Mohon tunggu...
Edi Sukoco
Edi Sukoco Mohon Tunggu... Wiraswasta - musik, olahraga, entertainment

Mencurahkan isi hati dengan tulisan dari pada berdiam diri tanpa gagasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Penuh Keterbatasan Kekurangan Tetapi di Rindukan

4 Juni 2020   15:39 Diperbarui: 4 Juni 2020   18:03 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disaat kita sendirian atau kita sedang melamun,merenung pikiran kita sering terbawa kemasa lalu.Masa lalu disaat kita masih kanak-kanak atau masa lalu waktu kita masih tinggal dengan kedua orang tua kita,adik dan kakak kita.

Tetapi meski dimasa lalu itu pengalaman hidup kita hanya sederhana,bahkan serba kekurangan atau cuma hidup pas-pasan banyak orang ingin kembali menikmati masa lalu itu .Terasa aneh memang hidup serba terbatas dan kesederhanaan tapi banyak yang ingin atau merindukan masa lalu.Banyak pepatah mengatakan "jangan kau melihat ke belakang tapi pandanglah  ke depan,karena harapan ada didepan kita".Tetapi pepatah itu seolah salah besar,dalam kenyataanya banyak orang ingin kembali ke belakang dan mengenang masa lalu di waktu kita masih kecil dan kekanak-kanakan.
Memang dulu kita mau jajan saja susah bahkan jarang sekali,kalaupun kita bisa jajan itupun harus berebut sama adik atau kakak kandung kita.
Mau menonton siaran tv saja susahnya minta ampun,harus lihat di tetangga dan itu rombongan sama teman-teman,kalaupun punya tv sendiri kalo kehabisan baterai atau aki(acu) terpaksa harus dimatikan dulu,karena layar tv jaman dulu biasanya kalo aki (acu) mau habis layar tv dari bawah dan atas semakin menyempit layarnya,dan harus membawa acu itu ke tukang seterum acu dulu barulah bisa menonton tv lagi.Itu saja harus menunggu minimal 2 hari baru bisa diambil.Jaman itu baru ada siaran TVRI dan layarnya hitam putih,sangat jarang tv berwarna dan tahun 1985 memang belum ada listrik di desaku.

Jaman itu permainan anak-anak memang hanya seadanya.Kelereng, pistol dari pelepah pisang,petak umpet,gobak sodor,ketapel,petasan yang terbuat dari busi bekas motor.Yang membuat saya heran apabila sehabis main sepak bola di dekat  lapangan kebetulan ada sumur,saya dan bersama teman-teman bila haus menimba sumur itu dan langsung diminum (dicucup;disosrop dalam bahasa Jawa)bersama teman-temanku,tetapi tidak pernah sakit perut.Lain lagi anak sekarang minum air mentah katanya langsung sakit perut.

Mengingat masa-masa itu terasa indah dan tidak jarang kita ingin mengulang ke masa lalu,memang terasa sedih ,haru dan bahagia,walaupun hidup dengan polos dan kesederhanaan.
Berbeda dengan kehidupan sekarang yang hidup serba gampang,internet,gadget,mau nonton siaran tv juga setiaap saat.
Dan kehidupan sekarang lebih maju teknologinya,mau akses apa saja sudah tersedia,tetapi itu semua bukan jaminan untuk kita bisa melupakan waktu masa lalu.Karena kenangan tidak mudah untuk dihapus dengan kemewahan,dan kemajuan teknologi.

Kini jarak dan waktu sudah memisahkan kita semua,memisahkan dengan kedua orang tua kita,memisahkan dengan adik dan kakak kita,memisahkan sahabat kita waktu kecil.Semua berlalu,semua berjalan dengan kehidupan masing-masing.Semoga orang tua kita dimasa senjanya selalu diberikan kesehatan dan umur panjang.Buat saudaraku semua semoga kehidupan kita lebih berarti dan bersyukur karena masa lalu yang membuat kita bisa menatap masa sekarang ,walaupun kita sekarang sudah tidak hidup bersama dalam dekapan orang tua kita.Tetapi kita percaya orang tua kita selalu menjadi selimut bagi anak-anaknya.

Siapa yang sering merindukan masa lalu,tentu kita semua pernah rindu dengan masa itu.Silahkan renungkan dan coba ingat masa lalu anda,mungkin terasa sedih tetapi kesedihan itu akan membuat anda tersenyum.


-my flashback 1985an-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun