Â
Assalamuallaikum.. semangat pagi saya ucapkan kepada pembaca setia kompasiana. Â Dipagi yang lumayan cerah ini tanpa selimut kabut asap yang melanda, saya ingin berbagi tulisan tentang kota kelahiran saya yang semakin hari semakin parah keadaan sungainya. Â Sekedar anda ketahui saya tinggal di kota banjarmasin yang terkenal dengan ikon kota seribu sungai, tapi saya sedikit terusik dengan ikon itu dikarenakan melihat kondisi sungai yang makin tergerus oleh pesatnya pembangunan.
Tadi pagi saya coba jalan di sekitar lingkungan saya tinggal, di pinggiran kota banjarmasin.  Sudah lama sekali rasanya saya tidak melihat air pasang, maklum saja sekarang sudah memasuki bulan ke lima kita dilanda kemarau panjang, betapa terkejut dan sedihnya saya melihat keadaan sungai dilingkungan saya.  Sebenarnya saya sudah terbiasa melihat keadaan sungai yang penuh sampah, haĺ ini saja sudah membuat hati saya sedih, tetapi di pagi ini saya disajikan selain penuh sampah ternyata sungai yang dulunya menjadi tumpuan hajat hidup orang banyak selain airnya yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari juga sebagai jalur transportasi keadaanya sangaaat bau sekali, airnya hitam seperti peceran jangankandigunakan untuk keperluan sehari hari kita lewat saja disuguhkan bau yang menyengat.
Apa daya saya hanyalah masyarakat rendah yang tidak bisa berbuat, pernah terfikir oleh saya untuk membersihkan tapi sebesar apa sih kemampuan saya, untuk bertahan hidup saja saya sudah mengap-mengap sepeti ikan yang mau kehabisan oksigen. Â Saya harus mencari jalur lain untuk menyelamatkan sungai dan anak sungai yang ada dikota banjarmasin fari oknum yang tidak bertanggung jawab. Â Sekarang hal yang saya bisa lakukan untuk melindungi sungai dengan menanamkan kesadarsn unyuk tidak membuang sampah ke sungai, selain itu terkadang saya putar-putar kampung hanya untuk memantau kegiatan masyarakat di pinggiran sungai.
Pernah beberapa kali saya bermasalah dengan oknum masyarakat yang membuang sampah ke sungai di depan mata saya hampir saja terjadi baku hantam, tapi hal itu tidsk terjadi. Â Pernah juga ada orang madura yang buang sampah ke sungai, melihat hal itu betapa kesalnya saya, saya tegur saja supaya jangan buang sampah ke sungai, ehh malah dia marah marah pakai bahasa madura. Â Saya bilang saja ke ibu itu, seandainya banjarmasin di landa musubah banjir ibu masih enak bisa pulang ke madura, sedangkan kami mau lari kemana?? Mudsh mudahan masyarakat diberikan petunjuk oleh tuhan betapa pentingnya sungai bagi keseimbangan alam agar tidak membuang sampah ke sungai.
Kepada calon gubernur, calon walikota, lurah dan camat yang akan memimpin kota banjarmasin kedepannya tolong berikan perhatian lebih kepada sungai yang menjadi tumpuan hidup orang banyak. Â Mudah-mudahan pemimpin yang akan memimpin kalimantan selatan pada umumnya dan banjarmasin khususnya dapat mendengarkan aspirasi saya ini, Â Berkuasa tidak hanya untuk kepntingan pribadi saja harapan kami ada di pundsk kalian. Â Mudah mudahan kits semua mendapat berkah...haram manyarah waja sampai ka puting(falsafah masyarakat banjarmasin).
Â