Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Diet Yang Gagal

26 Juli 2011   07:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:22 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa saya hari ini mau pamer lagi masakan saya hehehe. Tapi sebenarnya saya pamer masakan ini dengan perasaan dongkol dan mangkel. Kenapa saya dongkol? Soalnya saya ternyata telah gagal merubah pola makan suami saya. Lho koq bisa? Ya karena diet yang beberapa hari ini dilakukan suami saya, saya anggap gagal. Bagaimana nggak gagal kalo ternyata diluar suami saya makan sembarangan. Ceritanya begini pada hari Minggu kemarin suami saya menghadiri acara aqiqahan anak tetangga. Namanya juga aqiqah, pastilah hidangannya nggak jauh-juah amat dari gule kambing atau sate kambing. Saya kebetulan memang nggak ikut ke acara itu karena agak nggak enak badan (haalah alasan hehehe). Dari rumah saya sudah wanti-wanti pada suami saya agar nggak usah menyantap makanan semacam gule dan sate itu. Kalo mau makan snack atau buah aja. Toh dirumah saya juga sudah masak dan bukan gule yang biasanya penuh dengan jerohan. Ehh dasar suami saya, nggak bisa lihat makanan enak. Ternyata gule kambing itu begitu menggoda, kata suami saya. Alhasil suami saya pun menyantap gule kambing itu. Nah besok paginya saya berencana masak ikan, tapi karena nggak kebagian ikan dari tukang sayur langganan saya (sudah habis diborong orang), saya masak yang ada aja. Jadilah hari itu saya masak sayur bayam campur jagung muda, terus fillet ayam crispy sama sambal goreng bola-bola daging. Jujur menu ini sebenarnya saya khususkan untuk anak saya Darryl. Untuk suami saya kalo mau bisa saya gorengkan tempe. Dan suami saya ternyata nggak mau tempe, maunya yang ada aja. Ya sudah akhirnya makan siang suami saya tetep daging lagi, makanan yang sebenarnya coba untuk dihindari agar dietnya berhasil. [caption id="attachment_121584" align="aligncenter" width="472" caption="sambal goreng bola-bola daging"][/caption] [caption id="attachment_121587" align="aligncenter" width="472" caption="sayur bayam campur jagung muda"]

13116424741523272263
13116424741523272263
[/caption] [caption id="attachment_121593" align="aligncenter" width="472" caption="fillet ayam crispy"]
13116432131143102493
13116432131143102493
[/caption] Sore harinya sepulang kerja, suami saya cerita katanya di kantor tadi ada syukuran seorang teman yang mau pensiun. Suguhannya berupa tahu campur. Saya pun tanya "papa makan nggak?" Dengan entengnya suami saya menjawab "makan dong, enak sih!" Haduh gimana mau diet nih, lihat tahu campur aja imannya goyah. Setahu saya tahu campur itu selain tahu dan tauge ada juga jerohan-jerohannya. Itu pada sore harinya, pas malam lain lagi ceritanya. Kemarin malam teman kantor ngundang ke acara pengajian menjelan puasa. Acaranya sih seperti biasa diisi ceramah dari seorang ustad yang didatangkan dari Balikpapan. Lagi-lagi saya nggak ikut acara pengajian ini karena Danny, anak sulung saya nggak mau ikut. Ya sudah saya toh tidak mungkin meninggalkan Danny seorang diri di rumah. Jadinya papanya anak-anak itu pergi sendiri ke acara pengajian itu. Ehh ternyata ehh ternyata, disana ada acara makan-makannya pula. Menunya kali ini soto Madura. Pulangnya suami saya cerita lagi kalo habis makan soto Madura. Dan setahu saya soto Madura itu isinya ya jerohan gitu. Walah-walah ya bagaimana mau sukses dietnya wong siang malam makannya jerohan. Yang lucu lagi pagi ini. Suami saya telpon saya dari kantor. Biasa, nanya saya masak apa. Saya jawab belum masak wong saya lagi sibuk nyuci (padahal pagi tadi saya malah Ngompasiana hehehe). Apa coba kata suami saya "nggak usah buru-buru masaknya, aku nanti nggak makan siang di rumah." Saya pun nanya "emang papa sudah makan apa?" Suami saya pun menjawab "Sudah, nasi padang barusan dibelikan Pak X." Lebih lanjut suami saya berkata "aku juga bawakan buatmu, tapi nasi pecel." Welhadalah koq bisa nasi pecel itu gimana ceritanya. Suami saya pun cerita katanya tadi di mejanya sudah ada yang naruh nasi pecel (di tempat suami saya kerja ini memang orang biasa kalo membelikan sesuatu entah makanan atau barang ya ditaruh begitu saja dimeja yang bersangkutan). Haduhh tobat, saya nggak habis pikir dengan papanya anak-anak ini. Mosok malah kebalik-balik kayak gini sih. Papanya anak-anak ini khan yang seharusnya diet dan menjaga pola makan agar kolesterolnya turun. Lha ini malah saya yang dikasih makan sayur (pecel). Emangnya saya kambing disuruh makan daun-daunan. Saya pun hanya bisa bersungut-sungut sambil membatin "wis luwehlah, terserahlah, sak karepmulah, pa! (melu-melu mbahwo dotcom hehehe). Salam dari ibu-ibu yang sejak tadi pagi sewot melulu hehehe... Mumpung belum puasa jd masih afdol kalo upload foto makanan hehehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun