Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Kenangan Menjalani Puasa 20 Jam Sehari di Rotterdam Belanda

7 April 2022   06:26 Diperbarui: 7 April 2022   16:08 2592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersantai sore hari di taman Het wilayah Niewe Werk Rotterdam | Dokumentasi pribadi

Ramadan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia tak terkecuali umat muslim khususnya di Rotterdam Belanda. Sebuah kota pelabuhan, berarsitektur paling mutakhir dan merupakan kota terbesar kedua setelah Amsterdam Belanda.

Rotterdam sebuah kota  berpopulasi sekitar 1 juta jiwa sejak 2009 dipimpin oleh seorang wali kota bernama Ahmed Aboutaleb. 

Ia merupakan seorang Belanda keturunan Maroko. Satu-satunya wali kota muslim di Belanda ini juga dianugerahi sebagai salah satu wali kota terbaik dunia 2021. 

Ia memimpin penduduk dengan keragaman tinggi, karena hampir 175 dari kebangsaan yang berbeda mendiami kota yang berada di Zuid Holland (arah selatan). Rotterdam kota pelabuhan yang memiliki banyak taman kota yang indah. 

Hampir 50 persen penduduknya adalah migran di antaranya berasal dari Turki dan Maroko dengan penganut muslim nya mencapai 25 persen dari keseluruhan populasi yang ada.

Keluyuran sore hari ditaman kota Rozenburg Kralingen tidak jauh dari Erasmus Universiteit Rotterdam | Dokumentasi pribadi
Keluyuran sore hari ditaman kota Rozenburg Kralingen tidak jauh dari Erasmus Universiteit Rotterdam | Dokumentasi pribadi

Kebetulan penulis pernah menjalani ibadah puasa di Rotterdam di tengah puncak musim panas. Sampai di titik tersebutlah dirasakan beratnya muslim di Belanda menjalankan ibadah puasa di saat waktu malam yang sangat singkat hanya sekitar 4 jam, sedangkan durasi waktu siang mencapai 20 jam.

Waktu subuh saat itu sekitar pukul 02.00. Waktu tersebut sudah menjelang fajar (seharusnya masih awal dini hari). Sedang matahari musim panas tersebut baru akan beranjak keperaduannya pada pukul 10 malam. Untuk itu diperlukan komitmen sangat kuat untuk dapat menjalankan ibadah puasa di negeri kincir angin tersebut.

Summer atau musim panas di Belanda semua agenda dan kegiatan masih tetap berjalan normal. Artinya sepanjang bulan puasa tidak ada pengecualian untuk kita yang sedang menjalankan ibadah dalam kegiatan formal baik bekerja maupun sekolah.

Mesjid Essalam yang berada di Vredesplein 7 dan berada di sekitar stadion Feyenoord Rotterdam Belanda | Dokumentasi pribadi
Mesjid Essalam yang berada di Vredesplein 7 dan berada di sekitar stadion Feyenoord Rotterdam Belanda | Dokumentasi pribadi

Seperti jadwal harian dalam pembelajaran di kampus tidak ada yang berubah. Aktivitas belajar mengajar tetap akan dimulai tepat pukul 9 pagi sampai dengan pukul 5 sore. 

Sangat beruntung penulis berkesempatan pernah mengenyam pendidikan di sebuah negeri di mana berbagai bentuk keterlambatan dan kecurangan adalah perbuatan yang sangat memalukan serta semua hal harus dikerjakan dengan sangat detil dan terukur. 

Sampai penulis menyimpulkan pantaslah negeri mungil di Eropa Barat ini dapat menjadi bangsa dengan inovasi yang unggul dan sangat maju saat ini.

Hidangan makanan berat untuk berbuka puasa yang dikerjakan bersama | Dokumentasi pribadi
Hidangan makanan berat untuk berbuka puasa yang dikerjakan bersama | Dokumentasi pribadi

Sekadar contoh jika di tanah air tercinta Indonesia bagian barat setelah kita kembali dari aktivitas kerja atau kampus jam 5 sore itu berarti kurang dari sejam ke depan kita akan segera berbuka puasa saat pukul 6 sore. Tetapi hal tersebut akan sangat berbeda saat di Belanda karena harus menunggu selama 5 jam ke depan sampai tiba waktu berbuka puasa. 

Di saat badan terasa sangat lelah biasanya di pukul 7 sore aku berusaha merebahkan diri sekedar untuk dapat beristirahat sejenak dari aktivitas harian menunggu untuk buka puasa pada pukul 10 malam. 

Biasanya tirai gorden jendela ku tutup rapat demi menghalangi sinar matahari yang masih bersinar terik masuk ruangan. Itu adalah salah satu upaya untuk dapat menikmati istirahat menjelang waktu maghrib yang masih 3 jam ke depan. 

Tetapi tetap saja biasanya tidak mudah bagi tubuh untuk menerima kondisi dapat istirahat total seperti malam hari dikarenakan jam biologis tubuh seharusnya masih harus tetap beraktivitas seperti siang hari di luar sana.

Sore hari bersama kolega setanah air di taman Zuider Park Rotterdam | Dokumentasi pribadi
Sore hari bersama kolega setanah air di taman Zuider Park Rotterdam | Dokumentasi pribadi

Biasanya untuk mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa yang panjang, terkadang kami bersepeda menuju taman-taman sekitar kota. 

Taman yang luas dan tertata apik sangat menggoda untuk dinikmati sambil melihat bagaimana keceriaan aktivitas orang-orang Rotterdam Belanda menikmati musim panasnya.

Di taman terbuka biasanya kegiatan keluarga Belanda melakukan berbagai aktivitas di antaranya barbeque, membaca buku, menulis, berolahraga ringan bersama atau sekedar minum dan duduk santai menikmati senja di taman kota yang tertata cantik, dan di bagian tertentu penuh tanaman bunga aneka warna.

Bersantai sore hari di taman Het wilayah Niewe Werk Rotterdam | Dokumentasi pribadi
Bersantai sore hari di taman Het wilayah Niewe Werk Rotterdam | Dokumentasi pribadi

Menjelang berbuka, untuk pelajar sepertiku juga harus menyiapkan segala sesuatunya terlebih terkait makanan yang akan disantap baik untuk berbuka maupun makanan berat setelahnya. 

Jangan sekali-kali kita membayangkan di saat sore menjelang berbuka akan banyak orang berjualan berbagai jenis juadah puasa Ramadan seperti di Indonesia. Ingatan demikian biasanya dengan segera muncul secara tiba-tiba. 

Sering terbayang aneka jajanan pasar yang selalu menggoda selera seperti kolak hangat, cendol, air rujak disertai dengan berbagai jenis gorengan dan aneka minuman beraneka warna di pinggir jalan yang dapat dengan mudah kita temui dan dapatkan dengan harga terjangkau. 

Ah...indahnya tinggal dan berpuasa di tanah air..! Biasanya langsung terlintas di benak saat itu.

Bersepeda di taman melepas penat sejenak di sore hari | Dokumentasi pribadi
Bersepeda di taman melepas penat sejenak di sore hari | Dokumentasi pribadi

Untuk merasakan kuliner tanah air dengan rasa otentik tentu hanya dapat ditemukan saat menghadiri pertemuan silaturahmi Warga Negara Indonesia (WNI). 

Pengajian atau arisan bulanan sering diadakan oleh perantauan Indonesia di Belanda. Biasanya masing-masing membawa aneka masakan dari rumah untuk kemudian disantap bersama. 

Berbagai menu lebih lengkap lagi dapat kita temukan saat diadakan acara resmi seperti agenda Pasar Malam di kota Den Hag tentunya semua harus ditebus dengan harga Euro.

Tetapi dapatlah dikatakan Rotterdam adalah salah satu kota yang sangat ramah muslim. Di sini akan dengan mudah kita temukan toko daging halal yang dimiliki oleh warga keturunan Turki dan Maroko yang biasa disebut dengan slagerij. 

Potongan daging bersih baik ayam maupun sapi disajikan dengan ukuran tertentu dan siap masak. Di kota ini juga akan sering kita liat toko yang menjual kapsalon halal. 

Sejenis makanan kentang goreng dengan banyak irisan daging panggang hangat ditambah berbagai irisan sayuran segar dan keju yang dilelehkan dengan toping saus agak pedas atau dengan perasa bawang putih.

Saat menjalankan puasa di Belanda tentu tidak akan kita temui suara bedug atau ramainya bunyi pengeras suara dari menara masjid yang ada sebagai penanda berbuka atau sahur. Semuanya berdasarkan jarum jam yang telah ditentukan oleh pihak yang mempunyai otoritas untuk hal tersebut.

Sesaat memasuki berbuka puasa pukul 10 malam langit kota Rotterdam berubah menjadi gelap karena matahari baru mulai tenggelam. 

Setelah berbuka puasa dan dilanjutkan dengan menyantap makanan berat kita kemudian akan bersiap melaksanakan salat Isya dan Tarawih yang biasa dimulai pukul 11 malam.

Pilihan tarawih di kota Rotterdam selain di mesjid Nasuha milik ISR (Indonesische Stichting Rotterdam) yang biasa dilakukan oleh pelajar dalam jumlah sangat terbatas. 

Untuk mendapatkan suasana jamaah yang lebih ramai biasanya penulis memilih beribadah di masjid Turki Mevlana atau mesjid Maroko An Nasr Rotterdam.

Menurut pengalaman penulis jika saat beribadah di Mesjid Maroko rasanya seperti beribadah di tanah air, karena melihat banyak orang yang berpakaian seperti di negeri jazirah Arab dan hampir semuanya menggunakan bahasa Arab. 

Sedang di masjid Turki akan kita temui banyak orang berpakaian formal dan di antaranya banyak yang mengenakan jas lengkap dan pengumuman di luar peribadatan sering diucapkan  dalam bahasa Turki.

Akhir dari semuanya adalah tetap saja Indonesia merupakan tempat tinggal yang sangat diberkahi di mana waktu siang dan malam tidak terlalu berbeda dan dengan iklim yang nyaman untuk ditinggali. Meskipun dengan berbagai kekurangan di sana sini yang masih harus kita perbaiki bersama-sama.

Sambas, 7 April 2022

JAN BESTARI

# Serpihan Kenangan Teroka Benua Biru#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun