Kemarin Sabtu saya kebetulan ada acara ke Balikpapan untuk menghadiri pernikahan seorang kerabat. Sepanjang perjalanan dari Bontang ke Balikpapan yang biasa saya tempuh selama 5-6 jam perjalanan darat, saya lihat banyak sekali pedagang buah musiman. Hampir setiap 300 meter, saya jumpai pedagang buah berjualan di pinggir jalan. Â Walaupun hanya dengan mendirikan gubug ala kadarnya, mereka bersemangat untuk menjual buah-buahan yang sedang musim. Untuk saat ini di wilayah Kaltim sendiri sedang musim buah rambutan, cempedak, durian dan elai. Hal ini tampak dari banyaknya pohon buah-buahan tersebut yang sedang berbuah lebat di sepanjang jalan yang saya lalui.
[caption id="attachment_156252" align="aligncenter" width="470" caption="buah elai, dagingnya berwarna oranye (dok.pribadi)"][/caption]
Buah rambutan, cempedak dan durian pasti sudah tidak asing bagi kita semua. Tapi kalau buah elai, mungkin hanya orang-orang yang pernah singgah di Kaltim yang tahu persis tentang buah ini. Sekilas buah elai sangat mirip dengan buah durian. Kalau orang yang belum pernah melihat pasti akan mengira itu buah durian karena kulitnya pun sama persis, berduri tajam. Aromanya pun juga khas menyerupai buah durian. Hanya saja tidak terlalu "menyengat" seperti durian. Barulah jika kita buka buah elai, akan tampak bedanya dengan buah durian. Daging buah elai berwarna oranye, sedangkan durian cenderung putih kekuning-kuningan. Selain itu tekstur buah durian lebih lembut dan cenderung basah. Sementara buah elai teksturnya agak kasar dan cenderung kering.
[caption id="attachment_156254" align="aligncenter" width="470" caption="yang besar-besar adalah durian, sementara yang kecil-kecil adalah elai (dok.pribadi)"]
Sebenarnya buah elai merupakan buah lokal Kaltim, tepatnya dari daerah Kutai Kartanegara. Karena itulah buah ini sepanjang pengetahuan saya, hanya saya jumpai di wilayah Kalimantan. Buah yang merupakan keluarga dari buah durian ini merupakan salah satu buah-buahan tropis yang saat ini termasuk yang digandrungi sebagai pangan gizi dan buah eksotik khas Kukar. Buah elai yang dalam bahasa latinnya Durio Kutejensis sudah ada yang disilangkan dengan buah durian (Durio zibenthinus). Dan hasilnya biasa disebut elai durian. Daging buahnya bertekstur lembut seperti durian, tapi warnanya buahnya tetap oranye.
Kepala Distan Kukar Sumarlan mengatakan, bahkan sudah ada beberapa varietas unggul buah elai yang sudah mendapatkan pengakuan secara nasional sejak tahun 2006 lalu. Diantaranya seperti varietas elai Batuah melalui Keputusan Mentan Nomor 548/Kpts/SR.120/9/2006, varietas elai Kutai melalui Keputusan Kepmen Nomor 482/Kpts/SR.120/9/2007 pada tahun 2007 lalu dan varietas elai Mahakam melalui Keputusan Kepmen Nomor 5307/Kpts/RS.210/10/2009 pada tahun 2009 lalu (sumber disini). Elai Mahakam inilah yang biasanya orang menyebut elai durian.
Untuk masalah harga, karena saat ini sedang musim elai harganya terbilang relatif sangat murah. Hanya Rp 10.000,- hingga Rp 15.000,- /buah. Itu adalah harga di sepanjang jalan arah luar kota. Kalau harga di tengah kota berkisar Rp 20.000,- hingga Rp 25.000,- . Tapi jika tidak musim, buah elai harganya sekitar Rp 50.000,-/buahnya. Sementara kalau durian, harganya berkisar Rp 30.000,- hingga Rp 40.000,- /buah untuk ukuran sedang. Kalau tidak musim, buah durian bisa mencapai Rp 75.000,-/buah.
[caption id="attachment_156257" align="aligncenter" width="470" caption="Mana yang elai, mana yang durian hayo? (dok.pribadi)"]
Karena buah-buahan semacam durian dan elai ini banyak yang suka, tak heran jika penghasilan para pedagang buah musiman ini bisa mencapai Rp 1-2 juta/ hari. Seperti yang dituturkan seorang ibu penjual yang saya temui di kilometer 39-40 arah Samarinda-Balikpapan. Apalagi jika weekend seperti kemarin, penghasilannya bisa lebih dari itu. Di kilometer inilah banyak sekali pedagangnya berderet, baik di sisi kanan dan kiri jalan. Kita bisa leluasa memlih buah yang kita sukai.
Tergoda dengan harga yang murah itu, saya pun ikut menghentikan laju kendaraan saya pas perjalanan pulang ke Bontang, Minggu kemarin. Akhirnya tawar- menawar pun terjadi. Durian yang tadinya perbuah harganya Rp 40.000,- berhasil saya tawar menjadi Rp 100.000,- untuk 3 buah plus masih minta bonus 2 buah elai plus ngicipin kedua macam buah itu ditempat . Lumayan khan daripada sehari sebelumnya, ditengah kota saya beli 6 buah elai seharga Rp 55.000,-. Itupun dengan adegan tawar-menawar yang lumayan sengit lho!
Jadi buat teman-teman yang ingin menikmati sensasi rasa buah elai ini, silakan saja berkunjung ke Kalimantan Timur. Mumpung saat ini sedang musim dan harganya juga sedang murah. Kalau tidak sekarang, kapan lagi hehehe.
[caption id="attachment_156261" align="aligncenter" width="470" caption="Pohon rambutan yang berbuah sepanjang jalan yang saya lalui (dok.pribadi)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H