Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tubuh Gemuk Ternyata Belum Tentu Sehat

16 Juli 2011   07:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1310799185123622797

Beberapa hari yang lalu suami saya melakukan medical check-up di suatu rumah sakit. Kemarin sore hasilnya baru diambil dan ditunjukkan ke saya. Dan sungguh saya agak terkejut melihat hasilnya. Dari hasil medical check-up itu jelas terlihat kalau suami saya mengalami beberapa masalah kesehatan, terutama kolesterol dan asam uratnya menunjukkan angka yang cukup tinggi. Untuk asam urat, seharusnya untuk laki-laki nilai standar normalnya antara 3.4-7.0, sementara suami saya menunjukkan angka 7.3 MG/DL. Terus triglycerida-nya menunjukkan angka 211 MG/DL dari yang seharusnya dibawah 200. Dan yang terakhir kolesterolnya menunjukkan angka 217 MG/DL dari yang seharusnya dibawah 200. Walaupun saya awam dalam hal kesehatan, tapi jika sudah menyangkut tentang asam urat, kolesterol dan triglycerida, pikiran saya langsung tertuju pada masalah pola makan. [caption id="attachment_119937" align="alignnone" width="442" caption="hasil medical check-up itu"][/caption] Terus terang angka itu cukup membuat saya terkejut, apalagi hasil medical check-up untuk tiga kategori itu sama pihak rumah sakit sengaja dipertebal (distabilo). Tentu saja ini maksudnya agar menjadi perhatian bagi yang bersangkutan agar menjaga pola makannya. Selama ini saya mengira suami saya sehat-sehat saja. Suami saya memang hampir-hampir tidak pernah mengeluh akan kesehatannya. Paling-paling yang dikeluhkan hanya masalah capek atau lelah setelah seharian bekerja. Sebagai orang awam pula, saya hanya melihat dari apa yang tampak oleh mata saja. Suami saya tampak sehat, badan juga lumayan gemuk, bahkan dari hasil itu pula dapat dilihat bahwa suami saya mengalami kelebihan berat badan sekitar 5 kg. Nah karena jarang mengeluh tentang kesehatannya inilah, maka saya beranggapan suami saya sehat-sehat saja. Sementara untuk test resiko PJK (Penyakit Jantung Koroner), hasilnya pun cukup mengejutkan saya. Dari hasil test itu menunjukkan kalau suami saya termasuk orang yang beresiko terkena jantung koroner, meskipun termasuk kategori sedang. Saya sih sebenarnya berharap kalau untuk test jantung ini hasilnya rendah karena di keluarga kami memang tidak ada riwayat penyakit jantung koroner. Selain itu suami saya juga tidak merokok sama sekali. Tapi tetap saja hasil test menunjukkan angka sedang. Dan ternyata setelah saya baca baik-baik dari hasil test itu memang suami saya termasuk orang yang jarang melakukan olah raga. Jadi saya langsung berkesimpulan bahwa jarang olah raga juga beresiko akan terkena penyakit jantung koroner. Ternyata dibalik badannya yang lumayan gemuk itu ternyata suami saya mengalami masalah dalam tubuhnya. Dan sebagai istri, tentu saja itu cukup membuat saya merasa sangat bersalah. Saya kurang begitu memperhatikan pola makan suami saya. Apa yang merupakan makanan kegemaran suami selalu berusaha saya penuhi. Kebetulan suami saya adalah penggemar makanan semacam rendang, gulai kambing, dan berbagai olahan sea food. Selain itu suami saya juga gemar makan es krim dan ngemil coklat. Dari semua makanan yang sering disantap suami saya itu, ternyata justru merupakan makanan yang sangat tidak dianjurkan untuk orang-orang penderita asam urat dan kolesterol. Memang kalau dipikir-pikir semua makanan yang saya sebutkan tadi termasuk kategori enak menurut saya, tapi kalau justru akan memperparah penyakit ya apa boleh buat makanan semacam itu memang harus dihindari. Dan terhitung mulai hari ini saya berusaha merubah pola makan suami saya. Saya tidak lagi menyediakan makanan yang menjadi kegemaran suami saya. Untuk hari pertama ini saya sengaja menyediakan menu sayur sop, ikan bandeng presto dan tempe goreng. Melihat menu yang saya sajikan hari ini, suami saya langsung tampak tak berselera. Dia hanya makan ala kadarnya, tapi bagi saya tidak menjadi masalah. Demi suami tercinta, saya ingin dia tetap sehat. Apalagi saya pun juga menyodorkan macam-macam jenis makanan yang dilarang dan dianjurkan oleh dokter untuk mengendalikan asam urat dan kolesterolnya itu.  Saya juga bertekad untuk mengajaknya berolah raga, meskipun hanya olah raga ringan macam jogging saja. Dan mulai kemarin sore sepulang kerja pun, akhirnya suami saya menyempatkan olah raga ringan yang saya anjurkan itu.  Memang agak sulit untuk memulainya mengingat gaya hidup suami saya itu, tapi sedikit demi sedikit saya yakin pasti suami saya akan terbiasa. Berikut adalah makanan yang menjadi pantangan bagi penderita asam urat. Tapi ingat bahwa masing-masing orang memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap makanan. Makanan yang sangat cepat menimbulkan serangan asam urat pada satu orang belum tentu menimbulkan efek yang sama pada yang lainnya. Beberapa makanan itu adalah :

  • alkohol atau soft drink
  • melinjo dan emping
  • kacang-kacangan
  • jamur, bayam matang, dan sawi
  • daging kambing
  • jeroan dan gajih (lemak)
  • kerang-kerangan
  • bebek dan kalkun
  • salmon, mackerel, sarden, kepiting, dan udang
  • krim dan es krim

Sementara beberapa hal yang dianjurkan untuk mengurangi asam urat adalah :

  • jangan minum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih jenis ibuprofen dan lainnya)
  • perbanyak minum air putih, terutama bagi penderita yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam urat di tubuh
  • makan-makanan yang mengandung potasium tinggi, seperti : sayuran dan buah-buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt.

Beberapa hal yang saya sebutkan diatas adalah makanan yang dilarang dan dianjurkan oleh dokter yang memeriksa suami saya. Mudah-mudahan hal itu bisa bermanfaat bagi teman-teman semua. Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun