[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="image from http://pipimerah.blog.com"][/caption] Musim haji telah berlalu. Sekarang saatnya jemaah haji mulai kembali pulang ke negara masing-masing. Kloter pertama jemaah haji Indonesia sudah mulai mendarat di tanah air. Senang, bahagia dan juga haru yang tak terkira mungkin dirasakan oleh para keluarga jemaah yang menjemput kepulangan anggota keluarga mereka dari tanah suci. Begitu ketemu keluarga, ingin rasanya segera mendengar cerita pengalaman selama di tanah suci. Berbagi cerita bisa merupakan suatu keasyikan tersendiri bagi jemaah haji. Selain berbagi cerita, berbagi oleh-oleh "khas" haji juga seringkali tidak dilupakan. Hadirnya kurma, kacang Arab, kacang ketawa, kismis, dan air zam-zam sudah pasti tidak akan ketinggalan di moment-moment yang menggembirakan itu. Untuk jaman sekarang sih memang mendapatkan oleh-oleh "khas" haji ini sudah jauh lebih mudah. Kalo tidak ingin repot membawa dari Mekkah sana, kita bisa saja membelinya di tanah air. Di pusat penjualan oleh-oleh ibadah haji di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat banyak sekali kita jumpai pedagang yang menjualnya. Para pedagang ini memang mendatangkan langsung dari pusatnya. Ada banyak macam jenis kurma dijual disana dan yang paling diburu tentunya adalah kurma Ajwa (kurma nabi) karena merupakan kurma kesukaan Nabi Muhammad SAW dan juga kurma Madinah yang buahnya lebih besar, dan kenyal daging buahnya. Rasanya pun manis dengan daging buah kering. Harga kurma juga beragam, untuk kurma nabi sendiri harganya bisa mencapai Rp 350.000/kg. Ada juga yang harganya kisaran Rp 25.000, Rp 40.000, dan Rp 75.000/kg. Adapun kandungan zat dan manfaat kurma adalah : * Kurma kaya akan gizi, fitokimia, air dan gula alamiah untuk mempertahankan kesehatan suku badui saat di padang pasir. Kandungan fruktosa dan glukosa dalam kurma adalah sumber energi sekaligus kaya asam amino. * Kurma kaya akan selenium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, dan besi yang meningkatkan kekebalan serta melindungi jantung, membangun massa tulang, dan meningkatkan sel darah merah. * Kurma juga berfungsi sebagai buah detoksifikasi dan mengurangi radikal bebas dalam tubuh dengan kandungan karotenoid, polifenol, anthocyanin, proanthocyanidins oligomer, tanin, luteolin, quercetin, dan apigenin. * Kurma bisa mengatasi gangguan pencernaan dan pernafasan dan membangun tulang untuk kehamilan, kelahiran, membantu ibu menyusui, meningkatkan sperma, meningkatkan dorongan seksual, dan kesuburan hingga energi selama melahirkan, dan mencegah pendarahan.(Sumber :  di sini) Bicara mengenai kurma ini, di pusat penjualan oleh-oleh haji ini kita juga bisa memilih kualitas kurma yang kita inginkan. Biasanya ada kurma kelas 1 sampai kelas 4. Kurma kelas 1 adalah kurma yang kualitasnya terbaik dan tentu saja harganya paling mahal. Sementara kurma kelas 4 termasuk kategori jelek bahkan mungkin sudah hampir-hampir tak layak jual dan tak layak konsumsi karena sudah busuk atau sudah habis masa kadaluarsanya. Kurma sendiri sebenarnya termasuk buah yang tahan lama. Kalo kita benar dalam pengepakan dan penyimpanan, kurma bisa bertahan hingga 1 tahun. Tapi jika kita salah dalam menyimpanannya, maka dalam hitungan bulan saja juga sudah tak layak konsumsi. Meskipun demikian ada saja "oknum" yang coba memanfaatkan kurma-kurma tak layak konsumsi ini. Mereka adalah pedagang perseorangan yang biasanya berkeliling dari kampung ke kampung. "Oknum" pedagang kurma ini sengaja membeli kurma kualitas jelek dari para grosir kurma langsung. Demikian informasi yang saya tangkap dari suatu tayangan televisi kemarin sore. Harga perkilonya juga relatif murah, hanya Rp 10.000/kilo. Bandingkan dengan harga-harga yang saya sebutkan diatas. Namanya juga kurma tak layak konsumsi, sudah pastilah kurma itu cenderung busuk, warnanya sudah kehitaman dan sudah mengeluarkan aroma tak sedap. Karena sudah hampir busuk itulah, maka antara satu kurma yang satu dengan kurma yang lain saling menggumpal dan lengket. Tapi namanya juga "pedagang nakal", sudah pastilah segala cara diupayakan untuk "menyulap" kurma yang tak layak konsumsi ini menjadi kurma yang tampak "cantik dan menarik" untuk disantap. Caranya sih ternyata sangat mudah. Hanya dengan mencampurkan boraks dan minyak kelapa, kurma-kurma yang nyaris busuk itu bisa "dipermak" menjadi kurma yang menarik minat untuk menyantapnya. Minyak kelapa disini berfungsi untuk memisahkan buah kurma agar tidak saling lengket satu sama lain. Setelah bentuknya menarik, tentu saja harga jualnya juga lebih tinggi dari harga kulakan yang hanya Rp 10.000/kg. Padahal kita tahu bahwa boraks sudah lama dilarang oleh pemerintah untuk ditambahkan ke bahan makanan. Karena penasaran saya pun mencoba mencari tahu fungsi atau kegunaan boraks dan apapula efek yang ditimbulkan jika kita mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan boraks. Dan akhirnya saya pun mendapatkan jawaban di sini. Boraks ternyata adalah sejenis pengawet yang bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya: a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat; c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram. Menurut tayangan suatu televisi yang saya lihat, reaksi langsung yang kita terima ketika menyantap kurma berboraks ini adalah sakit perut atau diare. Selain itu juga kadang-kadang menyebabkan badan berasa tidak enak, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas, perdarahan gastro-enteritis disertai muntah darah, badan lemah, mengantuk, demam dan sakit kepala. Pantesan pedagang kurma "nakal" ini senantiasa berpindah-pindah route keliling jualannya. Rupanya untuk menghindari komplain dari para pembeli yang menjadi sakit perut gara-gara mengkonsumsi kurma berboraks ini. Membaca kegunaan boraks dan efek samping jika kita sampai memakan makanan yang telah dicampur boraks, terus terang membuat saya prihatin sekaligus sedih. Bagaimana jika itu menimpa saya dan keluarga. Apa tidak namanya cari mati jika kita tetap mengkonsumsi makanan yang telah dicampur boraks, dalam hal ini adalah buah kurma. Demi memperoleh keuntungan yang besar, segala cara dilakukan tanpa peduli kesehatan para pelanggannya. Benar-benar luar biasa kerja para pedagang kurma "nakal" ini. Selain merugikan konsumen juga merugikan para penjual kurma jujur yang mangkal di Pasar Tanah Abang sana. Karena itulah anda patut waspada dengan kurma yang telah dicampur boraks ini. Kalo secara kasat mata memang tidak terlalu tampak perbedaan mencolok antara kurma yang masih fresh dengan kurma yang "fresh" karena diberi boraks. Hanya saja kita patut curiga jika pada biji kurma terdapat serbuk-serbuk putih, bisa jadi itu adalah serbuk boraks! Selain itu juga rasanya tidak manis atau bahkan cenderung pahit. Dari segi harga juga jauh dibandingkan harga jual di kios-kios kurma pada umumnya. Kurma yang telah diberi boraks harganya lebih murah. Nah berikut ini tips sederhana untuk membedakan agar kita tidak menjadi korban kurma yang bercampur boraks itu :
- Waspadalah dengan kurma yang berharga murah.
- Pilihlah kurma yang dikemasannya mencantumkan tanggal kadaluarsa. Kadaluarsa kurma umumnya 1 tahun.
- Pilihlah kurma dalam kemasan tertutup rapat. Masalahnya jika masa kadaluarsanya belum habis, tetapi cara penyimpanannya tidak benar, maka akan memicu munculnya bakteri pembusuk. Akibatnya rasa, aroma dan bau kurma akan mudah berubah meskipun tanggal kadaluarsanya belum habis.
- Patut waspada jika melihat serbuk putih pada buah kurma. Bisa jadi itu adalah serbuk boraks yang sengaja dicampurkan pada buah kurma.
- Bila buah kurma dibeli pada kondisi sudah terbuka, simpanlah buah kurma pada tempat yang kedap air dan udara.
- Biasakan anda menjadi konsumen yang cerdas dengan cara rajin membaca komposisi dan tanggal kadaluarsa yang ada di kemasan.
Demikian tips sederhana ini, mudah-mudahan kita bisa terhindar dari para pedagang kurma yang "nakal" ini. Kita pasti tidak ingin khan, ditengah kegembiraan kita menyambut keluarga yang pulang dari tanah suci, tetapi ada anggota keluarga kita yang lain malah lagi menahan sakit akibat mengkonsumsi oleh-oleh haji yang ternyata berborak itu. Jadi waspada dan selalu waspada adalah lebih baik! Selamat sore dan semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI