM, akhirnya produk gudeg kaleng pun siap diedarkan di pasaran.

Mengenai harganya, karena waktu itu saya tidak berhasil membelinya, saya pun menanyakan juga ke keluarga saya di Jogja. Harganya perkaleng ukuran 210 gr sekitar Rp 25.000,-. Lumayan murah bukan? Daripada repot-repot harus pergi ke Jogja sana, beli di mall-mall pasti ada. Kalo tidak ada, gampang koq. Seperti yang tertera di reklame itu, ternyata kita bisa membeli secara online di Gudeg kaleng Bu Tjitro.com (halah malah jualan hehehe). Terus masalah rasa, menurut keluarga saya yang di Jogja sana, rasanya juga tak kalah dengan gudeg yang fresh. Hanya saja gudeg yang dalam kaleng ini, dalam sambel goreng kreceknya tidak terdapat irisan tempe seperti biasanya. Hal ini bisa dimaklumi karena dalam tempe terkandung bakteri yang terdapat dalam ragi tempe. Dan bakteri ini sulit dihilangkan.

Saya masih ingat betul dulu waktu saya hamil anak saya yang pertama Danny, saya sempat ngidam ingin makan gudegnya Mbak Lies yang ada di Wijilan sana. Tengah malam saya telpon ibu saya di Jogja sana, nangis-nangis pingin dikirimin gudeg karena ngidam itu. Tapi tentu saja ngidam saya nggak akan dituruti oleh ibu saya. Bagaimana mungkin ibu saya akan mengirim gudeg dari Jogja ke Bontang, Kaltim? Bisa-bisa sampai di tempat juga bukan gudeg yang saya dapati, tetapi belatung. Ibu saya sedih karena tidak bisa memenuhi permintaan saya itu. Mau pergi ke Bontang juga waktu itu tidak memungkinkan. Begitu pula saya mau pulang ke Jogja juga tidak memungkinkan karena kondisi kehamilan saya yang lumayan merepotkan (saya masih muntah-muntah hingga jelang bulan ke delapan kehamilan). Akhirnya begitu kondisi saya sudah memungkinkan, saya langsung terbang dari Bontang ke Jogja demi memenuhi keinginan ngidam saya. Walaupun lumayan repot menjelaskan ke petugas  di airport Balikpapan (karena petugas tidak percaya dengan kehamilan saya yang saya akui baru lima bulan, padahal aslinya sudah delapan bulan lebih), akhirnya saya berhasil sampai di Jogja dan berhasil menuntaskan ngidam saya menikmati gudeg Jogja. Kejadian itu sekitar tahun 2000. Dan kalo sekarang saya ngidam seperti itu lagi, saya tidak perlu khawatir karena sudah ada gudeg dalam kaleng. Bahkan di kota kecil Bontang, Kaltim ini juga ada koq gerai yang menjualnya. Jadi buat teman-teman yang mungkin ngidam gudeg, sekarang tidak usah khawatir karena ada gudeg kaleng. Jangankan di Kalimantan seperti saya, di luar negeri juga nggak masalah. Apalagi di kota-kota besar, saya yakin gudeg kaleng ini sudah merambah di mall-mall di kota-kota besar. Wong di kota Bontang yang kecil ini saja ada koq, mosok di kota-kota besar tidak ada. Males ke mall? Tinggal beli aja secara online, gampang khan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun